Kim Jong Kook yang berada 3 meter dari Ji Hyo segera berlari ke arahnya tepat setelah mendengar suara dentuman. Karena box-box tersebut sudah nyaris menimpa Ji Hyo, Kim Jong Kook tidak punya pilihan lain selain melompat, menjadikan dirinya tameng. Kontan seluruh tubuhnya terhantam tumpukan-tumpukan kardus besar. Ia pun jatuh. Namun tangan kanannya segera memeluk kepala Ji Hyo, tangan kirinya memegang punggungnya. Ia tahu Ji Hyo akan menghantam lantai. Jadi satu-satunya yang bisa Ia lakukan adalah meminimalisir benturan. Sedang kedua jari-jari kakinya berjingkat-seperti posisi push up-menahan berat badannya, agar Ia tidak menindih gadis itu. Ia memejamkan mata. Mengumpulkan semua sisa-sisa tenaganya.
Song Ji Hyo melihat sosoknya yang begitu kokoh. Berada tepat di atas tubuhnya. Kedua lengan kokoh itu mendekap tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang. Insiden tersebut benar-benar membuatnya takut. Kardus-kardus yang bergelimpangan di sekitarnya terlihat jatuh secara lambat.
Semua orang telah mengelilingi Ji Hyo dan Jong Kook. Mereka segera memindahkan kardus-kardus menjauhi dua orang tersebut.
"Kalian tidak apa-apa?" Yoo Jae Suk bertanya panik.
"Oppa..?" Kim Jong Kook segera membuka matanya setelah mendengar suara Ji Hyo.
"Apa kau terluka?" Kim Jong Kook balik bertanya. Mereka masih berada dalam posisi yang sama.
Song Ji Hyo berkaca-kaca mendengar pernyataan pria di depannya. Ia baru mengenalnya kemarin, namun pria tersebut telah mengorbankan diri demi menyelamatkannya. 'Apakah Ia seorang manusia?'
"Hyung, Mianhanda. Sungguh aku tidak sengaja melakukannya." Kwang Soo terduduk di samping Ji Hyo dan Jong Kook. Jong Kook segera melepas kedua tangannya perlahan. Akhirnya Ia terbangun dari posisinya.
Yoo Jae Suk mengulurkan tangan pada Ji Hyo membantunya bangun. Kwang Soo juga ikut berdiri setelahnya. Saat Ia telah berdiri, semua mata menatapnya. 'jika saja sebuah tatapan mampu membunuh seseorang, maka aku telah mati sekarang. Tercabik-cabik 5 pasang mata' Batin Kwang Soo.
"Ya! Apa kau penyebab semua kekacauan ini?" Haha menyemprot Kwang Soo.
"Aku benar-benar tidak sengaja Hyung. Awalnya aku ingin mengambil salah satu kardus di bagian atas. Namun saat aku mendekati mereka, aku rasa salah satu tali sepatuku terlepas sehingga aku menginjaknya, dan tanpa sengaja menabrak tumpukan-tumpukan kardus itu. Sungguh Hyung, aku tidak sengaja." Kwang Soo benar-benar pasrah. Kata-kata yang terakhir Ia ucapkan dengan suara pelan. Ia mulai tertunduk dalam.
"Kwang Soo. Huh! Jeongmal!" Jae Suk menghela nafas. Karyawan barunya ini selalu saja ceroboh, padahal ini baru hari keduanya bekerja.
"Apa kau baik-baik saja?" Jong Kook bertanya pada Ji Hyo. Sedang yang ditanya hanya diam saja. Mata Ji Hyo hanya terfokus pada satu orang, Kwang Soo.
"Yaaa! No!" Ji Hyo berteriak kencang memenuhi ruangan pengemasan yang luas. Ia melangkah mendekati Kwang Soo. Tangannya menggapai rambut Kwang Soo, mencengkram dan menarik sekuat-kuatnya. Ia tidak akan melepaskan orang dibalik insiden barusan dengan mudah.
"Arghh.. Nuna.. Mian." Kwang Soo merintih.
Yoo Jae Suk mengerutkan dahi melihat pemandangan tersebut. Ia tidak menyangka Nona Song yang begitu anggun dan cerdas bisa berubah menakutkan seperti sekarang.
Haha hanya menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal sedikitpun. Wanita cantik yang membuatnya terpukau itu kini membuatnya takut. Tatapan matanya, suaranya dan caranya menarik rambut Kwang Soo benar-benar mengejutkan.
Pria paruh baya yang sedari tadi memandu mereka, terlihat bingung. Ia hanya mengamati setiap orang secara bergantian.
Sementara Kim Jong Kook mulai tersenyum. Meskipun Ji Hyo tidak menjawab pertanyaanya, Ia tahu bahwa wanita tersebut baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Of Love
ФанфикSong Ji Hyo, gadis berhati beku namun memiliki tanggung jawab moral yang luar biasa. Ia tak percaya cinta namun percaya akan kewajiban. Ia tak tergila-gila dengan harta maupun kasih sayang, satu-satunya yang dikejarnya hanyalah pengalaman. Ia berhar...