Deniz's Past

532 20 7
                                    


Happy Reading ♡♡♡

____________________________________

Deniz pov*

'Pictures I'm living through for now...
Trying to remember all the good times
....
Our life was cutting through so loud....
Memories are playing in my dull mind....
I hate this part, paper hearts....

Song : paper heart - Torry Kelly

Lagu ini adalah lagu yang mencerminkan perasaanku saat ini. Kenapa di saat semua baik-baik saja tiba-tiba dia kembali membawa cerita lama di hidupku. Saat ini aku sedang berbaring di atas ranjang setelah melalui debat dengan Devi soal ara.

Flashback on*

"Who is she? "

"She is only my friend, dev. You're still the only one in my heart " ucapku. Aku sebenarnya tak suka dengan kebohongan tapi bagaimana lagi. Aku tak ingin hal -hal buruk menimpa ara karena ulah Devi.

"Ok, I trust you deniz Always "
.Katanya . Aku lantas berdiri.

"Tidurlah Dev, ini sudah malam dan aku juga sangat lelah".

"Ok, babe Have nice a dream" katanya sambil berjalan menuju kamarnya.

Flashback off*

"Ara entah apa yang membuatku merasa bersalah padamu, aku tak tau perasaan apa ini? Ini semacam rasa peduli yang lebih, tidak lebih dari itu kurasa aku menyanyanginya. Ah, apa ini perasaan Cinta? . Selama bersama Devi dulu aku bahkan tak pernah merasakan ini, aku hanya merasa nyaman di dekat Devi tak ada getaran menggebu di lubuk hatiku" gumamku.

Aku meraih Iphone ku diatas nakas lalu kubuka pesan dan mengetikkan pesan untuk ara.

To: Ara

Hei, maaf aku meninggalkanmu ditoko buku, aku ada urusan mendadak.

Send!.

Aku harap dia masih mau memaafkanku, ya semoga saja.
Aku bingung harus bersikap apa pada Devi saat ini, kalian tidak tau betapa emosianalnya Devi saat ia marah. Aku teringat peristiwa 10 tahun yang lalu.

Flashback on *

Seorang gadis 9 tahun sedang berlari di sebuah Taman tak lama ada seorang anak laki-laki berusia 13 tahun menabraknya. Devi yang bertubuh mungil pun jatuh ke tanah. Lututnya terluka dan anehnya dia tidak menangis sama sekali. Dia lalu berdiri dan melemparkan Batu kearah anak laki-laki tersebut.

Aku kaget dengan cara Devi melempar Batu, penuh amarah untuk anak seusianya. Aku pun menghampiri mereka dan melerai . Meskipun awalnya Devi menolak untuk berbaikan tapi akhirnya dia mau karena kupaksa. Aku menggendong Devi pulang selama di perjalanan kami sedikit berbincang.

"Dev ,kenapa saat lututmu terluka kau tidak menangis? "

"Karena ayah mengajarkanku untuk jadi perempuan yang tangguh, tidak boleh cenggeng "

"Benarkah begitu?"

"Hmm, ayah bahkan menyuruhku meluaki balik orang yang melukaiku "

Aku kaget mendengar jawaban dari Devi. Ayahnya yang mengajari hal tersebut?
Tak dapat dipercaya.

"Jadi itu alasan kenapa kau melempar Batu ke anak laki-laki tadi?"

"Yap !. Tapi tenang saja deniz aku tidak akan melukaimu "

"Kau yakin?"

"Iya, karena aku sayang sama deniz. Kata ayahku deniz sama aku cocok loh "

"Cocok untuk apa? "

"Untuk jadi pasangan hidup "

"Entahlah, dev".

"Pokoknya aku maunya sama deniz, titik "

"......".

Flashback off*

Aku jadi bergidik ngeri mengingat kejadian tersebut. Tapi, tak sedikit pula kenanganku bersama Devi yang masih kuingat. Aku masih ingat bagaimana Devi memberiku kejutan diulang tahunku yang ke 16 tahun.

Flashback on *

Aku merasakan ada yang menggoyang -goyangkan tubuhku. Aku membuka mataku lalu perlahan kulihat Devi sedang membawa kue ulang tahun ditangannya. Ayah dan ibuku juga ada disamping ranjangku. Devi menyunggingkan senyum yang sangat manis dan tulus.

" Happy birthday, babe! ". Teriaknya.

Aku lalu bangkit dari tempat tidurku dan memandang takjub. Ini adalah pertama kalinya ayah & ibuku memberiku kejutan ulang tahun.

"C'mon Make a wish " . Aku pun berdiri didepan Devi sambil melafalkan doa di hatiku. Lalu aku meniup lilinnya.

"You've grow up my son ".kata ibuku. Dapat kulihat matanya berkaca-kaca terharu.

"God bless you, son ". Kata Ayahku.

"Thanks mom , thanks Dad ". Aku pun memeluk mereka berdua.

"I am jealous now ". Kata Devi sambil mengerucutkan bibirnya.
Sontak kami pun tertawa dan aku mengajak Devi untuk berpelukan bersama. Aku bahkan mengabadikan moment tersebut dengan berfoto ria bersama Devi.

"Besok kau harus mentraktirku, den. Ingat itu!. Kita harus ke hawai "

"Baiklah tuan Putri"

Flasback off*

Aku menggeser menu di layar iPhone ku dan kulihat fotoku bersama Devi.

(Foto deniz & Devina)

Devi memang mempunyai sisi yang membuat orang dapat nyaman bersamanya. Tapi bagiku sisi itu akan tetap menjadikan Devi sebagai adikku.
Aku mengingat semuanya. Kenagan Indah bersama Devi.

Tidak aneh memang karena kami sudah berteman sejak usiaku 5 tahun & Devi 4 tahun.
Bukankah 15 tahun adalah waktu yang lama?
Sangat lama memang karena saat itu pun sejak di sekolah dasar hingga menengah kami selalu satu sekolah,satu kelas & duduk sebangku.
Devi adalah orang yang mengisi sebagian kisah hidupku. Aku akui itu. Tapi kini semuanya berbeda.

Setelah bertemu dengan ara aku merasakan diriku yang sebenarnya. Ara dapat membuat aku memperlihatkan sisi baik ku juga sisi burukku. Aku merasa utuh. Tapi kini dengan datangnya Devi aku ragu.
Apakah semua akan baik-baik saja. Aku pun lelah dengan pemikiran yang berkecamuk di otak ku. Tak lama aku pun terlelap.


__________Tbc_____________________

Hayoloh gimana nih nasibnya deniz?
Emang susah ya bang deniz kalo jadi cogan , direbutin cewe mulu wkwkwkwwk.
Sabar ya bang deniz.

Thor kok gak ada ara pov?

Hehehe,maaf ya emang aku buat gitu. Ara mungkin lelah digantungin . Jemuran aja kalo digantungin ilang apalagi perasaan . #Plakkkcurcol.

See you on next chapter...

Lafff you all..
Vote+ comment please : )

Hug From,

ANITA

Deniz (&) Armenia seviyorum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang