POTRETAN 1| Perjodohan

7.5K 263 19
                                    

Semarang, Indonesia

Didasar kertas yang mengawali pecahan berbagai macam kata. ini hanya sajak bermajas tak bermakna jika semakin dihembuskan artinya. pena hanya sering kali mendengar kata, cinta.

Sebuah perasaan yang semakin menggulungkan ungkapan hati yang tertekan. hanya lima huruf yang terangkai dibalik bingkai kata.

'Cinta' kata yang hadir menyelimuti jiwa setiap kedua mata sang makhluk.
Sungguh anugerah lebih besar yang ia ciptakan disetiap figura-figura yang tersimpan.

Ya rabb, taklukkan rasa yang tengah hadir nanti, dengan satu mimpi yang terungkap.

Fila,

Gadis berjilbab itu--tengah bersinggah sembari menikmati selembar kertas dan pena yang ia genggam. Seolah-olah senyumannya kembali mengembang menatap jejak tulisannya di atas kertas. Ia mengingat jelas, buku diary bersampul peach miliknya itu. Ialah--hadiah dari sang abi sewaktu ia duduk di bangku menengah pertama. Hingga ia sangat bisa menulis selincah mungkin. Seolah-olah ia begitu mahir melemparkan rangkaian kata di atas kertas. Ketika sang pena di sela-sela jemarinya menikmati sentuhan kalimat yang ia ciptakan sendiri.

Pandangannya begitu terarah pada deretan kolase yang ia ciptakan terpajang di dinding kamar miliknya. Lihat saja, saat beberapa foto hasil jepretan kamera yang sangat ia cintai. Menghasilkan bentuk kolase foto yang menempel dan bergantung indah di balik dinding. Ia tak segan-segan menikmati hasil karyanya sendiri. Baginya, media potretan berbentuk foto ialah suatu kenangan yang berarti dan tak kan hilang sesaat di benaknya. Yah, begitulah kegemaran yang telah menjadi profesinya selama ini. Fotografi.

"Filaaaaa.."

Terdengar suara yang tak asing baginya. Rupanya sang umi memanggil anak gadisnya itu. Segera mungkin ia meletakkan sebatang pena dan menutup lembaran yang ia tulis di atas meja dekat tempat tidurnya. Dengan cepat Fila beranjak dari kamarnya dan menemui uminya.

"Iyaaa umii.. ada apa?" tanya Fila, saat ia menemui abi dan umi di ruang tamu.

Tatapannya menangkap satu persatu bola mata umi dan abi. Fila sejenak mengernyitkan dahinya. Ia seperti menemukan sesuatu yang tersembunyi dari raut wajah abi dan umi. Jelas umi dan abi pasti ingin mengatakan sesuatu yang penting padanya.

"Fil, umur kamu sudah menginjak 24 tahun, tapi sampai saat ini kamu masih saja sendiri. Jadi, abi dan umi berpikir, ingin mempertemukan kamu dengan seorang laki-laki anak teman karib abi." tutur abi, ia sedikit meneguk kopi hangat buatan umi.

"Jadi maksud abi... D-dijodohkan?" ucap Fila, seolah ia terperangah menebak perkataan abinya.

"Fil, maksud abi kamu baik. Beliau ada benarnya, lagian selama ini umi dan abi ingin sekali melihat kamu punya pasangan hidup. Gadis seumuran kamu, banyak yang sudah menikah." umi menambahkan.

"Fila, abi hanya ingin yang terbaik buat kamu. Anak teman abi ini, pemuda yang baik dan sholeh. Dia pintar dan sekarang lagi mengembangkan bisnisnya, dan masih menamatkan pendidikannya di magister." abi semakin memperjelas ucapannya.

"Tapi, abi ... Fila bukannya menolak keinginan abi dan umi. Biarkan Fila untuk mencari pasangan hidup pilihan Fila sendiri. Mungkin belum waktunya Allah memberikan pasangan untuk Fila sekarang. Tapi Fila yakin, Allah akan memberikan yang terbaik untuk Fila saat waktunya tiba. Bukankah manusia diciptakan berpasang-pasangan? Abi dan umi masih ragu dengan perkataan Fila?" Fila menjawab, raut wajahnya semakin mengkerut. Ia takut saja jika abinya tetap bersikoko dengan pilihannya untuk kali ini.

POTRETAN UKIRAN TASBIH [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang