"Sayang, apa semua perlengkepanmu sudah siap? ini hari pertama kau masuk sekolah kan?"
"Yeah mom. kau terlalu khawatir"
"Baiklah. Cepat berangkat. Daddy akan mengantarmu"
"Oke. Bye mom" ucapku seraya memeluk dan mengecup pipi ibuku.
Di depan rumah ayahku sudah menunggu di dalam mobil. Dan siap untuk berangkat.
"Siap?"
"As always, dad" dan kami berdua pun berangkat.
.
Ini merupakan hari pertama Kristal masuk sekolah. Mungkin lebih tepatnya jika dia adalah anak pindahan. Sudah sejak 5 tahun yang lalu Kristal dan keluarganya tinggal di Prancis. Kota kelahiran ibunya. Dan baru seminggu yang lalu dia kembali tinggal di Indonesia.
Jujur dia lebih memilih untuk tinggal disana. Karena dia kurang suka dengan keadaan kota di Indonesia. Khususnya Jakarta ini. Bahkan dia sudah meminta dengan sangat kepda orang tuanya untuk bisa tinggal di Paris bersama kakek dan neneknya. Tapi tentu saja orang tuanya menolak dengan keras keinginan anak semata wayang mereka.
Dengan alasan tidak tega. Dan takut Home sick katanya.
Ya.. itu wajar karena dia adalah anak semata wayang. Tanpa kakak. Tanpa adik. orang tuanya pasti akan kesepian jika dia tidak ada.
Dan keputusan terakhir adalah dia harus rela ikut dengan orang tuanya kembali ke Indonesia.
Dan sekarang dia sudah gugup berat karena sudah lama tidak berinteraksi dengan orang indonesia.
"Baiklah. Pagi anak-anak. Hari ini kalian kedatangan teman baru. Dia pindahan dari luar negeri. Jadi bapak mohon untuk saling membantu jika dia ada kesulitan. Baiklah. Kamu bisa perkenalkan diri kamu"
"Ehmm.. Hai, namaku Kristabel Romelio Lorraine. Kalian bisa memanggilku Kristal. Walaupun aku pindahan dari luar negeri, tapi sejak kecil aku sudah di Indonesia. Jadi jangan sungkan-sungkan ya.."
Mungkin mereka tidak tahu. Tapi tangan dan kakinya sekarang ini benar-benar dingin. Gugup bukan main. apalagi dengan tatapan anak-anak sekelas yang tertuju padanya. Entah tatapan kagum, penasaran, atau apapun.
"Baiklah Kristal. Kamu bisa duduk di kursi kosong belakang sana. Dekat dengan anak perempuan berambut pendek itu"
"Baik pak, terima kasih"
"Ya, sama-sama. Selamat datang di Jakarta International High School. Baiklah anak-anak, pelajaranakan kita mulai. Segera buka buku kalian"
"Hei.. hei.. sini" panggil seorang gadis. Ternyata dia adalah anak yang tadi ditunjuk pak guru. Anak yang manis dengan rambut pendek sebahu. Terlihat tomboy sebenarnya. Terlihat dari pakaiannya. Khususnya bawahan rok super pendek yang dia gabung dengan celana legging hitam selutut.
"Hai.. namaku Akihiro Atsuko. Panggil saja Atsuko agar kita lebih terdengar akrab" ucapnya seraya mengulurkan tangan.
"Hai juga. Kristal. Kamu orang jepang?"
"Yups. Ayahku yang orang Jepang. Ibuku orang Indonesia. Jangan heran kenapa aku lancar berbahasa Indonesia. Sejak kecil aku sudah di Indonesia. Oh ya, apa kau asli Indonesia? Terdengar dari namamu kalau bukan asli sini"
"Hmm.. Bagaimana ya? Silsilah keluargaku cukup rumit. Ayahku adalah blasteran Indonesia-Roma. Sedangkan ibuku adalah asli orang Prancis. Oh ya, boleh kupanggil suko-chan? entah kenapa itu terdengar imut"
"Tentu saja! Karena kita teman"
Kurasa cukup bagus utuk hari pertama. batin Kristal.
.
"Naomi, kau mau kemana?"
"Aku ingin memastikan sesutu"
"Tidak! Tidak boleh! Aku yakin kau pasti mendapat sebuah vision baru. Ini berbahaya. Semua vision yang kau dapatkan selalu tentang kematian"
"Tidak jika aku bisa menghentikannya. Akan aku selamatkan gadis ini"
"Tidak Naomi! Jangan gegabah! Ini benar-benar berbahaya"
"Aku sudah benar-benar muak dengan diriku yang hanya bisa melihat itu semua terjadi. Sekarang, sudah saatnya untuk aku menghentikannya"
TBC..
#typobertebaran
terima kasih sebesar-besarnya untuk kalian yang sudah mau menyempatkan untuk membaca cerita buatanku ini. Semoga kedepannya, di chapter selanjutnya akan lebih baik lagi :)
Jangan kapok mampir ya... ^^ Loveyou..
Regard, QJ
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eye
Gizem / GerilimMata ini. Entah harus disebut anugerah atau kutukan. Karena mata ini, semua hal dalam hidupku berubah. Karena mata ini aku bisa memberi kehidupan. Karena mata ini pula aku bisa memberi kematian.