LIE TO ME (YAOI VER.)
A collabs fanfic by Park Heeni & IPS137
Warning: YAOI, Typos, OOC, rate T untuk chap ini tapi terdapat sedikit mature content untuk chapter-chapter selanjutnya, tetap disarankan bagi yang belum cukup umur untuk tidak membaca
Disclaimer : all casts belong to each other, so they are not ours but we own this fanfiction.
.
.
Chapter 1
Awal kebohongan
.
.
.
Hingar bingar suara dentuman musik yang memekakan telinga. Hiruk pikuk pengunjung mulai dari yang tengah asik menari sampai yang hanya duduk sambil menikmati gelas-gelas yang berisi cairan beralkohol itu merupakan ciri khas tempat seperti itu—Bar yang bagi sebagian orang pecinta dunia malam merupakan tempat mehilangkan penat dan untuk berhura-hura menikmati waktu.
Namun, malam ini tidak seperti biasanya, malam ini Lee Sungmin —salah satu pelayan di tempat itu seakan tuli dengan bisingnya suasana tempat tersebut. Ia seolah tuli akan hal itu, malahan ia yang terdengar di telinganya ialah ucapan sahabat lama yang beberapa saat lalu ia temui. Bukan pertemuan yang direncanakan memang, tapi kondisinya yang ternyata membawanya kembali bertemu dengan teman semasa SMA-nya itu.
Pemuda dengan surai hitam legam itu terus mengetuk-ngetukkan ujung telunjuknya ke kening. Membuat ekspresi orang yang sedang berpikir.
“Siwon-ah aku harus bagaimana? Biaya sebanyak itu dari mana aku dapatkan?” lirihnya pada diri sendiri.
Nilai nominal yang tadi Siwon sebutkan sampai sekarang masih menari-nari dalam otaknya. Kenapa untuk bertahan hidup saja harus membayar begiru besar? Bahkan jika gajinya diakumulasikan selama sepuluh tahun pun, ia rasa tidak akan mencapai nilai sefantastis itu.
“Hei….”
Sungmin tersentak saat seseorang menepuk pundaknya. Membuat ia refleks mengalihkan pandangannya pada sosok itu.
“Kau rupanya hyung, mengagetkan saja” ucap Sungmin sementara lelaki yang dipanggil hyung itu kini beralih menatapnya.
"Mengapa kau melamun saja, sayangku?" tanya heechul seraya menoel dagu sungmin kemudian mengambil duduk tepat samping Sungmin.
"Berhenti menoel daguku, hyung” Sungmin mengusap-ngusap dagunya dan tiba-tiba melayangkan pertanyaan kepada Heechul, “hyung, bagaimana caraku untuk mendapatkan uang dalam waktu singkat?" ucapnya, wajahnya seketika terlihat putus asa.
“Untuk apa?”
Heechul menatap Sungmin penuh keingin tahuan untuk sebuah jawaban namun sosok yang ditatap hanya bungkam dengan wajah muramnya.
"Baby Min...” Heechul mengangkat sedikit wajah Sungmin yang terlihat muram “jangan berwajah seperti itu sayang, hyung akan membantumu. Sebutkan berapa yang kau butuhkan maka hyung akan pinjamkan.”
“Jumlahnya bahkan tak masuk akal untuk kau pinjamkan” Kedua alis Heechul mengerut, berpikir untuk apa Sungmin membutuhkan uang yang begitu banyak bahkan sampai tak bisa ia sebutkan jumlahnya?, “sudahlah, lupakan saja hyung. Aku akan kembali bekerja.”
Suara Sungmin memecah pemikiran Heechul dan ia teringat sesuatu. Jika ia tidak bisa membantu Sungmin dengan meminjamkan uang maka ia bisa membantu pemuda yang telah dia anggap sebagai adik itu dengan ide gilanya. Sama seperti yang dulu pernah ia lakukan.
Melihat Sungmin yang hendak beranjak dari posisi duduknya, Heechul dengan cepat meraih lengan pemuda itu, “aku bisa membantumu, Sungmin......tapi apa kau siap melakukannya?” lelaki eksentrik itu menatap Sungmin dalam, berusaha menyampaikan bahwa ia serius dengan ucapannya.
"Aku benar-benar membutuhkan uang itu, aku siap melakukan apa saja untuk mendapatkan uang, hyung" tegas Sungmin dengan wajah penuh tekad memandang Heechul.
.
.
.
“ Cha, sudah selesai. Kau tampak sempurna”
Sosok yang sejak tadi memejamkan matanya tersebut perlahan membuka manik hitamnya, begitu mendengar suara hyung yang dari tadi dengan semangat memoles wajahnya. Sejenak dia menatap sosok di depan cermin. Seorang perempuan dengan rambut hitam panjang yang digerai, dengan make up yang menampakkan kesan menggoda bagi yang melihat.
“Hyung, apa perempuan ini aku?” pertanyaan spontan itu keluar dari mulutnya, tidak menyangka bahwa hasil kerja tangan lentik hyung-nya bisa luar biasa seperti ini.
“Tentu saja Sungmin itu dirimu. Kau tidak perlu meragukan kemampuan tanganku untuk hal yang satu ini. Terlebih wajahmu memang manis jadi ketika dikombinasikan dengan tangan ahliku ini maka hasilnya memang sempurna seperti ini. Kau terlihat seperti wanita sungguhan sayang.” Heechul berujar kagum dangan hasil kerjanya sembari merapikan alat-alat make up yang tadi digunakannya.
“Tapi...hyung, apa ini akan berhasil?”
“Apa kau ragu? dengar, Sungmin jika kau ingin mengurungkan niatmu maka lakukan sekarang. Karna nanti jika kau melakukannya dengan ragu-ragu maka resiko untuk kamu gagal sangat besar. Jadi tetapkan sekarang.”
“Aku tidak bisa mendapatkan uang instan selain dengan cara ini kan, hyung? ”
“Maaf, hyung tidak bisa membantumu dengan cara lain. Jumlah yang kau sebutkan tadi terlalu fantastis, jadi hyung hanya bisa memikirkan cara licik seperti ini untuk cepat mengumpulkannya.” Heechul mengusap pundak Sungmin perlahan, bentuk penyesalan sekaligus dukungannya. “Aku mungkin tidak tau untuk apa uang itu kau gunakan Sungmin. Tapi aku percaya padamu, kau pasti mengunakannya untuk hal yang baik. Aku mengenalmu bukan sehari dua hari tapi kita sudah mengenal bertahun-tahun bahkan kau sudah kuanggap seperti adikku sendiri.”
“Terima kasih, hyung. ”
“Lagi pula untuk orang baik sepertimu Tuhan pasti akan maklum kau melakukan hal seperti ini. Sekarang bersiaplah, tunggu aku disini. Aku akan meramu minuman ‘spesial’ kita” Heechul mengerling sekilas ke arah Sungmin sebelum berbalik menuju pintu keluar.
“Minuman spesial?”
“Kau pikir bagaimanan caramu mengambil benda berharga mereka jika orang-orang bodoh itu tidak kita bius? Tenang, kita hanya akan membuat mereka bermimpi manis, sayang. Sebaiknya kau latih suaramu biar terdengar seperti wanita sungguhan. Tunjukkan kemampuanmu seperti saat kau selalu jadi pemeran putri di drama SMA dulu”
“Yah!, hyung jangan mengingatkanku akan hal memalukan itu.”
“Tapi sekarang itu berguna. Kemampuanmu meniru suara perempuan ditambah dengan wajah manismu akan menjadi kombinasi yang sempurna. Siapa yang bisa mengira bahwa kau lelaki, hum? Aku bertaruh untuk hal itu. Sekarang bersiaplah, tenangkan dirimu. Okey!?.”
.
.
Sungmin memperhatikan sekeliling, penuh dengan kumpulan manusia yang sedang terbuai dengan kenikmatan dunia. Musik bising yang berdentum keras mengusik pendengarannya. Dia tidak pernah suka dengan suasanan pun dengan keramaian seperti ini. Walau nyatanya setiap hari dia bekerja di Bar ini, tapi jam kerjanya hanya sebelum Bar di buka dan setelah ditutup, untuk membersihkan tiap sudut Bar tidak lebih.
Bahkan jika ia ingin menjadi pelayan yang menyajikan minuman sekalipun, Heechul hyungnya pasti tidak akan mengizinkan. Karna menurutnya Sungmin terlalu baik untuk mengenal hal-hal berbau dunia malam. Tapi kali ini hyungnya itu tidak punya pilihan lain untuk membantunya. Dia terpaksa harus mengizinkan Sungmin untuk bersinggungan langsung dengan gemerlapnya dunia malam.
Sungmin dapat merasakan tatapan penuh nafsu dari beberapa lelaki di sekelilingnya. Ini bukan hanya mengganggunya tapi juga sedikit membuatnya takut dan ingin meninggalkan tempat tersebut. Namun, kemudian ia sadar. Ia berias seperti wanita dengan pakaian minim yang luar biasa mengggairahkan memang bertujuan untuk menggoda mereka. Jadi, Sungmin mulai berpikir untuk sedikit melatih dirinya sebelum nanti berhadapan dengan calon korban yang sebenarnya.
Sedikit mengambil nafas, kemudian Sungmin mulai tersenyum dan membalas tatapan salah satu lelaki yang memang sejak tadi memperhatikannya. Dengan sedikit bahasa tubuh dan tatapan yang makin intens, Sungmin berhasil membuat lelaki tersebut hendak berjalan menghampirinya. Namun, Heechul yang tiba-tiba datang menghampiri dan merangkulnya serta memberikan tatapan garang membuat lelaki tersebut mengurungkan niatnya.
“Hey! Dia tidak akan memberikanmu keuntungan besar, Min. Jadi jangan menggoda lelaki macam itu. Kau disini hanya akan memancing ikan besar. Untuk ukuran ikan teri tidak perlu ladeni, itu hanya akan merepotkan saja.”
“Aku hanya sedang pemanasan. Tapi, hyung bagaimana aku tau mana yang ikan besar dan mana yang ikan teri ?”
“Kau bisa perhatian dari jenis minuman yang mereka pesan Bir, Cocktail, atau Wine. Selain itu, Bar ini juga memiliki area khusus semacam ruang VIP untuk kalangan berduit” ucap Heechul sambil sedikit memperbaiki helaian rambut palsu Sungmin.
"Hyung, aku masih belum berpengalaman menentukan target yang tepat di sini. Dimana aku harus beraksi untuk mendapatkan ikan besar yang kau maksud?"
"Baiklah sayang, akan hyung tunjukan tempatnya. Lagipula tempat itu cukup aman bagi pemula sepertimu. Sebagian besar pengunjung ruang VIP berisi ahjushi-ahjushi dan tua bangka kaya raya yang kesepian jadi akan sangat mudah bagimu menjaring mereka” Heechul mengerling nakal, raut licik tergambar jelas diwajahnya, “dan jangan lupa kau harus membawa minuman ini untuk targetmu, baby” ujarnya sambil mengulurkan segelas minuman berwarna kuning bening.
“Kau tidak bisa beraksi tanpa senjata, kan? Semoga kau berhasil, sayangku” Ia menyemangati sang dongsaeng sambil menuntunnya melewati sebuah lorong dengan pencahayaan temaram.
.
.
.
Sungmin tidak pernah tau ternyata di ujung lorong tersebut tersembunyi sebuah ruangan yang amat besar dengan dentuman musik yang tak kalah memekakan telinga dari ruangan Bar sebelumnya. Satu hal yang membuatnya makin takjub bahwa kumpulan orang-orang yang dia lihat sekarang diruangan ini memang dari kalangan kelas atas. Tentu terlihat dari gaya berpakaian mereka, seperti yang Heechul katakan sebelumnya, bahwa barang-barang yang melekat pada tubuh mereka bisa bernilai jutaan Won.
Menghela nafas perlahan untuk menenangkan diri, Sungmin akhirnya mulai beranjak setelah sedari tadi hanya berdiri mengamati di dekat pintu masuk. Sayangnya, Heechul tidak ikut menemaninya karna tadi tiba-tiba Hankyung —kekasih Heechul buru-buru menghampiri mereka dan membisikkan sesuatu yang Sungmin tidak tau dan wajah Heechul seketika terlihat marah kemudian dengan tergesa meminta maaf pada Sungmin karna harus membiarkannya beraksi sendirian. Sungmin tentu tidak keberatan, lagi pula jika lelaki itu ikut menemaninya maka itu akan sangat riskan bagi reputasi Heechul sebagai pemilik Bar. Tentu ia tidak ingin jika nanti harus menyeret nama Heechul bersamanya jika ia gagal saat beraksi. Lebih baik ia menanggung semua resikonya sendiri.
Sambil berjalan perlahan Sungmin memperhatikan sekitar, mencari target yang tepat. Sebagian besar pelanggan di tempat ini memang terlihat seperti para ahjusshi bahkan kakek-kakek pecinta wanita seksi. Sungmin makin menajamkan pandangannya berusaha mencari target yang terlihat paling lengah dan mudah dijebak. Namun, sedari tadi yang terlihat bahwa mereka tidak datang sendiri, diantara mereka berdiri beberapa perempuan dengan penampilan yang tak kalah seksi seperti dirinya.
“Sial” rutuk Sungmin sambil kembali berjalan semakin ke dalam, melewati kumpulan orang-orang yang sedang berdansa dengan begitu intimnya. Ketika sampai di sisi lain ruangan, ia bersandar pada dinding di belakangnya. Kembali mengamati sekeliling. Sampai sebuah suara yang terdengar menyapanya dari arah samping.
“Hai, cantik. Sendirian saja?” sosok itu berbisik sangat dekat di telinga Sungmin, ditambah dengan nada sensual yang kentara hingga memberi sensasi menggelitik ditengkuknya.
Sungmin refleks menoleh hanya untuk menemukan sepasang onix gelap yang menatapnya intens. Sungmin tertegun. Menelan ludahnya berat. Sesaat berpikir bahwa lelaki dihadapannya ini adalah salah satu manusia yang Tuhan anugrahi paras yang menawan. Seolah semua yang ada di wajahnya itu dibuat dengan sangat proporsional terbingkai oleh garis wajah yang tegas.
Akhirnya ia menemukan calon korbannya, namun kenapa ia merasa tidak tenang? Lelaki ini, yang sekarang begitu dekat darinya seperti memiliki aura yang begitu mengintimidasi dengan semua ketampanannya itu. Lagi pula lelaki ini terlihat masih muda, mungkin beberapa tahun di atasnya. Tentu akan sedikit merepotkan.
“Aku dari tadi mengamatimu,” dengan suara rendahnya yang terdengr maskulin, lelaki itu menjeda ucapannya. Mengamati ekspresi wajah lawan bicaranya, “kau terlihat tidak familiar dengan tempat ini. Just like a fish out of water” ia sedikit terkekeh dan dengan cepat merangkul pinggang Sungmin, menciptakan kontak fisik yang begitu intim bagi keduanya.
“Sejak awal kau telah menarik perhatianku, cantik. Aku menunggumu untuk menghampiriku dan sekarang saat kau berada dalam jarak sedekat ini denganku, tentu aku tidak akan melepasmu.” Lelaki itu mengeratkan pelukannya dipinggang Sungmin bahkan jearinya hendak turun menyusuri bagian pinggul Sungmin.
Sungmin sedikit memberontak. Merasa sangat tidak nyaman dengan kehadiran dan tingkah lelaki tersebut. Ia seorang lelaki dan mendapati seorang lelaki tengah berbicara sensual dengan posisi mereka yang begitu intim tentu membuatnya merinding.
Sungmin berusaha menjauh. Namun kemudian ia teringat akan tujuannya datang kemari, berpenampilan layaknya seorang wanita dengan pakaian yang luar biasa minim tak ubahnya hanya untuk mencuri barang-barang berharga milik lelaki hidung belang sejenis dengan yang sedang merayunya saat ini. Jadi, ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan saat seekor buruan datang menghampirinya sendiri.
“Tuan....”
Sungmin membuka suara, berusaha tersenyum pada lelaki tersebut. Meski berat hati tapi ia menetapkan lelaki ini sebagai targetnya. Setidaknya ia memiliki minuman yang telah dicampur obat bius sebagai senjatanya. Sehingga lelaki ini tidak akan bisa berbuat lebih kepadanya.
“Cho Kyuhyun. Kau bisa memanggilku Kyuhyun.”
Sungmin membeku menatapnya saat lelaki yang kini ia ketahui bernama Kyuhyun tersebut mengelus helaian rambut palsunya dengan sebuah senyum puas terukir di sudut bibir lelaki itu. Terlebih saat Kyuhyun mengarahkan tangan Sungmin yang memegang gelas minuman kearah mulutnya sendiri dan meneguk habis isinya. Setelahnya mengambil gelas kaca tersebut dan melemparnya asal ke sudut ruangan, mengabaikan beberapa orang yang terganggu denga suara pecahan gelas yang menghantam dinding.
“Benda itu mengganggu” Kyuhyun beralih menggenggam tangan kanan Sungmin yang bebas. Menuntunnya berjalan mengikuti langkahnya. Entah kenapa Sungmin merasa bahwa sosok dihadapannya ini memiliki aura mendominasi yang begitu kuat.
.
.
.
To be ContinuedHappy JOY day
Ff ini dipersembahkan untuk merayakan pernikahan mommy Min dan daddy Kyu kita JOY.Oea ff ini di publish di 2 tempat, di wattpad dengan akunku dan di ffn dengan akun author 'park heeni'
KAMU SEDANG MEMBACA
LIE TO ME
FanfictionPair : KyuMin Rate : T+ Cash : -Cho kyuhyun -Lee sungmin -Kim heechul -Tan Hangeng Warning : yaoi, terdapat sedikit unsur yadong walau ini rate T+ Yg belum cukup umur disarankan untuk tdk membaca A collabs fanfic by Park Heeni & IPS137 Sungmin yang...