Aku mau ngasih warning dari chapter ini. Warning : ini bukan sasnaru tapi itanaru, dan tidak akan ada perubahan pairing disini. Terimakasih
..
.
Hari ini Deidara dan Naruto berangkat terlalu pagi. Mereka memilih meninggalkan Karin sendiri karena menurut mereka Karin terlalu lama berada di kamarnya. Sedang menurut Kurama, Karin memang sengaja karena ingin berangkat bersama dengan sang kekasih tercintanya."Naru siang ini kita akan maka siang bersama-sama, kaasama sudah membawakan kita bento yang cukup untuk kita bertiga" Deidara berpesan pada Naruto yang kini akan melangkah pergi menuju kelasnya.
"Aku akan di perpustakaan siang ini seperti biasanya, Dei-nii tak perlu repot-repot" Naruto hanya menjawab dingin.
"Aku tak peduli, siang ini aku akan menjemputmu anak nakal" Deidara mengacak tatanan rambut Naruto lalu menlangkah pergi sambil terkikik pelan.
Naruto hanya terdiam sebentar lalu merapikan rambutnya kembali. Setelah dirasanya rapi ia langkahkan kakinya pelan menuju kelasnya. Banyak pasang mata yang memperhatikannya sepanjang koridor. Ia tak begitu memperdulikannya, sejak dulu seluruh Namikaze memang memiliki aura yang memikat orang lain.
Di kelas Naruto hanya dapat duduk diam membaca. Tak banyak yang mau berteman dengannya. Hanya satu dua siswa yang ia rasa cocok menjadi temannya. Ia tak tahu mengapa banyak siswa yang membencinya. Naruto tak ingat pernah menjadikan musuh diantara mereka. Bahkan kebanyakan dari mereka baru mengenal Naruto saat di High School.
"Hei Naru, apakah kau sudah mengerjakan tugas bahasa inggrismu?"
"Hn, kau bisa melihatnya sendiri Kiba. Bukunya berada tepat didepan matamu" siswa yang ia panggil Kiba hanya dapat tersenyum konyol lalu segera mengambil buku tugas milik Naruto.
Naruto kembali menekuni novel yang ia baca setelah Kiba kembali ke bangkunya. Merasa bosan dengan novel yang ia pegang, ia lemparkan pandangannya pada jendela kelas yang kini menampakkan langit biru berawan. Hingga sebuah suara mengintrupsi lamunannya.
"Naru" Naruto sempat terkejut namun dapat ia tutupi dengan sempurna.
"Ada apa Kyuu?"
"Apa yang ku ambil, ku kembalikan hari ini" Naruto menaikkan alisnya sedikit. Ia tak menyangka akan secepat ini. Baru satu bulan yang lalu ia bertanya pada sang rubah. Kini sang rubah mengabulkan permintaanya, tak dapat dipercaya.
"Tentu saja silahkan, semakin cepat semakin baik" Naruto menutupi wajahnya dengan novel miliknya sebagai kamuflase. Hal ini dilakukan agar tidak ada yang tahu ia sedang berkomunikasi dengan sang dewa rubah.
"Tetapi"
"Tetapi?" terdapat jeda yang cukup panjang disini.
"Aku akan mengembalikannya perlahan Naru, kau tak keberatan bukan?"
"Keberatanpun tak akan mengubah apapun bukan?" Naruto hanya berbisik pelan, membiarkan angin membawa bisikan itu kepada sang dewa rubah.
"Aku tahu kau akan menjawab itu gaki"
"Hn" Naruto hanya menggumam sebagai balasannya.
"Terimakasih Naru"
Setelah itu hening. Suara sang rubah menghilang bersamaan dengan masuknya sang wali kelas yang akan mengabsen kehadiran siswa hari ini. Naruto memikirkan maksud dari sang rubah. Sejujurnya ia tak begitu mengerti, tapi ia akan bersabar. Semua pasti akan terjawab nanti.
.
.
.
Siang ini, Deidara benar-benar menjemput Naruto di kelas. Tanpa ba bi bu ia langsung menyeret Naruto. Tak peduli suara protes Naruto, Deidara tak ingin acara makan siang bersama mereka kembali gagal seperti sebelum-sebelumnya. Ia membawa Naruto menuju taman sekolah. Disana sudah ada Karin dan pacarnya Suigetsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Merah
FanficSetiap manusia diciptakan berpasangan. Mereka pasti memiliki benang merah takdirnya. Tidak ada yang mengetahui kepada siapa benang merah tersebut terhubung. Kita hanya bisa menebak-nebak saja, jadi serahkan saja semuanya pada takdir. Karena takdir i...