(6)

82 8 2
                                    

Hari ini hari pertama rasyia menuntut ilmu tanpa mengenakan seragam sekolah . Sesuai perjanjian rasyia berangkat bersama teman kakak nya yang ia ketahui bernama Kein dan tidak mengikuti Aktifitas Masa Orientasi Pengenalan Kampus . Sehingga , ini hari pertama nya menginjakan kaki nya di kampus dan langsung mengikuti aktifitas belajar mengajar

Penilaian pertama rasyia saat bertemu dengan kein ' ganteng , gagah dan cool ' tetapi saat berada dalam satu tempat bersama kein dalam jangka waktu yang cukup lama membuat rasyia menambah penilaiinya . Orang yang sedang berjalan didepannya ini sangat hemat suara .
Contohnya saat rasyia mencoba basa basi dengan kein . Kein hanya merespon dengan gumam an daan senyuman paksaan nya . Hal itu membuat rasyia envy sendiri .

"Kita kemana si?" Ujar rasyia yang mulai kesal karena tidak dihirau kan sama sekali oleh kein . Kein hanya bergumam sambil sekali tersenyum karena mendengar hentakan kaki dari gadis yang berada di belakang nya itu .

Kein berhenti di depan sebuah ruangan . Lalu mengetuk pintu ruangan tersebut . Setelah itu kein masuk sambil menarik lengan rasyia yang menyebabkan seisi ruangan berteriak histeris . Ralat mahasiswi seisi ruangan berteriak histeris , dosen yang berada didepan mereka melempar tatapan tajam kepada mahasiswi itu satu persatu . Dosen yang terlihat muda dengan bohay . Kein berbicara dengan dosen itu sekitar 2 menit . Lalu berdehem sebentar . Melirik rasyia . Rasyia hanya melempar tatapan yang seolah olah mengatakan 'ngapain? Malu gue'

"Intro syia" ujar kein dingin . Tanpa sadar rasyia menghentakan kaki nya kesal . "Nama gue Nurrasyia Puteri S. Semoga kita bisa berteman baik " ujar rasyia kaku . " okey rasyia kamu boleh menempati kursi kosong yang mana saja yang kamu sukai " ujar dosen muda yang di ketahui bernama Anggelin dan mengajar mata kuliah biologi .

Rasyia memilih kursi pojok yang berada tepat di sebelah jendela . "Okey baik lah kita mulai saja ya" ujar dosen yang bernama anggelin itu . Rasyia menyimak semua penjelasan dosen biologi nya didepan .

90 menit berlalu...

"Okey baiklah , saya rasa waktu 90 menit cukup untuk pertemuan kita hari ini . Selamat pagi" ujar dosen tersebut lalu melenggang bebas meninggalkan ruangan yang dihuni 24 mahasiswa tersebut .

Semua mahasiswa yang berada di ruangan tersebut membereskan alat tulis mereka lalu secepat kilat meninggalkan ruangan dengan ekspresi wajah yang berbahagia , walaupun ada berberapa mahasiswa yang menetap diruangan hanya untuk menumpang wifi gratis .

sedangkan rasyia masih setia ditempat duduk nya . Bukan rasyia bukan menumpang wifi gratis seperti mahasiswa lain nya . Ia sedang menunggu boya menjemput nya untuk berkeliling kampus . Karena boya merupakan senior nya ,umur boya 2 tahun diatas nya . Ya boya memang satu angkatan dengan kein , loren dan stevan .

"Syia, maaf gue lama ya ?" Ujar boya dengan tampang wajah bersalah nya "gak juga " uja rasyia sambil meraih ransel nya lalu menggantung kan nya di pundak sebelah kannanya . "Ayo" ujar rasyia sambil menunjuk ke luar ruangan dengan dagu nya . Boya merangkul lengan rasyia . Lalu boya membawa rasyia menggelilingin kampus . Sesekali jika bertemu dengan teman seangkatan boya , maka boya mengenalkan rasyia kepada mereka . Tak sedikit pula mahasiswa kampus yang memuji kecantikan rasyia yang selalu rasyia respon dengan anggukan dan ucapan terimakasih .

Dan ketika mereka melewati sebuah ruangan. Rasyia mendengar suara berisik dari dalam "ini ruang apaan?" Ujar rasyia . " ruang musik..ini bias...."perkataan boya di potong dengan suara teriakan histeris dari rasyia yang sudah masuk kedalam ruangan musik itu .

Semua orang yang berada diruangan tersebut menatap rasyia yang teriak histeris . "Weyyyy elo kan cewe yang kemarin? Rasya? Eh risya? Ah tauah siapapun nama lo pokoknya gue kenal elo" ujar salah satu lelaki yang berada di ruangan tersebut yang diketahui bernama reza .

"Rasyia" ujar rasyia membenarkan ucapan rasyia . Reza hanya mengangguk acuh . Mata rasyia tertuju pada seorang lelaki yang sedang memainkan gitar . "Ka kein" ujar rasyia pelan . Tetapi dapat terdengar oleh kein , kein masih mengacuhkan rasyia . "Udah ayoo syia kekantin ujar boya yang sangat malas berurusan dengan badboy dikampus mereka

"Bareng gue aja syia "ujar reza yang langsung merangkul pundak rasyia ."ih apa pegang pegang" ujar rasyia yang langsung menepis kasar tangan reza yang berada di pundak nya . "Ih jadi cewe gaboleh ganas loh" ujar reza dengan senyum tebar pesona nya . Boya tidak dapat berkutik karena ia trauma dengan kejadian 1 tahun silam . " bibir nya maju gitu . Minta di cium tuh za " ujar orang yang bernama loren . Rasyia menaatap boya dengan tatapan yang mengatakan 'bantuin gue' "LOREN!!!" teriak boya .

Loren hanya terkekeh " lo mau kayak tahun lalu? Gue siap kok"ujar loren dengan senyuman mesum nya . Boya mendelik ngeri . "Ih bibirnya manyun bikin gue greget deh " ujar reza sambil meraih rasyia kedalam pelukannya . Rasyia memberontak tapi tenaga nya kalah jauh dengan kekuatan yang reza punya . "Kode itu za , minta dicium disini" ujar stevan angkat bicara . " cium sekarang aja za . Lumayan kan nonton adegan live" ujar gamaliel asal .

Rasyia mendelik ngeri mendengar omongan vulgar dari teman teman reza . Boya tidak berkutik sama sekali badannya seperti mati gaya . Tubuh nya banjiri keringat dingin . Ia sangat takut kejadian 1 tahun silam. kein yang mulai merasa risih dengan keadaan langsung berdiri menarik lengan rasyia dan boya bersamaan lalu membawa mereka keluar dari ruangan musik .Reza,gamaliel , loren dan stevan melongo tidak percaya akan perlakuan kein .

"Kein kesurupan?"
"Kein abis makan apa si?"
"Serius itu ken?"
"Ken waras?!"

Ujar mereka bergantian setelah itu mereka tersadar . Reza langsung berlari menyusul kein . Kein , boya dan rasyia berada di atap sekolah . "Jangan pernah coba coba deket dengan temen temen gue kalau gamau celaka" ujar kein langsung melepas cekalan tangannya . Lalu pergi meninggalkan boya dan rasyia begitu saja . Rasyia menatap punggung kein kesal .

"Lo ga bilng di situ kumpulan para badboy" ujar rasyia kesal "baru aja gue mau bilang . Elo nya nyelonong duluan " ujar boya tidak terima . "Lo juga gak nolongin gua pas gue di sandra reza huh" rasyia memajukan bibirnya . "Gue...gue... gue trauma" ujar boya gugup . Wajah nya dibanjiri keringat dingin . "Trauma kenapa? Lo gapernah cerita" ujar rasyia memegang bahu boya " gua masih trauma , gue belum siap buat cerita . Belum waktunya , suatu saat gue bakal cerita"

"Gue bakal nungguin sampai lo siap cerita" ujar rasyia . "Dan inti masalahnya sekarang ayok kita turun , bentar lagi gue masuk" ujar rasyia sambil memutar bola matanya . Boya terkekeh lalu merangkul lengan rasyia mengajak nya turun .

5 menit kemudian mereka sampai di lantai dasar boya mengantar rasyia keruangan nya . "Gue ngantar sampai sini ya , bye" ujar boya melambaikan tangan nya rasyia langsung masuk kedalam ruangannya ia duduk di kursi paling depan , tepat didepan meja dosen agar ia lebih mudah memperhatikan penjelasan dosen .

Baru 20 menit rasyia mengikuti pelajaran tiba tiba kein datang , membuat mahasiswi diruangan tersebut tercengang kagum , tak sedikit juga mereka memuji kein terang terangan . "Permisi bu , saya ada keperluan dengan Nurrasyia" ujar kein sopan membuat para fans nya tergila gila .

"Oh silahkan " ujar dosen itu ramah lalu kein menghampiri rasyia . Rasyia mendengus kesal " ada apa kak?" Ujar rasyia sambil menepis tangan kein yang mencekal lengan rasyia . Kein menatap rasyia tajam membuat rasyia berdelik ngeri . Rasyia berdiri sambil menghentakan kaki nya . Lalu membereskan alat tulis nya . Rasyia pamit kepada dosen nya . Sebelum keluar rasyia mendengar gosip receh dri teman temannya

" cih rasyia sok jual mahal sama kein"
"Mereka cocok , sama sama cakep"
"Ihrasyia malu malu kucing"

Rasyia hanya mendecih mendengar ucapan mereka . Setelah berada diluar ruangan , rasyia menghentikan langkah nya membuat kein menatap rasyia . "Apa lagi kak?" Ujar rasyia menatap kein malas " ada jadwal sore?" Ujar kein " gak ada , tapi jam 2 nanti si ada" ujar rasyia lalu kein menarik lengan rasyia menuju parkiran mobilnya "mau kemana kak" ujar rasyia , kein mengacuhkan pertanyaan rasyia . Kein memilih melajukan mobil nya menuju sebuah caffe . Selama perjalanan hanya ada suasana hening mereka berdua hanya membisu . Ralat kein hanya diam serinu bahasa . Walaupun rasyia mengajak nya berbicara tetapi kein tidak pernah menggubris perkataan rasyia , membuat rasyia kesal sendiri dan memilih memainkan handphone nya

Get Stuck!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang