Threat

1.4K 171 21
                                    

Sejak pulang dari pertemuan itu, Sungjae tak bisa tidur nyenyak. Seperti film horror yang biasanya berhasil membuat ia tak tertidur, Sooyoung bekerja seperti virus yang mengganggu fungsi kerja otaknya secara sempurna. Meskipun harus ia akui Sooyoung tidak seseram hantu-hantu yang bergentayangan di dalam film horror itu.

Sungjae mengambil ponselnya dan tanpa kesadaran penuh langsung membuka chatroomnya bersama Sooyoung.

Apa kau sudah tidur? Aku tak bisa tidur setelah date kita hari ini. Selamat malam Sooyoungie~

Setelah sadar telah mengetik itu, dengan cepat ia menghapusnya kembali.

"Ah.. Bodoh." runtuknya kesal pada dirinya sendiri. Setelah memikirkan, mengetik dan menghapus berulang-ulang, akhirnya ia berhasil mengirimkan satu chat yang ia anggap paling sesuai.

6_zzaldow : Terimakasih sudah melunasi satu hutangmu hari ini. Kau masih punya beberapa hutang yang tersisa, tidurlah yang nyenyak.

Setelah melihat dan membacanya lagi, Sungjae membentur-benturkan kepalanya di bantal. Ia tak habis pikir, mengapa ia bisa sangat tidak romantis pada Sooyoung. Karena sudah frustrasi, akhirnya ia pun melempar ponselnya jauh dari jangkauannya dan menutup dirinya dengan selimut.

---

Pagi ini Sooyoung kesiangan karena tidak bisa tidur. Hal ini sudah berlangsung selama dua hari. Setelah mengirimkan chat untuk Sungjae, ia hanya menghabiskan malamnya menatap foto Sungjae saat memancing, yang sebelumnya ia ambil melalui ponselnya. Maka dari itu, hari ini ia tidak masuk kelas dan juga tidak menaruh latte di loker Sungjae, toh Sooyoung sendiri bisa memberinya secara langsung. Gadis itu pun membayangkan apa yang akan ia lakukan jika bertemu Sungjae hari ini.

"Sooyoung-ah~" panggil seseorang mengaburkan lamunan Sooyoung.

"Ah, Chanyeol sunbaenim! Annyeonghaseyo~" sapa Sooyoung dengan wajah yang berseri-seri.

"Wah kau semakin cantik Sooyoungie." Chanyeol mendaratkan tangannya di kepala Sooyoung membuat gadis itu sedikit merasa awkward namun juga malu juga karena disebut cantik olehnya, "apa kau ada waktu sebentar?"

"Ada apa, sunbae?"

"Begini, aku kan kurang familiar dengan angkatanmu, jadi bisakah kita mengerjakan project mata kuliah Environment Psychology bersama-sama? Proyek ini sampai akhir semester jadi aku takut tidak optimal lagi jika berpartner dengan orang lain.." Chanyeol memamerkan senyumnya, "boleh ya? Kita kan cukup dekat."

"Hm... baiklah sunbae." Sooyoung menerima permintaan Chanyeol tanpa ada rasa khawatir sama sekali karena ia dapat mempercayai sunbaenya itu dengan baik. Meskipun ia tidak tahu jika Chanyeol tidak begitu tulus saat ini.

"Baiklah, kita mulai mengerjakan project itu minggu depan, ya?" Chanyeol menepuk pundak Sooyoung akrab, "oh iya, tadi sepertinya kau dipanggil oleh anak-anak klub untuk bantu-bantu.. Seulgi yang memberitahuku. Bye Sooyoungie, aku duluan."

"Ne.."

Sooyoung kemudian segera mengikuti pesan dari Chanyeol dan setengah berlari mengarah ke pusat klub mahasiswa yang sebenarnya cukup jauh dari fakultasnya. Meskipun melelahkan, ia senang ketika ada yang meminta bantuannya, sehingga ia pun terlihat ceria pada saat itu.

Dengan ransel yang menggantung di pundaknya, ia beberapa kali melompat. Ada beberapa hal yang ia pikirkan dan membuatnya menjadi sangat gembira sehingga ia melakukan kegiatan itu. Salah satunya adalah chat ucapan semangat dari Sungjae yang ia baru sja terima.

Akibat kurang fokusnya Sooyoung saat itu, tangan seorang pemuda berhasil menarik lengannya dengan kuat dan membawanya secara paksa untuk mengikutinya.

"Yaaaak! Lepaskan!" Sooyoung berusaha melawan pada saat menyadari hal itu, namun ternyata tenaganya masih sangat kurang jika dibandingkan dengan lawannya saat itu sehingga Sooyoung dengan mudah dibawa oleh pemuda itu menuju ke suatu tempat.

"Ikut aku sekarang, aku akan jelaskan    semuanya"

"Tidak ada lagi yang perlu kau jelaskan, Taehyung. Semua sudah jelas sejak setahun yang lalu." Sooyoung kembali mencoba menarik tangannya paksa namun lagi-lagi gagal. Sooyoung berhasil di seret menuju tempat parkir yang cukup sepi, sebab Taehyung berencana mengajak Sooyoung pergi dari tempat tersebut dengan menggunakan mobil SUV nya.

"Tolooong" teriak Sooyoung frustrasi. Air mulai mengalir melalui celah di matanya, ia pasrah dengan apa yang terjadi padanya meskipun sesungguhnya ia tak rela.

Ketika tiba di dekat SUV hitamnya, Sooyoung didorong hingga punggungnya menempel pada mobilnya dan dengan kedua tangannya yang di tahan, wajah Taehyung mendekat ke arah Sooyoung. Sooyoung masih sibuk menangis dan merintih memohon pertolongan, hingga pada akhirnya

BRUK! Sebuah tendangan berhasil mendarat mulus di kepala Taehyung membuatnya tersungkur di tanah.

"Bangsat! Jangan ganggu Sooyoung!" ucap pemuda jangkung dengan masker yang menutupi setengah wajahnya.

"Ya! Kenapa kau memukulku?! Sialan."

"Ayo.." pemuda itu menarik Sooyoung dan mengajaknya berlari meninggalkan tempat itu.

"Awas kau Sooyoung! Jika kau tak bisa menjadi milikku, kau juga tak bisa jadi milik orang lain," teriak pemuda yang masih terkulai lemas di tanah, mengancam kedua orang yang sebenarnya telah hilang dari pandangannya itu.

---

Seorang pemuda sedang terduduk jenuh mendengar perkuliahan hari ini, sejak pagi hari matanya sibuk menyusuri kelas, namun sayang ia tak berhasil menemukan apa yang ia cari hingga saat ini.

Kini ia terlihat menidurkan kepalanya ke meja, namun tangannya sibuk dengan ponselnya, seperti biasa ia mengabaikan perkuliahan. Senyumnya spontan merekah ketika melihat sebuah notifikasi di ponselnya.

freshapple_jp : semangat kuliahnya oppaaa~aku mau ke klub dulu nih~ ssst jangan lapor ke Park sonsaengnim, ya?!

Pemuda itu, yang dapat diidentifikasi sebagai Yook Sungjae, mulai terkikih geli dan dengan segera membalas pesan itu. Posisinya mulai bangkit dan kedua tangannya sibuk mengetik-ngetik pesan balasan atas chat yang didapatkannya itu.

6_zzaldow : hm tak jamin

6_zzaldow : kau harus menyogokku dulu untuk makan siang baru kupikirkan tak akan melapor.

6_zzaldow : oh ya, semangat ya!

Sungjae tersenyum dan memandangi ponselnya hingga beberapa menit namun tidak ada balasan dari sana. Tumben, batinnya. Namun ia tak ingin berprasangka dan tetap tersenyum mengingat apa yang dapat ia lakukan setelah perkuliahan ini berakhir dalam beberapa menit.

---

A/N :
Ketebak ga ya siapa yang nolong Sooyoungi?
Saya lagi sibuk-sibuknya nuntasin proker sekaligus melanjutkan ff ini. Stressful, but happy at the same time. Makanya maaf kalo ada typos karena emang tak sempat di cek😆😆😆
Jangan lupa tinggalin comment dan vote yaaaaa, karena semua itu yang bikin saya semangat tetap ngelanjutin ff ini ditengah kesibukan yang lainnya~
Thankyou🙆🙆🙆

Fresh like an Apple • C O M P L E T ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang