SILVER LINNER

96 15 13
                                    

Writter By : MncaFlorentini_ and Elsa1900

Hujan datang mengusik ketenangan tidur ku. Aku membuka mata, perlahan mengumpulkan kesadaranku. Aku melihat ke arah jendela. Bulir-bulir air yang berlomba-lomba untuk jatuh.

Tak ada ingin rasanya aku bangkit dari ranjangku. Aku masih betah berada di kamarku sambil melihat hujan yang sesuai dengan perasaanku saat ini. Sedih, sakit. Itulah yang aku rasakan.

"Riaella," ucap wanita dengan umur yang berkisar 30an-Mamaku yang menyembul di balik pintu membuyarkan lamunanku.

"Riaella, kamu belum siap? Kamu mau berangkat sekolah jam berapa?" tanya Mamaku.

"Iya, Ma." aku segera melangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Tak ingin rasanya aku pergi ke sekolah dengan keadaanku seperti ini.

Sesampainya aku di sekolah. Aku mempercepat langkahku menuju kelas. Aku tak ingin bertemu dengan seorang yang tidak ingin aku temui saat ini.

"Riaella!" suara yang tak asing bagiku. Aku mempercepat langkahku. Tapi, pergelangan tanganku terlebih dahulu dicengkram nya. Aku tidak bisa melepas cengkraman nya yang sangat kuat. Sehingga, aku hanya pasrah.

"Riaella, aku mau ngomong sama kamu. Tapi, jangan disini." aku hanya mengangguk. Kami berdua menjadi pusat perhatian saat kami melewati koridor yang sudah mulai ramai.

Kami berdua duduk di salah satu bangku taman sekolah yang jarang di kunjungin. Ingin rasanya aku pergi dari sini. Tapi, hatiku mengatakan 'jangan'. Hening. Itu lah yang suasana saat ini. Tak ada satu kata pun yang terucap diantara kami berdua.

"Aku minta maaf. Aku enggak bermaksud menyakiti perasaan kamu, Riaella," ucap Kenneth. Aku tak menjawab perkataan nya.

"Aku tau, aku salah. Aku ingin memperbaiki hubungan kita. Aku ingin seperti dulu." aku menautkan keningku. Aku tak percaya, jika dia mengatakan hal itu. Yang aku tau dia sangat gengsi mengatakan hal yang sangat menjijikan bagiku setelah dia membuatku sakit hati.

"Maaf aku tidak bisa setelah apa yang kamu lakukan ke aku," ucapku.

Aku pergi meninggalkan Kenneth yang masih mematung mendengar penuturan dariku. Aku tau, itu sangat menyakitkan bagiku. Apa yang aku katakan tidak sesuai dengan hatiku. Aku ingin terlihat tegar dimata laki-laki. Aku tak ingin terlihat rapuh dimata mereka.

***

Hari ini aku sendirian di rumah. Bosan, bete itu yang aku rasakan sekarang. Biasanya Kenneth datang ke rumah menemani aku. Tapi, sekarang? Dia tidak ada.

"Lebih baik aku ke taman sambil menenangkan pikiran ku yang suntuk." aku melangkahkan kaki keluar rumah menuju taman menggunakan sepeda kesayanganku.

Aku menduduki salah satu bangku di taman. Sejuk. Tapi, tidak sesejuk hatiku saat ini.

"Woy!" aku kaget melihat seorang laki-laki duduk disampingku. Ternyata dia Kevin-sahabatku.

"Lo kenapa Riael?" tanya Kevin khawatir. Aku hanya menggeleng kepala.

"Lo enggak bisa bohongin gue. Gue udah kenal lo dari kecil dan gue tau saat ini lo lagi ada masalah,"kata Kevin. Aku hanya pasrah setelah Kevin mengatakan hal itu. Iya, aku enggak pandai berbohong dalam hal apa pun.

"Kenneth selingkuh dengan Fara di belakang gue, Kev." Kevin tertawa mendengar ucapanku. Aku bingung, kenapa Kevin tertawa?

"Averiaelle... Averiaelle. Lo tau enggak, kalau gue kemaren ada disana. Lo sih asal kabur aja." aku membulatkan mata setelah mendengar ucapan Kevin.

"Habis ini gue malu deh."gerutu batinku.

"Riael, lo tau enggak? Kalau Fara itu pacar gue. Jadi, mana mungkin Kenneth selingkuh." aku sangat kaget setelah mendengar semua penjelasan dari Kevin.

"Berarti gue salah dong Kev? Gue merasa bersalah," sahut ku.

"Kamu enggak salah kok Riaella. Aku tau kamu masih sayang dan cinta sama aku." aku menoleh ke sumber suara yang tak asing bagiku. Kenneth berada disamping ku. Aku melihat Kevin dan Fara tersenyum ke arahku. Aku menatap mereka sambil bertanya lewat kontak mata 'ini kerjaan kalian?' mereka berdua hanya mengakat kedua bahunya.

"Riaella, maukah kamu bersamaku lagi. Kita akan mengulang hubungan kita yang sempat hancur. Will you be mine again, Riaella?" aku menegang setelah mendengar ucapan Kenneth.

"A-ku, i have to say what?" tanyaku.

"Follow your heart, Riaella." mungkin, Tuhan memang menciptakan dia untuk ku.

"Yes, i will." Kenneth memelukku. Nyaman. Itu yang aku rasakan, pelukan dia membuatku tak ingin jauh darinya. Aku membalas pelukan darinya. Perasaanku saat ini sangat bahagia.

Kenneth melonggarkan pelukannya. Sebenarnya aku tak rela, Kenneth melepaskannya. Mata kami bertemu, Kenneth beralih menatap bibirku yang tipis.

Aku merasa bibirku basah. Sebuah kecupan mendarat dengan mulus di bibirku. Aku pun membalas cumbuan dari Kenneth tanpa kami sadarin Kevin dan Fara melihat hal itu.

Aku pun melepas ciuman itu hingga membuat pipiku merona.
"I love you." bisik Kenneth di telingaku. Aku pun membalas dengan senyuman.

Drabble SPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang