PART 1 - Lou and Drew

9.9K 126 6
                                    

Telunjuknya bermain-main di atas permukaan kulit punggung seorang wanita di hadapannya. Lelah karena aktivitas yang mereka lakukan dalam kurun waktu tiga jam, hanya menyisakan dua tubuh manusia tanpa sehelai benang pun yang terbaring di atas ranjang. Posisi sang wanita tertelungkup, mengekspos kulit punggungnya yang sehalus beledu dan berwarna eksotis, hasil berjemurnya di Maldives saat liburan satu minggu lalu. Sementara sang pria berbaring miring, tak henti menyapukan jari-jemarinya di atas permukaan kulit yang sangat menggoda itu.

"You know Lou, your body is wonderland.." ujar pria itu dengan nada kagum. Senyum puas terukir dari bibirnya. 

"Tidakkah ada pujian yang lain Drew? Kau selalu memujiku dengan kata-kata itu semenjak kau berhasil membawaku ke ranjangmu!" sahut perempuan itu dengan nada bosan. Sebuah tawa dengan suara dalam dan serak meluncur ke luar dari bibir pria yang akrab disapa Drew tersebut. Dikecupnya punggung wanita yang ia sebut Lou beberapa kali, membuat sang pemilik tubuh merasa geli.

"Oh, Stop it Drew! Aku tak mau lagi bermain-main." Lou bangkit dari atas ranjangnya dan menarik salah satu selimut yang terdapat di sana untuk menutupi tubuhnya, membuat Drew terkekeh pelan saat melihat tingkah wanita itu. "Jangan macam-macam Drew. Aku akan menggunakan kamar mandi utama selama satu jam, kuharap kau segera membersihkan dirimu." Lou melangkah dengan anggun menuju kamar mandi utama yang berada di ujung kamar, setelah ia memasuki ruangan yang ukurannya sangat amat tidak normal untuk ukuran kamar mandi biasa, ia mengunci pintu itu, dua kali, demi memastikan agar manusia sinting tapi sangat tampan dan seksi yang merupakan sahabatnya itu tak begitu saja dapat membuka pintu dan mengganggu kegiatan mandinya. Sementara di luar, Drew yang masih berbaring di atas ranjangnya mulai bangkit. Meraih jubah tidur berwarna hitamnya dan segera mengunjungi kamar mandi lain yang terdapat di kondominium itu. Membasuh seluruh permukaan tubuhnya dengan air dingin, mengusahakan agar otaknya dapat kembali berfungsi normal dan menghadapi hari dengan pikiran yang bersih. 

O-O-O

"C'mon Drew, kau tak dapat lagi menolak kesepakatan ini. Akuisisi perusahaan kecil seperti Marine and Milane Corp benar-benar akan menguntungkan kita!" George, sahabatnya sekaligus tangan kanan perusahaan milik Drew yang bergerak dalam bidang jasa transportasi dengan Drew sebagai CEO dari perusahaan yang merupakan turun-temurun dimiliki oleh keluarganya, mencoba membujuk Drew untuk kesekian kali. Saat ini perusahaannya memang tengah melakukan ekspansi ke beberapan daerah yang jauh dari kota demi mengembangkan kerajaan bisnisnya, dan keberadaan Marine and Milane sebagai perusahaan kecil yang menyediakan berbagai macam kebutuhan yang menunjang kegiatan ekspansinya memang cukup dapat dikatakan menguntungkan, kalau saja Drew tidak memiliki kewajiban untuk mengontrol secara langsung bagaimana keadaan perusahaan tersebut yang letaknya di bagian ujung kota, bahkan nyaris terpencil dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk melakukan kegiatan controlling seperti itu dan Drew, tidak menyukainya karena ia harus meninggalkan Amanda Pirez di sini, tunangannya yang akan ia nikahi tahun depan. Wanita anggun dan cantik itu mana mau menemani Drew untuk pergi ke pelosok-pelosok apalagi harus tinggal sementara di tempat yang tidak menawarkan kemewahan dan kenyamanan sama sekali, karena Amanda adalah gadis yang terbiasa dengan hidup yang nyaman terlebih profesinya yang seorang desainer kenamaan dan memiliki beberapa butik di Seattle dan di kota-kota lain di Amerika dengan butik utamanya di Manhattan. Hell! Bagaimana bisa wanita yang tidak pernah mengecap rasa susah ia ajak untuk tinggal di tempat seperti itu? Drew mengacak rambutnya, frustasi dengan pemikirannya sendiri,

"George, aku tahu kalau akuisisi itu pasti akan menguntungkan pihak kita, namun kau tahu sendiri aku tidak bisa meninggalkan Amanda di sini. Sudah seminggu Amanda mengalah kepadaku dan memilih tinggal sementara di Seattle daripada ia tinggal di Manhattan, dan jika proses akuisisi itu terjadi sekarang-sekarang ini dan aku harus pergi ke ujung Seattle dan meninggalkan Amanda sendiri, bayangkan saja apa yang akan terjadi?!!" Drew berteriak gusar. Memikirkan Amanda akan menangis di hadapannya saat Drew mengatakan hal ini dan membuat dirinya seatus kali lipat  lebih menderita karena melihat wanita cantik itu sedih akibat kepergiannya. George tertawa melihat ekspresi yang dipancarkan oleh sahabatnya itu. Sudah sedari dulu ia mengetahui bagaimana tergila-gilanya Drew dengan Amanda dan akan melakukan apapun untuk membuat Amanda bahagia. 

Catch Your HeartWhere stories live. Discover now