Prince of Sunflower

41 0 1
                                    


Kala itu langit cerah. Gumpalan awan putih terlihat seperti kapas-kapas yang berserakan di langit biru yang luas. Berantakan, tapi menyatu dengan indah. Pemandangan alam tersebut tengah diawasi oleh seorang pria yang tengah duduk di atas sofa berbulu lembut—selembut beludru—yang terdapat pada balkon kamarnya, mengarah tepat menuju pemandangan indah kota Paris. Pria itu tengah menyesap secangkir teh hijau rosella yang dibuat langsung oleh kepala chef kerajaan.

Kerajaan? Benar sekali, remaja pria itu adalah seorang pangeran, putra mahkota dari kerajaan Perancis.

Pria itu adalah Justin Bieber—Putra Makhota yang telah di percaya dan akan diangkat sebagai Raja suatu hari nanti. Sebenarnya Justin tidak terlalu menikmati hidupnya sebagai seorang Putra Mahkota. Mereka pikir kehidupan kerajaan itu mudah? Hell no. Sebuah pikiran langsung menyeruak masuk ke dalam kepala remaja pria yang duduk dengan nyaman itu. Mungkin keluarga kerajaan hidup mewah dari uang pajak yang diberikan oleh rakyat. Itu memang benar, keluarga kerajaan hidup dengan mewah dengan uang rakyat. Seperti sebuah boneka yang menjadi tontonan banyak para rakyat. Pikiran dingin itu muncul lagi dibenak remaja pria itu. Seandainya dia bisa memilih, dia akan lebih memilih untuk hidup sebagai rakyat biasa, bukannya putra mahkota yang akan diangkat menjadi Raja suatu hari nanti.

Keputusan Justin saat ini sudah bulat. Dia harus menjalankan keinginannya untuk berkuliah. Tapi sampai sekarang keluarga kerajaan itu belum biasa menyetujui keinginan Justin. Pria itu mengambil nafas dalam-dalam dan segera beranjak dari sofa berbulu lembut itu lantas keluar dari kamarnya dan menuju kamar ibunya yang terletak tak jauh dari kamar pria itu sendiri.

Cklek.

Pintu kamar utama itu terbuka menampakkan isi dalamnya. Seorang wanita tengah bercermin dan menyisir rambutnya. Menyadari putranya itu datang, wanita yang di panggil Justin dengan sebutan mom itu menghentikan kegiatannya namun masih dalam posisi yang sama. Ia hanya menatap putranya itu dari cermin yang memantulkan bayangan Justin disana.

"Jika kau masih membahas masalah rencanamu untuk berkuliah, lebih baik kau keluar dari kamarku." desisnya tanpa memutarkan badan. Masih menghadap cermin.

Justin mengatupkan rahangnya dan tangannya mulai terkepal. Tapi dia berusaha menahan emosinya itu dan menghela nafas panjang. "Mom, bisakah kau membiarkan aku bebas kali ini saja? Kenapa kau begitu takut kalau aku pergi ke kota itu?!" suara itu memecah keheningan ruangan yang berasitektur mewah itu. Pattie memejamkan matanya lantas mulai berdiri dari bangku itu dan mengarahkan tubuhnya kepada Justin. Wanita itu menatap dua bola mata karamel Justin lurus-lurus.

"Apa yang ingin kau lakukan disana, huh? Kau sudah mendapatkan semuanya disini. Lagi pula masa depanmu memang disini?! Tak bisakah kau mengerti?" balas wanita—yang bernama Pattie itu—dengan nada suara yang lembut namun lirih.

"Aku muak disini, Mom! Aku ingin seperti remaja yang lain, yang menghabiskan masa remaja mereka dengan bersenang-senang di kota, mereka juga kuliah di universitas ternama! Aku tidak butuh semua kemewahan yang ada disini, yang aku inginkan adalah menjadi remaja yang normal, seperti yang lain. Seperti remaja-remaja diluar sana. Kumohon," pria itu bersuara lagi, kali ini dengan nada memohon.

Wanita yang berada di hadapan Justin itu mengembuskan nafas berat. Dia tidak ingin putranya pergi dari istana meskipun sebentar. Tapi perkataan putranya ini ada benarnya juga. Mungkin dengan membiarkannya pergi keluar dari keheningan istana sebentar saja bukanlah suatu masalah yang akan berakibat fatal. Wanita dengan bola mata kehijauan itupun mulai bersuara. "Baiklah,kalau memang ini maumu. Kau boleh pergi kesana... besok," Lirihnya dengan berat hati.

Pria dihadapan wanita itupun spontan berteriak senang dan memeluk wanita itu. "Terima kasih Mom! Kau benar-benar mengerti aku!"

Justin Bieber POV

Menjadi keluarga kerajaan. Cihh, mereka pikir itu semua mudah. Tentu saja pikiran mereka semua salah besar. Mungkin disini—di Perancis mereka semua memiliki presiden yang memimpin mereka, sehingga keberadaan kami tidak dibutuhkan lagi. Tetap saja, keluargaku sudah berada lebih dari ratusan tahun lalu. Keberadaan kerajaan ini, adalah salah satu titik pacuan pemerintahan Perancis. Entah bagaimana mereka, dari tahun ke tahun meremehkan keberadaan kami.

Siapa mereka yang aku bicarakan?

Mereka adalah masyarakatku sendiri, para penduduk Perancis. Walaupun banyak yang masih mendukung keberadaan kami. Tetap saja, mereka yang menentang adalah batu sandungan bagiku.

Jadi aku memutuskan untuk berkuliah disalah satu universitas ternama di Paris, yaitu Université de la Sorbonne. Siapa sih yang tidak mengetahui universitas itu? Semua warga Paris tahu, bahkan dunia pun tahu. Aku serius. Aku memilih universitas itu karena aku yakin universitas tersebut adalah sebuah tempat dimana kebanyakan keluarga kerajaan tidak pernah menginjakkan kaki disana. Semula Ratu menolak, Ratu adalah nenekku. Tapi untungnya dengan bantuan Mom dan juga Dad, Ratu mengabulkan keinginanku.

"Pangeran, apa kau yakin dengan semua keputusanmu saat ini?" Tanya sebuah suara selembut sutra yang menguak masuk ke dalam kamarku yang hening.

Aku menoleh ke sumber suara, tentu saja aku sudah sangat hafal dengan suaranya. "Yes. Mom. Aku tidak pernah seyakin ini sebelumnya. Dengan mendekatkan diri kepada rakyat. Mungkin aku bisa mengerti apa yang mereka inginkan," jawabku sambil melangkah mendekat ke arah Mom yang terlihat cantik dengan memakai setelan rok selutut dan blazer berwarna biru laut. "Dan satu lagi, aku tidak suka jika Mom memanggilku dengan sebutan formal saat kita hanya berdua di dalam ruangan. Karena jujur saja lama kelamaan kupingku benar benar sakit mendengar kata itu." sambungku dengan nada datar yang membuat Mom mendesah berat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRINCE OF SUNFLOWER (Justin Bieber Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang