Happy Anniversary

977 108 11
                                    

Pair : SasuNaru Slight SaiSaku

Full Sakura Point Of View

*
*
*

Aku kembali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Entah sudah yang ke berapa kali aku melakukan ini hanya untuk sekedar mengecek waktu.

Aku melakukan ini bukan tanpa alasan. Aku sedang menunggu seseorang yang telah membuat janji untuk bertemu denganku di sini. Di Love Caffe.

Caffe yang terkenal di kalangan anak muda dan pasangan kekasih. Ya, Caffe ini memang dominan di kunjungi oleh pasangan-pasangan yang sedang di mabuk cinta.

Salah satunya aku. Ya, aku. Haruno Sakura, seorang dokter kandungan berusia 25 tahun yang -sangat bersyukur- bisa mendapatkan waktu luang di tengah-tengah kesibukanku. Dan ini demi seseorang yang sedari tadi ku tunggu namun tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Huff aku bosan.

Aku mengedarkan pandanganku sekeliling Caffe dan aku kembali menggerutu dikarenakan cuma aku yang duduk sendirian sedangkan yang lainnya berpasangan. Tapi tunggu dulu, oh tidak juga. Sepertinya bukan hanya aku yang sendirian di sini.

Di meja paling pojok ada seorang yang uhmm... Aku ragu dia seorang pemuda. Mengapa aku ragu ? Ya, lihat saja dia. Rambut kuning jabrik yang agak panjang membingkai kedua pipinya yang berisi itu. Ughh, kenapa ada laki-laki imut di sini ?

Tubuh yang ramping, kulit berwarna tan yang yeaah menurutku itu sexy. Begitu pula matanya yang berwarna biru. Cantik sekali. Bagaimana aku bisa tahu ? Itu dikarenakan tadi ia sempat mengangkat wajahnya dan tak sengaja mata kami saling bertemu namun tak lama kemudian ia kembali menundukkan wajahnya melihat ponselnya seperti semula. Sepertinya ia bukan orang jepang.

Bahkan gaya duduknya begitu anggun untuk ukuran seorang pemuda. Kaki yang di tumpu di atas kaki satunya, memainkan ponsel di atas meja dan tangan satunya di atas paha.

Pakaiannya juga menurutku -lagi- terlalu manis untuk seorang laki-laki. Memakai kaos putih lengan panjang hingga hampir menutupi jari-jari tangannya, di balut lagi cardigan hitam tanpa lengan, mengenakan celana pendek berwarna biru donker -sengaja- memperlihatkan kaki jenjangnya yang mulus itu. Jujur saja, aku iri. Dan sepasang kaki yang memakai sepatu kets berwarna senada dengan celananya.

Kalau ku tafsir usianya sepertinya 19-22 tahun mengingat gaya berpakaiannya seperti anak remaja. Ku lihat ia mengangkat wajahnya dan memandang ke luar, ke sisi kanannya yang memang di halangi kaca Caffe yang menjadi pembatas dengan hal luar. Dari gerak geriknya sepertinya ia juga sama sepertiku. Sedang menunggu seseorang.

Kriing

Mendengar bel yang tergantung di atas pintu Caffe berbunyi, pemuda yang -tanpa sadar- ku pandangi sedari tadi ini langsung memandang ke arah pintu secepat kilat dan tak lupa dengan sepercik harapan yang terpancar di matanya.

Namun tak lama pandangan mata itu berubah sendu. Ia kembali memandangi ponselnya. Aku mengernyit. Ada apa dengannya ?

Greek

Aku mendengar suara kursi di geser dari arah depanku. Ketika aku memandang ke depan, aku melihat seorang pria sedang tersenyum ke arahku.

"Maaf membuatmu menunggu, sayang." Ucapnya dengan wajah bersalah.

Jangan heran bila pria di depanku ini memanggilku sayang. Tak salah bila kekasih memanggil sayang pada orang yang di cintainya. Ya, kekasihku. Pemuda di depanku ini adalah kekasihku. Orang yang sedari tadi ku tunggu.

"Kau memang selalu membuatku menunggu." Jawabku agak jengkel sambil bersidekap dada, pura-pura ngambek.

"Maaf, sayang. Pameran lukisan hari ini memang sedikit lebih lama."

Happy SasuNaru DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang