Lox POV
Karena memang beberapa hari ini Aaron sudah menemaniku beserta dengan Harpher di rumah. Membuat dirinya meminta izin pulang karena harus pergi ke clubnya, dan berjanji untuk datang pada esok harinya. Hal itu tentu saja membuatku menjadi bosan karena tak ada kekasihku yang menemani.
Namun karena kewajibanku masih harus di kerjakan, yaitu menjaga dan mengurus Harpher, membuat aku yang ingin bermalas-malasan harus bertanggung jawab akan keponakanku. Mungkin hari ini aku bisa mengajak Harpher ke Mall, dan membawanya ke area bermain yang berada disana. Namun sebelum itu aku harus memandikannya terlebih dahulu.
"Harpher," panggilku ketika gadis kecil berusia lima tahunan itu sedang menonton dengan serius. Ia menoleh padaku, "Yes Aunty?"
"Mari mandi dulu yuk. Kamu mau ikut aunty ke mall, kan?" Matanya membulat, ditambah pipinya yang mengembang karena tersenyum. "Tentu saja aku mau, Aunty. Apakah boleh Harpher membeli boneka Queen Elsa?"
Aku mengangguk sebagai jawaban. Sementara Harpher berseru senang, aku membantu dalam memudahkannya untuk membuka baju.
Menyalakan air pada bathub. Aku mengambil sabun mandi cair, dan memasukannya ke dalam sehingga membentuk busa-busa putih yang menggumpal. Tampaknya keponakanku itu senang sekali karena akan bermain air.
Sebelum Harpher masuk ke dalam bathub. Aku memandikannya lebih dulu agar bersih, sehingga ia dapat bermain di dalam sana lebih lama. Lalu, ketika benar-benar bersih, Harpher pun akhirnya masuk ke dalam bathub dan berseru girang. Aku mengambil tempat duduk kecil, dan mulai menggosokkan tubuh Harpher dengan pelan.
"Auwww, geli Aunty hihihi..." Harpher tersenyum geli ketika aku menggosok ketiaknya. Sesudah Harpher puas mandi, aku mengeringkan tubuhnya dengan menggunakan handuk.
Lalu handuk tersebut ku lilitkan di antara dadanya, dan kami berdua kini sudah berada di kamarku dengan pendingin ruangan yang masih menyala. Kontan saja Harpher kedinginan, membuatku menyuruhnya untuk duduk di atas kasur, sementara aku mencari pakaiannya yang berada di koper.
Setelah menemukan baju yang pas untuk Harpher, karena memang sehabis ini kami akan jalan-jalan. Membuatku yang sudah membawa pakaian ini lansung menghampirinya. Tiba-tiba saja aku terkejut dan melototkan mata pada keponakanku itu.
"HARPHER!" sentakku yang membuatnya langsung terkejut karena suaraku yang meninggi ini. Aku berjalan menghampirinya dan mengambil handycam yang ia pegang. "Kenapa ini ada di kamu?!"
Ku lihat air di matanya sudah menggenang dan hendak menangis. "Maafin aku, aunty hiks hiksss." dan akhirnya dia menangis karena melihat amarahku ini. Tentu saja aku marah bukan main. Masalahnya ini adalah handycam berisi video yang tidak benar. Dia masih kecil dan sangat bahaya apabila dia menonton.
Namun setelah handycam tersebut di balik, aku melihat video sewaktu keponakan Aaron yang sedang merayakan ulangtahun-nya terputar. Aku bernapas lega.
Jujur saja aku tak mau ada yang melihat handycam ini. Apalagi keponakanku yang masih kecil. Aku mendekap Harpher ke dalam pelukanku. "Maafin Aunty ya sayang. Aunty hanya tidak mau Harpher membuka barang milik orang lain. Karena itu tidak sopan dan juga sangat tidak baik. Apa Harpher mengerti?" Dia mengaggguk sambil sesenggukkan.
***
Setelah tadi aku memarahi keponakanku itu, aku langsung mengajaknya ke Mall. Ini bukan karena aku menyogoknya, melainkan karena aku sudah berjanji lebih dulu padanya. Dan sekarang kami tengah sampai di sebuah Mall di pusat kota. Aku langsung mencari parkiran begitu sampai di dalam Mall yang ku datangi ini.
Sesudah dapat, aku langsung mematikan mesin mobil. "Harpher tunggu sebentar. Biar Aunty yang membukakan pintu, ya." Harpher mengangguk dan aku langsung memutar mobil lalu membukakannya pintu.
Mengunci mobil. Pun akhirnya kami berjalan masuk ke dalam dan mencari restaurant lebih dulu. Sepertinya outfit kami tampak catchy dan serasi. Terbukti dari crop top hitam untuk atasan, sementara bawahan kami ialah short jeans berwarna putih. Sementara untuk sepatu kami berdua sama-sama memilih sneakers putih berlabel adidas.
Well, akhirnya kami sampai juga di restaurant. Karena kami tidak mau makan makanan terlalu berat, maka aku dan Harpher memutuskan untuk memesan kue saja. Aku mencari tempat duduk di pinggir kaca. Kemudian menyuruh Harpher duduk, di ikuti aku juga. Pelayan mengampiri kami dan memberikan menu makanan.
"Saya pesan satu chocolate muffin with orange sauce dan satu slice strawberry cake ya. Untuk minumannya kami berdua sama-sama pesan chocolate milk shake."
"Baik Miss, apa ada lagi yang ingin di pesankan?" Mengingat kakak kembarku yang lumayan rakus itu selalu merasa lapar, membuatku memesan kembali. "Uhm, saya ingin menambah chocolate muffin lagi deh 2, namun di bungkus ya."
"Baik kalau begitu mohon di tunggu sebentar selama 5 menit ya, Miss." kata pelayan tersebut membuatku mengangguk. Tak lama pesanan kami pun datang. Kami langsung menyantapnya dengan penuh kenikmatan. Baru saja aku hendak meminum minumanku, ada seseorang yang menepuk pundakku.
"Hei!" serunya dengan tersenyum lebar. Rambut rambut tipis yang memenuhi dagunya semakin membuatnya terlihat tampan.
Aku berseru kaget, "Ryan? Bagaimana kau bisa ada disini?" baiklah sepertinya pertanyaanku agak sedikit membingungkan. Maksudnya, ya dia bebas pergi kemanapun yang dia suka. Namun yang jadi persoalan ialah, mengapa dia berada di restaurant yang sama denganku?
Sepertinya aku terlalu percaya diri. Tetapi untung saja dia menjawab, "Aku memang ingin membeli makanan disini. Namun begitu melihatmu dari kejauhan, membuatku menghampirimu. Boleh aku duduk bersama kalian?"
"Oh astaga aku lupa! Mari mari silahkan duduk." kataku yang mengizinkannya bergabung bersama kami. "Halo gadis manis," ia menyapa Harpher. Tetapi yang di sapa malah memasang wajah cemberut sampai-sampai aku harus membisikkan pada keponakanku itu agar tersenyum.
"Ah, perkenalkan! Ia keponakanku bernama Harpher. Seperti yang dulu ku ceritakan bahwa kakak ku sudah mempunyai anak."
Ryan mengangguk sambil tetap tersenyum. "Oh ya Lox! Apa kau ada waktu besok untuk pergi berdua saja denganku?" tanyanya di saat aku memakan muffinku yang ku akui ini sangat lezat dan membuatku ketagihan.
Baru ingin menajwab Harpher langsung menyambar, "Aunty sudah berjanji dengan kekasihnya untuk menemani aku ke London Eye. Jadi Uncle tidak boleh membatalinya!" Harpher tiba-tiba saja berseru sambil melototkan matanya pada Ryan.
Ada apa dengan ponakanku ini? Bukankan ia dan Ryan baru kenal? Lagipula jika memang semua orang yang baru kenal sangat Harpher benci. Bagaimana dengan Aaron? Bahkan Harpher terlihat seru sendiri bersama kekasihku itu.
"Uncle janji untuk mengajakmu pergi bermain bersama kamu ya, manis. Namun ijinkan Uncle untuk mengajak auntymu, ya!"
"Tidak! Lagipula aku tidak mau bermain bersama Uncle!" Aku segera menatap mata Harpher. Yang di tatap hanya melipatkan tangannya di dada sambil cemberut.
Aku meminta maaf pada Ryan sementara dirinya kembali mengangguk tanda tidak mempermasalahkan ketidaksopanan keponakanku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Work Good Love
FanfictionKalian bs follow aku lebih dulu agar bisa membacanya. Rated: (17+) ******* [Fanfict about Magcon] "Anybody can do bad work, but not everybody does good work." -Paul Simo...