Namaku Alexis Rizka Pratama, kalian bisa memanggilku Lexis. Aku gadis belia berusia belum genap 14 tahun. Aku seperti gadis pada umumnya. Aku gadis biasa berpenampilan kasual. Aku bisa dibilang cuek soal penampilan. Aku selalu mengenakan kaos dan celana santai bila di dalam maupun di luar rumah.
Kalian pasti bertanya-tanya! Keluar rumah pakai kaos dan celana santai? Ya, itulah aku. Aku tidak memperdulikan orang-orang mengejek bahkan mencela penampilanku. Karena bagiku, orang yang menyayangiku akan senantiasa menerimaku apa adanya.
Jika bertanya soal keluarga, aku malas sekali bercerita tentang keluargaku yang (bagiku) tidak ada istimewah-istimewahnya. Aku memiliki keluarga yang bisa dibilang besar. Aku masih memiliki Nenek, namun tidak untuk Kakek. Karena, beberapa tahun yang lalu Kakek sudah pergi ke surga. Aku juga memiliki Om, Tante, Padhe, Budhe, Sepupu, bahkan Keponakan. Biasanya keluargaku akan berkumpul dirumah Nenek saat Lebaran tiba.
Untuk keluarga kecilku, terdiri dari Papah (tiri), Mamah (kandung), dan Adik perempuan. Yah, aku memang memiliki Papah tiri, tapi aku sangat menghormatinya. Ia menyayangiku seperti Ia menyayangi anak kandungnya, yaitu Adikku. Kalau Mamah, jangan tanya! Aku sayang sekali padanya. Aku selalu berterimakasih padanya yang sudah melahirkanku. Walaupun aku kadang nggak nurut sama Mamah, aku sayang sekali sama Mamah. Nah, ini dia adikku! Namanya Fanya Dwi Anugrah, panggil saja Fanya. Fanya ini usianya beda jauh sama aku. Fanya berusia belum genap 5 tahun, berarti beda 9 tahun sama aku. Yah, mikha lahir dari pernikahan Mamah dan Papah (tiri). Aku kadang bingung Fanya ini Adik kandungku bukan? Kalau Adik tiri, kita ini satu Ibu. Berarti kita masih sedarah. Namun kalaupun kandung, kita beda ayah. Aku benci sekali pada Mamah yang (menurutku) pilih kasih pada Fanya. Fanya selalu diunggulkan, kadang aku juga merasa iri. Namun apalah daya aku, aku hanya seorang anak tanpa Papah (kandung).
Ayah, satu orang selalu ingin aku temui di dunia. Yah, aku ingin sekali bertemu ayah (kandung). Aku ingin merasakan sentuhan, pelukan dan kasih sayangnya. Namun apalah daya aku, bila yang diinginkan sudah pergi menghadap yang Maha Kuasa. Kata Mamah, Ayah pergi saat usiaku kurang dari 3 tahun. Sebelum pergi Ayah menderita penyakit Komplikasi Jantung Liver Ginjal. Mungkin, dengan perginya Ayah. Ia sudah tak merasakan sakit lagi.
Setiap ada kesempatan, aku selalu berdoa untuk bisa bertemu dengannya lewat alam mimpi maupun dunia nyata. Tapi setelah difikir-fikir kalau Ayah menemuiku didunia nyata, apakah Ayah menemuiku dengan pakaian kain kafan yang atas kepalanya diikat kaya lontong alias Pocong. Oh... no!!!