1

3 1 1
                                    

Kukuruyuk......
Mata ini terpaksa aku buka untuk memulai hari yang baru walau terus sama dengan hari yang lainnya. Tatapanku tertuju pada jendela kayu yang hampir habis digerogoti oleh para rayap nakal.

Kubiarkan tubuh ini berdiri dan kemudian membuka kain yang menutupi jendela itu. Untuk memberi kesempatan pada cahaya sang surya masuk kedalam ruangan, yang bisa dibilang seperti bekas gudang.

"Selamat pagi diriku", itulah kata yang biasa ku ucapkan disetiap pagi. Dalam hatiku, aku ingin sekali menyapa seseorang disetiap pagiku. Namun apadaya, tak ada seseorang yang bisa kusapa, dan mungkin juga tak ada yang mau untuk kusapa.

"Ya tuhan, aku sampai lupa. Aku kan belum merapihkan ruangan ini. Aku saja belum mandi, gimana ini", ucapku sambil menepuk dahiku yamg penuh keringat.

Aku segera mengambil sapu dan kemudian menyapu ruangan kecil ini. Setelah selesai menyapu, aku segera mandi untuk siap-siap pergi kesekolah.

Ruangan ini kujadikan tempat untuk menumpahkan semua rasa lelah, sedih, dan bahagiaku. Sebenarnya, ruangan Ini terletak dibagian bawah rumah mewah milik orang tuaku. Dirumah itu hidup ayah, ibu, ka hana dan daniel adikku yang paling kecil. Aku tak tau kenapa mereka tidak mengakui diriku sebagai anggota keluarga. Ya...beginilah hidupku. Mungkin, karena rupaku yang bisa dibilang jelek atau karena aku.... Sudahlah,  aku tak mau tenggelam dalam kesedihan.

***

Krek..
Kubuka pintu kayu ini dengan semangat. Dengan PD nya kuberjalam keluar dari ruangan bawah tanah ini. Ku telusuri jalan2 kota untuk sampai disekolah gratisan. Ya, aku menuntut ilmu disini. Dimana banyak anakanak yang kurang mampu. Walau aku anak orang kaya, tapi orang tuaku menaruhku disekolah ini dan saudaraku yang lain disekolahkan di sekolah paling mahal dikota.

"Hei teman!! Ada anak malang disini", ucap aari dari kejauhan. Semua orang langsung menatapku dengan tatapan sinis. "Hahaha.... anak malang..anak malang....anak malang", semua orang mentertawaiku dengan sorakan kompak. Diriku hanya terdiam dan terus berjalan menuju kelas dengan kepala yang tertunduk. Mungkin diriku diam, tapi hatiku terus menjerit jerit dan menangis. Ya tuhan kenapa hidupku seperti ini....:'(

!CUKUP!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang