PROLOG

197 54 33
                                    

Ku raih pintu kamar ku meskipun sedikit menjijit untuk mengapainya. Ku buka pintu tersebut dan melangkah pelan dengan kaki kecil ku ke arah ruang tengah rumah ku. Kelihatan ayah yang sedang berdiri di sana. Ia menghampiri ku lalu memeluk ku lembut. Aku membalas pelukan hangat tersebut meskipun aku tahu tangan mungil ku tidak sampai melingkari pergelangan bahu ayah.

"Udah bangun sayang," ucap ayah sambil merapikan rambut ku. Aku hanya mengangukkan kepala ku sambil mengucek kedua mata ku dengan tangan kanan ku.

"Selamat ulang tahun putri kecil ayah," ucap ayah padaku lalu ia mencium kening ku.

"Ayah mama mana???," ucap ku kecarian. Ayah hanya menatap dan tersenyum kepada ku. Seketika telepon rumah berdering dengan keras, aku berlari kecil ke arah asal bunyi tersebut. Bergegas untuk secepatnya mengangkat telepon tersebut dan terdegar suara mama di telinga ku.

"Hallo, ini mama???," ucap ku pelan.

"Ini atala kan, selamat ulang tahun putri kecil mama. Atala mau mama beliin apa buat kadonya sayang???," ucap mama.

Seketika gadis kecil itu terdiam sejenak mendegar perkataan dari mamanya tersebut. Beberapa detik kemudian.....
"Atala cuman mau mama ada disini sekarang bersama tala dan ayah," ucapnya polos.

"Maaf sayang mama nggak bisa kalok sekarang, soalnya mama ada kerjaan dan setengah jam lagi mama harus meating sama klien mama. Sayang udah dulu ya nanti kita sambung lagi," ucap mama. Sebelum gadis kecil itu sempat menjawab sambungan pun akhirnya terputus, bunyi tut - tut - tut masih tergiang di telinga gadis kecil tersebut. Kelihatan dari raut wajahnya yang murung, bahwa gadis kecil tersebut tidak menyukai hal ini tapi ayah selalu tau apa yang membuat putri kecilnya bahagia dan tersenyum kembali.

Ayah yang sedari tadi mengawasi tingkah putri kecilnya kini datang menghampirinya dan membawa kue bertaburkan coklat pekat yang bertuliskan selamat ulang tahun putri ayah "Atala Indira Gitasia" di hadapannya. Terlihat lilin berwarna merah berbentuk angka sembilan di atas kue tersebut, menandakan jika gadis kecil ini sudah berumur ke sembilah tahun. Raut wajahnya pun perlahan mulai berubah, tergambar senyuman manis di wajah gadis kecil tersebut. Ayah bersama bik ina serentak menyayikan lagu selamat ulang tahun untuknya.

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun putri ayah, selamat ulang tahun non atala, selamat ulang tahun," nyayian ayah yang diselinggi juga oleh nyanyian bik ina.

Suasana pun mulai berubah menjadi menyenangkan. Gadis kecil itu meniup lilinnya namun sebelum ia meniup lilin tersebut ia berdoa "Tiada yang lain aku inginkan hanya aku ingin bersama ayah dan mama ku selamanya". Potongan kue pertama ia berikan kepada ayahnya lalu ia memberikan potongan kue selanjutnya kepada bik ina. Bik ina baginya adalah sosok mama penganti, jika mamanya tidak ada di rumah dan pergi ke luar kota. Bik ina yang slalu siap siaga menjaga dan mengurus atala di rumah.

"Ini buat Atala," ayah memberikan kepada gadis kecil itu bungkusan kado berwarna biru yang bergambarkan lope - lope.

"Ini isinya apa ayah?," ucapnya penasaran pada bungkusan tersebut. Ia membolak - balik bungkusan tersebut.

"Kamu bukak aja sayang," ucap ayah padanya.

Gadis kecil tersebut merobek perlahan dari ujung bungkusan tersebut sampai ujung satunya lagi hingga mulai kelihatan isi dari bungkusan tersebut. Isinya berwarna hitam dan putih, ia semakin penasaran dan semakin cepat merobeknya agar mengetahui isi dalam bungkusan pemberian ayahnya.

"Ayah ini cantik, tala sukak banget sama hadia dari ayah," ucapnya sambil memeluk kado pemberian ayahnya tersebut.

To be continued....
.
VOTE DAN KOMEN, MAKASIH

16 OKTOBER 2015

" AKU DAN AYAH "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang