Chapter 1

163 15 20
                                    

Amanda's POV

Matahari pun mulai bersinar memancarkan keindahannya yang menyenangkan hati karena tentunya tidak hujan dan aku bisa ke sekolah dengan aman._.

Pukul 05.00 aku terbangun dengan wajah yang jelek dan meringis kesakitan karena..


kaki ku keram.

"Awwwww..... Maaaaa.... Bangggggg...... Sakit woyyyyyy..... duhduhhhhhhh" teriakku dari dalam kamar seperti sedang melahirkan.

"Kenapa sayang??" teriak mama dari bawah terdengar seperti sedang tergesa-gesa. Begitu juga Bang David yang tiba-tiba muncul saatku membuka mata.

"Keram banggg... Maaaaa keraammmm" ringisku. Lalu perlahan keram yang mengganggu awal pagi yang cerahku mulai hilang karena bantuan abang.
"Makasih bang" ucapku. "gak masalah kok, bi" balasnya. Bi? Okeh listen carefully, bi itu maksud dari abang buat ubi. Ya benar aku dipanggil ubi.

Akhirnya dengan berat hati dan berat badan, aku bangun dan bersiap-siap ke sekolah.

Tanpa kusadari waktu sudah menginjak pukul 06.30 dan artinya aku harus otw sekarang. "Ma.. bang.. pergi dulu ya" teriakku. "Gak makan dulu sayang?" kata mama. "Gak ma, udah telat."

-------

Hari terakhir ujian akhir semester berlangsung pada hari ini. Aku langsung masuk ke ruang ujianku dan duduk di sudut kanan paling belakang. Tuhan selalu mengerti akan diriku yang tentunya kalo ujian pengennya di belakang dan Ia mengizinkannya. Hehe. Namun, ada dosa yang harus ku tanggung, aku tahu itu.

"Enak bingits lo ya, tiap ujian pasti dapet tempat di belakang." kata Bella. "Iya dong. Tuhan selalu denger doa gue" kataku. "Yaelah, orang laen doa biar bisa ngejawab soal, nah elo doa biar duduk di belakang. Semerdekalu deh, Da." celetus Bella yang mendapat tempat duduk paling depan di ruang ujian sebelah karena namanya berada setelah namaku berada di daftar nama kelas.

Ujian pun berlangsung dengan tenang namun sesekali ada bisikan para makhluk gaib yang masa depannya terlihat suram. Aku hanya mengandalkan kuasa YME dan smartphone yang ku gunakan untuk google hihi. Juga sebagai bala bantuan untuk teman-teman yang berada di ruang lain dalam bentuk grup BBM.

Akhirnya ujianpun selesai. Aku hanya bisa pasrah dengan apa yang ku jawab di lembar jawaban. Setelah menyerahkan lembar ujian pada pengawas, aku segera ke tempat duduk dan berdoa lalu langsung keluar ruangan. Aku menunggu 3 manusia yang ku benci sangadh namun karena sesuatu dan lain hal ku cinta mereka.

Mereka yaitu pertama si Bella Gabrielly yang tingginya kek tiang, cantik begete, penggemar cogan, namun tak bisa muvon dari lelaki yang bernama Bian Nathaniel.

Yang kedua yaitu Kezia Cristina, manusia lebay tak terhingga, kealayannya mencapai langit ke tujuh dan kehebohannya akan sesuatu memecahkan rekor dunia. maap ye kelebihan. yang satu ini unyu, suka ngelawak, dan matanya tak berpaling dari makhluk yang bernama Cliff Stevanus.

Dan yang terakhir yaitu Theresia Jessica, namanya sih girly namun orangnya tidak. Penggemar bola besar memantul. ya basket. tak tahu siapa yang disukainya hingga detik ini, jahil, baek tntunya, jago nyanyi ama gitar, and agak laki dikit wkwkwk.

Okeh next.

"Woy cabe, gimana ujian tadi?" tanya Kezia. Kami bertiga yang mendengar hal itu kompak menjawab "lo cabe diem!" sambil menempelkan jari telunjuk kami ke mulut Kezia dan memasang wajah bak pemain film. Kezia pun menatap kami jijik sembari menyingkirkan jari kami, lalu berkata "khalian tuh aphaphaan seeh" penyakitnya sudah muncul saudara2 sekalian.

"Udah udah sstttt, pulang aja ayok" ajak Echa yaitu Theresia. "Yowes" kataku sembari berjalan menuju gerbang sekolah.

~

"Bangke" kataku memasang wajah kesal terhadap seseorang yang menambrakku. Makhluk halus yang menabrakku pergi tanpa mengucap kata 'maaf'
"Mike!!! Bangke!! Gile lu njir! Micheosseo!" teriakku. Ya, makhluk halus itu adalah Mike si ulat berbusa, yakali ulat, berbusa lagi. Mike hanya menatapku tertawa terbahak dan melambaikan tangannya. Yawla ku benci dia.

-------------

A/N:

Makasihhh yang udhh mau baca ye... vommentnya jgn lupa hihi~~
See u next chapter, laflaf...❤

Our Feelings Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang