"berhentilah berbicara. kau seperti gadis yang merengek agar dicium pasangannya dan kau sangat mengganggu konsentrasiku!"
apa? dia bilang apa barusan?!
"WHAT? jadi kau pikir aku minta dicium olehmu, begitu?!" aku masih membelalakkan mataku yang tak abis pikir perkataan bodohnya itu. bagaimana bisa ia melontarkan kata-kata menjijikan seperti itu dari mulutnya? aku tetap melihat kearahnya namun ia bersikap seperti tak ada masalah apapun sekarang.
"aku bukan kekasihmu."
"what the fuck? apa kau tak mendengar pertanyaanku? aku tidak bilang aku ini kekasihmu, bodoh! oh tuhan.."
aku benar-benar frustasi sendiri dibuatnya. mungkin dugaanku tepat saat pertama kali aku bertemu dengannya, dia itu tuli!
"dasar bodoh." ucapnya datar.
"APA-"
"aku bilang kau seperti gadis yang minta dicium oleh KEKASIH-nya dan aku tak pernah bilang kalau kau minta dicium oleh tetangga-nya. understood?"
---
2:58 pm.
aku terus berlari menelurusi bandara agar cepat sampai ke ruang tunggu. hanya tinggal dua menit lagi, maka Caroline akan segera masuk ke dalam pesawat.
"sorry, Mrs!"
"sorry!"
"hey, sorry!"
beberapa kali aku menabrak orang yang ada didepanku karena begitu terburu-buru. aku mempercepat lariku saat membaca tulisan 'waiting room' didepan sana.
begitu aku masuk kedalam ruang tunggu, aku sibuk melihat kesana-kemari untuk mencari Caroline namun aku sama sekali tak melihatnya. jangan-jangan dia sudah berangkat?! aku mencarinya hingga ke ujung ruangan namun hasilnya tetap nihil.
aku terduduk lemas saat aku yakin bahwa Caroline pasti sudah berangkat sekarang. bagaimana tidak? aku memang sudah terlambat, walaupun itu hanya tiga menit saja. ia pasti akan saat marah dan rasa bersalah pun langsung menyeruak di hati dan pikiranku.
akhirnya aku pun bangkit lalu berjalan keluar dari ruang tunggu dan berniat untuk membeli segelas minuman dahulu sebelum pulang.
saat aku baru hendak berjalan ke arah starbucks, seseorang mengagetkanku. "mana temanmu?" aku langsung menoleh ke arah kananku dan kulihat Shawn dengan wajah datarnya itu. dia belum pulang? padahal aku berniat pulang dengan taksi karena kupikir ia tak ada disini lagi. "sudah berangkat." aku menggelengkan kepalaku kesal.
ia pun hanya meresponku dengan diam dan aku langsung melanjutkan langkahku kembali, ugh aku benar-benar haus sekarang. untungnya kali ini starbucks tidak begitu ramai jadi aku tak perlu mengantri lagi.
setelah selesai, kami berjalan keluar dan seseorang yang sangat familiar olehku terlihat sedang berdiri didepan ruang tunggu. "Caroline?!" teriakku terkejut dan aku yakin suaraku membuat Shawn menoleh dengan wajah kagetnya. namun aku tak menghiraukannya, otomatis aku langsung berlari ke arah Caroline. ah, dia belum pergi ternyata!
"aku sudah mencarimu sedari tadi tapi kupikir kau sudah pergi dan ini sudah hampir pukul empat tapi bagaimana bisa kau belum berangkat?!"
"oh Aley.. pesawatku delay selama dua jam." jawab Caroline disusul tawa kerasnya.
---
berada didalam mobil selama 30 menit dan bersama orang yang tak disukai adalah hal terburuk yang pernah kurasakan. ini sangat membosankan dan membuatku mengantuk. apalagi dia tidak pernah menghidupkan radionya hanya untuk sekedar mendengarkan lagu.
aku pun melihat keadaan jalanan sore ini, tapi aku tersadar bahwa ini bukan jalan biasa yang sering aku lewati. seharusnya kami hanya berjalan lurus saja namun Shawn malah membelokkan mobilnya ke arah kanan.
seketika terlintas dikepalaku tentang kejadian yang terjadi pada mom dan juga kejadian setelah makan malam itu. menakutkan, ya sangat menakutkan. aku bergidik ngeri saat mengingat itu dan tiba-tiba jantungku langsung memompa kencang saat aku sadar bahwa aku hanya berdua dengannya didalam sini.
oh apa sekarang ia berniat untuk menculikku? ia berani melukai mom, dan itu berarti dia pasti bisa dengan mudahnya melukaiku juga.
oh tidak, tidak mungkin.tapi bagaimana kalau dia benar-benar ingin menculikku?!!
aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan berusaha menghilangkan semua pikiran buruk yang ada diotakku. tapi sialnya, tak ada satupun alasan yang bisa menutup semua kemungkinan yang ada.
"kau mau bawa aku kemana?!" tanyaku sedikit membentak karena aku sudah gagal meyingkirkan semua pikiran-pikiran burukku.
Shawn pun menoleh kearahku sekilas, "pulang." jawabnya singkat.
"kau pikir aku ini bodoh? ini bukan jalan yang biasa aku lewati jika pulang dari airport!" jawabku yang sebenarnya sudah semakin was-was karena jalanannya /semakin terlihat sepi.
seperti biasa, ia tak merespon apapun dari ucapanku dan itu membuatku semakin merasa panik. "k-kau ingin menculikku, hah?! aku sudah bilang padamu kalau aku tidak takut dengan siapapun. kau akan menyesal jika kau benar-benar ingin berbuat jahat padaku, pria aneh!!"
bruk!
aku terhempas ke depan saat Shawn menghentikan mobilnya secara tiba-tiba. kulihat kesana kemari tapi disini sama sekali tidak ada orang yang melintas.
senyuman smirk pun terlukis jelas diwajahnya. sedetik kemudian, ia mengikat kedua tanganku dengan tangannya dan berhasil membuatku terlonjak kaget.
apa yang mau dia lakukan sekarang?!
perlahan ia pun mulai mendekatkan wajahnya kearahku dan nafasku langsung memburu kencang tak karuan.
tubuhku menggeliat dan terus mencoba untuk menjauhkan wajahku dengannya namun tangannya begitu kuat sehingga aku sulit untuk bergerak.
aku menarik nafasku.
tenanglah.. tenang.
ayo berfikir Al, berfikir.
kau tak boleh takut.
kau tak boleh lemah.
kau-sedetik kemudian bibir merahnya berhasil menyentuh permukaan kulit bibirku.
kasar, sangat kasar. ia melahap bibirku habis layaknya seperti orang kesetanan.
aku tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk menjauhkan bibirku saja aku tidak bisa. air mataku perlahan turun karena aku sudah tak dapat menahannya lagi. aku menyesal saat baru saja aku berfikir bahwa bukanlah orang yang buruk.
aku semakin sulit bernafas saat ia tak kunjung menjauhkan bibirnya, "s-s-stop!"
tiba-tiba saja ia menjauhkan bibirnya dariku dan tanpa ia sadari tangannya pun mulai melemah saat tahu bahwa aku sudah bercucuran air mata sekarang.
aku pun langsung mengambil kesempatan emas ini dan mendorongnya sekuat tenagaku hingga punggungnya menghantam keras pintu mobil yang ada dibelakangnya.
"B-BASTARD!!!" teriakku keras tepat didepan wajahnya dan aku langsung berusaha keluar namun ia berhasil meraih tanganku dan..
*TIN TIN!!!!!*
"argh!!" badanku tersentak keras saat mendengar bunyi klakson yang begitu keras. aku tersentak sekaligus terkejut saat tahu aku masih ada didalam mobil bersamanya dan mataku terasa sakit juga berlumuran air mata. "sudah selesai dengan mimpi bodohmu itu?"
bersambung.
pendek yhaaaaa :( dan gue ngerasa feelnya gadapet. gue bener bener stuck bgt dan maaf karena udah lama ga update. votes+comments yang banyak yaa biar gue semangat nulis nyaa, jangan jadi silent readers donggg :((((
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Too Much [Shawn Mendes]
Fiksi PenggemarKau tak pernah ingin menunjukkan bahwa kau takut, namun kesendirian terlalu berat untuk kau hadapi sampai kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Meskipun kau terlihat kuat tapi aku tahu kau hampir tidak bisa bertahan. Kadang semuanya terlal...