"Hoi, udah pada datang gue ga disamperin" dumel Audy karena kesal melihat kakaknya dan sepupunya yang sudah berkumpul di home teater nya. Mereka memang sudah janjian untuk menonton serial The Hunger Games : Mockingjay 2 bersama-sama di hari rabu ini.
"Lah kuping lo makanya jangan disumpel mulu sama headset, budek kan lo jadinya. Gue udah ke kamar lo tau" balas Reinhard, sepupu nyaAudy yang mendengar itu jadi keki sendiri, "Gausah ngomongin gue budek juga kali"
Ya, perdebatan mereka hanya sampai disitu karena sudah tidak ada lagi yang membalas omelan Audy, mereka hanya fokus pada film Mockingjay 2 yang sebentar lagi akan dimulai. Di ruangan itu ada 6 orang, 4 orang laki-laki dan sisanya perempuan. 2 kakak Audy yang bernama Deno dan Daffa, 1 sepupu menyebalkan nya yang bernama Reinhard, 1 lagi sahabat nya bernama Radit dan sepupu perempuannya bernama Adis.
"Ah gila, udah penasaran banget gue nungguin lanjutan nih film. Mas Daffa dapet dari mana sih? Download sendiri ya?" tiba-tiba Adis nyeletuk bertanya ke Daffa.
"Enggaklah, sayang kuota gue kalau download sendiri hehe. Biasa, di kampus kan banyak anak bandar film, mintain aja deh"
"Ada yang suka drama Korea nda Mas? Kalau ada kan mayan tuh, bisa nambah-nambah koleksi drama gue"
"Gatau, ada kali ya temen gue tuh cewe-cewe sering gue denger mereka lagi ngomong Korea-an. Napa? Lo pasti mau nyuruh gue mintain drama nya kan? Ga ah, malesin banget"
"Dasar, pelit banget jadi orang" jawab Adis kesal dengan Daffa, Daffa hanya cengengesan menanggapi sepupu nya.
Ditengah perdebatan itu, Audy sudah bertanya-tanya kenapa Radit sudah ada dirumahnya. Soalnya, seingat Audy dia sama sekali tidak mengajak Radit menonton drumahnya sekarang. Lagipula, dari mana coba Radit tau kalau dia dan sepupunya sudah janjian mau menonton film. Ah, Audy mengingat sesuatu kalau Radit ini kan sudah berteman dengan Reinhard dari lama, mungkin saja Reinhard yang memberitahunya. Tetapi, dia tetap sibuk menanyai Radit yang hanya dijawab ala kadarnya oleh Radit.
"Berisik dih lo Dy, gue lagi fokus sama Jennifer Lawrence alias Katniss Everdeen kesayangan gue nih, hawt banget gila. Apalagi kalau rambutnya dikepang, beuhhh" jengah sudah Radit direcoki Audy, dan Audy pun membalas Radit dengan timpukan bantal.
Deno yang dari tadi diam, menegur adik-adiknya yang memang ganggu banget, "Diem deh bocah-bocah, gue mau nonton film dengan tenang dan sejahtera, lo semua pada berisik tau"
"Duileh tau deh yang udah tua"
"Nonton sendiri sana kalau mau tenang"
"Nurut aja gaes sama yang tua, nurut"
"Oh secara tidak langsung dia sadar kalau dia emang paling tua"
Seruan-seruan itu muncul langsung berbarengan menanggapi omelan Deno yang memang paling tua diantara mereka, Dia sudah bekerja.
"Lah yang penting muka gue masih sebelas duabelas sama Finnick noh" balas Deno tenang-tenang saja diolokin tua, karena ya memang dia merasa paling tua. Whehehe.
"Anjir, pedean banget Mas Denok. Lubang hidung aja kagak mirip mas" ujar Audy santai, yang membuat semua orang di dalam situ tertawa, ya kecuali Deno sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana?
Teen FictionKamu hanya lah sebuah ilusi bagiku Kamu tidak pernah melihatku layaknya kamu yang tidak pernah melihat udara Kamu hanya lah kelemahanku Tapi, berkat kamu, jadilah aku yang lebih kuat Berkat kamu, aku belajar untuk tidak membuat kesalahan untuk kedua...