Siwon, hyukjae, dan Donghae berjalan menelusuri koridor sekolah menuju kantin. Mereka memang selalu bertigaan disekolah. Bukan karna Donghae tidak punya teman hanya saja manusia yang sepertinya hanya mereka berdua.
“bagaimana kita taruhan? Siapa yang kalah sampai kantin dia yang bayar?” tawar Hyukjae keduanya nampak berpikir.
“setuju.!” Seru Donghae. Mau tidak mau siwon pun mengikuti permainan mereka.
“Baiklah kita mulai.! Siap? Go.!” Mereka Langsung lari melesat mendengar aba-aba terakhir Hyukjae. Sering kali ia harus bertabrakan dengan siswa lainnya yang sedang berjalan. Tentu saja itu mengganggu mereka. Donghae tersenyum licik karna dia yang paling depan.
“sial kau Donghae.!” Umpat siwon mempercepat larinya. Hyukjae nampaknya sudah terengah-engah. Payah padahal dia sendiri yang buat perjanjian. Donghae hampir sampai kantin jika saja namja dengan seragam sama sepertinya tidak berdiri tiba-tiba didepannya.BRUGH
ArghhhRingis keduanya yang sama-sama terjatuh.
“yakk kau punya mata tidak!”
“Yakk kau yang jalan seenaknya.!”
“mwo?!”
namja itu menatap Donghae kesal. Padahal dia yang salah bukannya minta maaf malah membela dirinya sendiri.
“donghae-ya gwaenchana?? Ahh sungmin sunbae minhae atas sikap temanku.”
Hyukjae membungkukan badan meminta maaf. Donghae tidak terima maaf hyukjae. Baginya dia tidak salah, namja itu yang salah sudah berdiri dijalan yang salah.
“yakk hentikan sikapmu hyukjae.! Dia yang salah.!”
“Omo kau masih keras kepala juga eoh?!”
“sudah hae hentikan.!” Ujar Siwon menengah.
“wae ? Ada apa ini??” ujar namja yang tidak asing bagi Donghae menghampiri Sungmin. Donghae mengingat-ingat namja yang ada dihadapannya ini dengan sedikit memicingkan matanya.
“omo kau kan bocah tengil yang kemarin.!”tebak namja bertubuh tinggi itu. Ah Donghae ingat, dia sunbae yang mengganggu makan siangnya kemarin.
“changmin-ah bisa kau bilang pada temanmu jika berdiri jangan menghalangi orang jalan.!” Mereka Semua terkejut dengan ucapan Donghae yang terdengal tengil. Hyukjae dan Siwonpun menahan malu atas kelancangan temannya ini. Sungmin mendengus kesal melihat sikap Donghae ia mengepalkan tangannya.
“kau.!”
“sudah sudah hentikan! Sekali lagi kami minta maaf dan maaf atas kelancangan temanku.”
“yakk apa-apaan kau.!”
Siwon menarik Donghae ke kantin dibantu Hyukjae. Untung saja Siwon cepat bertindak kalau tidal mungkin sungmin sudah menghabisinya.
“kau lihat? Dia anak tengil yang ku ceritakan kemarin sungmin-ah.” Sungmin masih menatap kepergian mereka dengan pandangan benci.Kali ini giliran Donghae yang bosan dengan nasehat kedua sahabatnya. Sesekali ia mendesah panjang berharap ocehan mereka berhenti masuk ketelinganya.
“tidak capek apa bibirmu terus mengumpat??” sindir Donghae.
“kami seperti ini juga gara-garamu hae.”
“aku? Yakk itu salah Hyukjae. Gara-gara tawarannya aku menabrak namja itu.”
“mwo?” hyujae membulatkan matanya. Sekarang mereka main salah-salahan. Siwon ikut menyalahkan Hyukjae, hyukjae yang tidak terima terus mengumpat pada siwon. Donghae menepuk keningnya sendiri melihat kelakuan kedua temannya yang justru bertengkar. Sungguh mereka aneh.Suasana sangat gaduh karna Sora Songsaenim tidak masuk ke kelas. Donghae bosan dengan suasana seperti ini. Ia melirik Hyukjae yang tengah bercanda dengan minho teman sebangkunya. Sementara siwon ia lebih milih tidur pada jam kosongnya. Dasar siwon, dalam keadaan ramai seperti ini dia malah tidur. Apa dia benar-benar tidur? Donghae tertawa kecil melihat keanehan yang dimiliki kedua sahabatnya itu. Sudah 30 menit Donghae bertahan pada bosannya akhirnya ia beranjak dari tempat duduknya menuju suatu ruangan. Ia sempat melirik kedua sahabatnya yang tidak mengetahui kepergiannya. Baguslah dengan begitu mereka tidak akan mengganggu Donghae. Koridor sekolah sangat sepi, ya karna jam pelajaran sudah dimulai. Kakinya berhenti pada suatu ruangan yang slama ini ia hindari.
Cklek
Pintunya terbuka, ruangannya tidak terkunci. Apa seseorang melupakannya? Ia mulai masuk dan mengedarkan pandangannya keseisi ruangan hingga matanya berbinar pada sebuah benda semi kayu yang dapat mengeluarkan bunyi melodi yang indah. Dari sekian banyaknya alat musik yang ada diruang ini Donghae lebih memilih piano. Ia buka penutup tuts itu dan mengelusnya. Air matanya tiba-tiba menggenang.
Teng..
Teng....teng...teng...
Donghae mulai memainkannya dengan sangat lihai. Ia sampai menutup matanya demi menikmati alunan melodynya. Tiba-tiba bayangan akan masa lalunya teringat jelas dalam pikiran Donghae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Brother
FanfictionIa tak pernah mengeluh bagaimana sikap dan perilaku yang ia dapatkan dari seorang hyung yang selama ini ia sayang. Ia hanya mencoba berusaha mengubah kenyataan menjadi lebih baik