Insiden

646 32 3
                                    

Kim Jong Kook segera menunduk dan berdeham. Wanita di depannya mulai waspada. Ia tahu itu, Song Ji Hyo mungkin menangkap kilat kemarahan di matanya. Cepat-cepat Jong Kook mengontrol dirinya lagi.

"Ji Hyo-ya, kau sudah datang?" Jong Kook tersenyum sekilas.

"Ah, Ne Oppa!" Ji Hyo mengangguk. Pandangannya menatap lekat sorot mata Jong Kook. Ada sedikit percikan di mata lelaki itu.

Kim Jong Kook hendak duduk kembali di kursinya, namun Ia mengurungkan niatannya. Ia berbalik arah dan mengangkat sebuah kursi, diletakkannya kursi tersebut persis bersebelahan dengan miliknya.

"Ada sesuatu yang harus kutunjukkan padamu. Kemarilah." Kim Jong Kook menunjuk kursi yang baru saja Ia pindahkan. Kemudian Ia duduk di kursinya sendiri.

Dalam sekejap Ji Hyo berhasil meraih kursinya dan duduk disana. Matanya tertuju pada desktop laptop Jong Kook. Ji Hyo menebak bahwa foto itu diambil saat event penting, moment berharga bersama keluarga. 3 orang wanita, seorang anak laki-laki dan 3 pria, termasuk Kim Jong Kook.

"Ah, itu keluargaku Ji Hyo-ya." Jong Kook menyadari arah mata Ji Hyo.

"Ye, Oppa?" Ji Hyo sedikit terkejut, seketika menoleh kea rah Jong Kook.

"Aku rasa kau sedang memperhatikan foto di desktopku, bukankah begitu?"

"Ah, Ne. Keluarga yang begitu hangat." Ji Hyo tersenyum. Ia tidak tahu mengapa ada rasa sakit yang mulai bercokol di bagian kiri dadanya.

"Ah, Ye." Jong Kook tersenyum puas. Ia lalu menunjuk foto dari ujung satu persatu. "Ini Kakak iparku, dan di sebelahnya lagi adalah kakakku, Kim Jong Myeong." Tangannya beralih kea rah bawah layar desktop dimana seorang anak kecil memegang erat tangan kakak Jong Kook. "Dan yang ini, bidadari kecil keluarga kami. Anak kakakku, sekarang dia sudah bukan balita lagi." Tangannya kembali ke deretan atas. "Ini Appa, dia paripurna tentara. Dan ini, wanita paling luar biasa di dunia, Umma." Ia mengambil nafas lega sebelum melanjutkan, "Tanpanya aku tak pernah ada." Jong Kook masih tersenyum cerah sebelum tangannya mulai meraba lembut wanita yang berdiri di sebelah ummanya. "Yoon Eun Hye, dia..." Ucapannya mengambang di udara. Ia tidak tahu, siapa Yoon Eun Hye sebenarnya. Bukan, bukan berarti Ia tidak tahu mengenai Yoon Eun Hye, Ia tahu persis malah. Yang Ia tidak tahu ialah siapa Yoon Eun Hye baginya, Ya siapa Yoon Eun Hye dalam hidupnnya yang sekarang, Ia tak menemukan jawaban.

Ji Hyo memperhatikan dengan seksama wanita di sebelah umma Jong Kook. Wanita yang masih sangat muda, dan dari senyumnya terlihat bahwa Ia wanita yang ceria dan manis.

Tak ingin berlama-lama mengenang wanita dari masa lalunya, Jong Kook kembali bersuara. "Foto ini diambil 5 tahun lalu saat perayaan hari Chuseok. Lihatlah, aku masih muda waktu itu. Rambut macam apa itu?" Kim Jong Kook meraba rambutnya sendiri. Ia berdecak.

"Wae, Oppa? Kau cukup imut di foto itu." Ji Hyo meletakkan siku di meja dan menyangga dagunya. Ia sungguh-sungguh mengenai ucapannya. Ji Hyo menoleh ke arah Jong Kook. Ia tersenyum, hendak memuji oppanya lagi, namun tiba-tiba saja Jong Kook menghindari matanya. Ia mengurungkan niatnya dan kembali duduk tegak.

Kim Jong Kook membuka file word, dan menunjukkan Ji Hyo mengenai komposisi produk baru mereka. Sesekali Ia menjelaskan beberapa hal pada Ji Hyo. Ia bahkan menjelaskan detail percobaan produksi mereka yang terus saja mengalami kegagalan. Padahal, saat uji coba dulu pembuatan produk dalam skala kecil, hasilnya optimal. Namun ketika di produksi dalam skala besar hasilnya tidak layak untuk dijual.

Jong Kook juga memutar video saat mereka melakukan uji coba produk baru dan video ketika produk mulai dibuat secara massal.

"Apa kau sudah dapat gambaran mengenai kasus ini?" Jong Kook bertanya.

Fate Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang