Dua hari sudah semenjak pertemuannya dengan Sasuke. Naruto mondar-mandi di dalam apartemen seraya menggigit kuku jempolnya yang sudah tak terbentuk lagi bagian atasnya. Dalam hati ia terus berdebat mengenai Sasuke dan perintah dari ayahnya itu, memilih untuk pulang atau meneruskan cita-citanya.Puas menggigiti jempolnya sendiri, Naruto duduk di sofa, kaki kanannya naik turun, tampak seperti seseorang yang tengah menahan pipis. Sungguh kedatangan Sasuke benar-benar diluar dugaannya.
"Kau ini kenapa?" Tanya seorang wanita yang tengah mendengar musik melalui earphone.
"Sasuke mengajakku untuk pulang ke jepang, Sakura." Naruto menjawab tanpa melihat wanita yang dipanggilnya Sakura itu.
Sakura melepas earphone-nya, lalu tampak berpikir. "Sasuke? Pria asia itu? Yang tinggi? Uchiha?"
Naruto mengangguk seraya menghampiri Sakura, lalu ia duduk disampingnya. "Kau tahu bukan, kalau aku ini berasal dari keluarga Mafia?"
Sakura menaikkan sebelah alisnya, lalu menatap Naruto heran. "Ya, lalu?"
"Nah, Sasuke itu anak dari Yakuza. Orang-orang menyebutnya Mafia versi jepang."
"Dan apa masalahnya?"
Naruto menatap Sakura yang ikut menatapnya. "Daddy membujuk ayah Sasuke untuk menyuruhnya membawaku pulang, dan jika ia menolak perintah dari ayahnya, ia pasti dihukum. Lebih parahnya lagi, jika Sasuke gagal memenuhi perintah ayahnya, ia pasti akan mendapatkan hukuman dua kali lipat. Itu adalah hukum organisasi kami."
"Kasihan sekali." Gumam Sakura, "biar kutebak, kau pasti tak mau pulang'kan? Karena jika kau pulang pasti kau yang akan meneruskan organisasi itu. Lalu, sekarang kau merasa kasihan dengan Uchiha itu?" Lanjutnya panjang lebar.
Sekali lagi Naruto mengangguk cepat. "Bagaimana ini, Sakura. Bagaimana pun juga, Sasuke seperti ini gara-garaku."
Menaruh jari lentiknya di dagu, Sakura mulai berpikir. "Hmm, menurutku, sih. Kau temui saja Uchiha itu, lalu penuhi janji ayahnya, yaitu membawamu pulang. Setelah itu kau kembali lagi kesini, bukan'kah perintahnya hanya membawamu pulang? Bukan membawamu pulang untuk selamanya? Masalah kau akan menjadi penerus nantinya, itu bukan tanggung jawab Uchiha'kan? Jadi, yang harus kau lakukan sekarang, membebaskan Uchiha itu dari perintah ayahnya. Beres, deh." Sakura berucap santai, kini ia kembali memasang earphone-nya, hendak menaruh kakinya di atas meja.
Naruto diam sejenak, setelahnya mata Shappire Naruto membulat sempurna. Benar, yang harus ia lakukan hanya membuat Sasuke bebas dari perintah itu, setelah ia membebaskan Sasuke, ia akan kembali kabur. "Kau benar! Terima kasih, Sakura! i love, love, love you so much!"
Naruto pun memeluk Sakura erat, yang di peluk hanya memutar bola matanya, setelah itu tersenyum lembut. "Ya, ya. Senang membantumu, Fox si tuan muda yang mampu membuat panas crowd."
Naruto terbahak mendengar kalimat terakhir Sakura. "That's why aku dipanggil Red Fox haha. Kau yang terbaik, Haruno-chan."
Keduanya tersenyum, lalu kembali dengan kegiatan masing-masing.
Naruto dan Sakura memang memilih untuk tinggal serumah ketika mengetahui satu sama lain lahir dari negara yang sama. Lagi pula, Sakura juga bercita-cita ingin menjadi seorang Disc Jockey seperti Naruto, hal itulah yang membuat Naruto dan Sakura menjadi dekat.
Bagi Naruto, Sakura sudah ia anggap lebih dari seorang teman, ia tak tahu apa jadinya jika ia tak bertemu Sakura. Jika kalian tanya apa Naruto menaruh hati pada wanita bubble gum itu? Jawabannya adalah ya, bagaimana bisa Naruto tak jatuh hati jika ada wanita yang selalu berada di sisinya disaat ia bahagia maupun sulit?
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Home, Naruto! [OPEN ORDER]
FanficNamikaze Naruto, berniat pergi keluar negeri untuk mengejar cita-citanya, dengan alasan ia memiliki hubungan terlarang dengan sahabatnya, ia berharap akan diusir. Namun siapa sangka ia malah di kurung dan dilarang keras untuk keluar. Bersikap nekad...