Chapter 1 : Mission In The Village

2.2K 104 5
                                    

"Apakah kau sudah siap Sakura ?"
"Siap !"
"Hinata, Ino, Tenten?"
"Siap !"

Kurenai memang selalu memperhatikan sepuluh anggota timnya saat akan melaksanakan misi. Kali ini mereka hanya berlima, karena Tsunade dan Shizune dikirim untuk misi lain. Misi mereka adalah misi pengobatan. Kepala desa di kaki Gunung Uchiha meminta bantuan mereka untuk menyembuhkan penyakit aneh yang mewabah di desa itu.

"Kurenai sensei."
"Ada apa Hinata?"
"Apakah benar di kaki Gunung Uchiha ada vampir ?"
"Tentu saja tidak."
"Tapi berdasarkan legenda, Gunung Uchiha mendapatkan namanya dari keluarga vampir di sana," timpal Ino
"Setauku mereka semua sudah tidak ada," jawab Tenten.
"Bagaimana menurutmu Sakura? Siapa tahu kau akan mendapat pacar seorang vampir tampan!" goda Ino
"Ihhh kau ini, berhenti menggodaku. Aku akan mendapatkan pacar yang lebih hebat dari milik kalian!"

Sakura memang masih single, karena tidak ada pria yang sesuai dengan hatinya.

Matahari mulai terbenam, mereka memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam di situ.

"Hinata, tolong siapkan makanan untuk malam ini."
"Baik sensei."

Aroma sedap masakan Hinata mulai tercium.

"Hmm sedap sekali aroma masakan Hinata !" puji Tenten.
"Terima kasih Tenten," jawab Hinata malu-malu.
"Ayo kita makan," timpal Ino.

Mereka semua berkumpul di dekat api unggun.

"Selamat makan !"

Malam dingin itu berubah menjadi malam yang hangat penuh kebersamaan.

"Lihat! Ada bintang jatuh!"

Ino menunjuk ke arah bintang itu. Terlihat sebuah sinar yang jatuh ke arah bumi.

"Indah sekali."

Mereka terpana melihatnya.

"Aku berharap, aku segera mendapatkan pacar."
Sakura mengucapkan permohonannya dalam hati.

Setelah bercengkrama, mereka beristirahat dan bersiap-siap untuk perjalanan besok.

Matahari bersinar terang, cahayanya menembus ke dalam tenda gadis-gadis itu.

"Hmm sudah pagi? Aku masih lelah,"
Sakura terbangun dari tidurnya.

Gadis berambut pink itu segera membereskan perlengkapannya lalu berkumpul dengan timnya.

"Ayo berangkat, desa itu sudah dekat,"
Kurenai mulai berjalan, memimpin mereka menuju desa.

"Selamat datang !"

Kepala desa menyambut kedatangan mereka. Silahkan beristirahat di sini dahulu, kami sudah menyiapkan tempat untuk kalian.

"Terima kasih, tapi sebelumnya kami ingin melihat kondisi penduduk di sini," jawab Kurenai.

"Baiklah, silahkan. Ikuti aku."

Kepala desa menuntun kami ke balai desa yang sangat luas. Di sana terbaring para penduduk desa yang sakit. Mereka mulai mengecek kondisi para penduduk. Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Penyakit yang mereka derita cukup aneh dan bervariasi.

Di siang hari yang terik, mereka meracik obat-obatan.

"Ino, tolong ambilkan mangkok itu," pinta Kurenai.
"Baik."
"Tenten dan Hinata tolong kemas obat-obatan itu dan hitung sisa stok tanaman obat."
"Sakura, kau bantu aku menumbuk tanaman ini."
"Baik sensei."

Mereka bekerja keras tanpa menghiraukan panas terik matahari. Mereka pantas mendapat gelar tim medis terbaik Konoha.

Malam harinya, mereka memberikan obat-obatan itu. Dengan telaten, mereka merawat para penduduk itu.

"Sakura, Ino."
"Iya Kurenai sensei?"
"Carilah tanaman-tanaman dalam daftar ini. Kita kehabisan stok tanaman obat. Jumlah mereka melebihi perkiraan kita."
"Baik."

Sakura dan Ino berpencar mencari tanaman dalam daftar itu. Hutan yang gelap dan udara yang dingin, membuat siapa saja yang ke sana merasa takut. Tapi hal itu biasa bagi mereka.

"Tanaman itu pasti ada di sekitar sini."

Sakura terus mencari tanaman itu.

"Huh ? Siapa itu ?"

Sakura melihat sekelebat bayangan hitam bergerak. Ia memberanikan diri untuk mendekat ke arah di mana bayangan itu menghilang.

"Pasti hanya perasaanku saja."

Sakura berjalan kembali untuk mencari tanaman obat itu. Ia masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Pikiran itu berkecamuk di benakknya sehingga ia tidak memperhatikan jalan.

"Ahh !"

Sakura jatuh ke dalam lubang dan tidak bisa keluar. Ia berusaha memanjat sekuat tenaga, tapi sia-sia. Ia hanya terjatuh kembali ke dalam lubang itu.

"Tolong !!!"

Sakura terus berteriak, tapi tak seorang pun datang. Ia mulai kelelahan dan penglihatannya buyar. Luka-luka di tubuhnya mengeluarkan banyak darah, membuatnya sangat lemas. Ia menutup matanya, pasrah dengan keadaan.

Tiba-tiba ia merasa tubuhnya terangkat.

"Aku pasti bermimpi, rasanya dingin sekali," pikirnya.

Setelah itu, ia kehilangan kesadaran.
Laki-laki itu membawa Sakura pergi, pergi ke tempat sunyi dan gelap.

"Akhirnya aku menemukanmu."

-----Bersambung-----

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang