-Mawar Merah-
"Sesungguhnya, di dunia ini tak ada yang mustahil. Baik itu yang masuk akal, maupun yang di luar akal sehat."
"Hutang dibawa mati. Nyawa dibayar nyawa"
Arina. Gadis yang masih duduk di kelas 3 SMP ini sangat berprestasi. Dari kelas 7, Arina selalu menempati ranking 1. Kepala sekolah sempat menawarkan Arina untuk lompat kelas, tetapi Arina menolaknya. Arina tak ingin meninggalkan teman-temannya.
Arina juga termasuk anak kalangan atas. Walaupun kaya, Arina tetap rendah hati, tidak menyombongkan diri dengan teman-teman sebayanya.
Setelah kematian ayahnya sebulan lalu, Arina tinggal dengan Ibunya yang masih mencari pekerjaan baru, lantaran kematian suaminya membuat Ibu harus banting tulang sendirian.
"Rin, kenapa kamu belum siap-siap ke sekolah?? Liat tuh, udah jam 7 kurang seperapat. Yuk, cepetan pergi! Mobilnya udah siap." ajak Ibu. "Rin, udah jangan nangis lagi. Ibu juga sedih banget, papa gak ada lagi." sapa Ibu sambil mengelus kepala Arina. "Ya... Bu." kata Arina.
Sesampainya di sekolah, tepat pukul 7, Arina sudah memasuki kelasnya. Biasanya di sekolah Arina, guru guru ada yang datengnya pas, ada juga yang datengnya terlambat. Jam pelajaran ini, guru Matematika kelas Arina sedang izin, jadi ada yang menjaga kelas tersebut.
"Anak-anak, Bu Laras gak bisa hadir hari ini. 2 jam pelajaran ini, Bu Laras titip tugas, kerjakan buku master halaman 66 nomor 1 sampai 44. Bapak ada rapat dulu. Jangan berisik." kata guru piket.
Di kelas Arina, banyak gang perempuan yang terkenal, namanya "The LipGloss". Katanya, gang tersebut pernah membuli seseorang hingga keluar sekolah. "Hey hey, ada yang bokapnya udah mati!!! Keren yah, ada anak yatim sekolah disini!" sepet ketua gang LipGloss, Marianna.
"Eh, lu ngomong apa gak tadi?" teriak sahabat sejatinya Arina, Zaharrah. Walaupun berjilbab, tapi gadis ini sangar sekali. Zaharrah sempat menonjok muka Marianna hingga mimisan, karena telah memaki Arina anak Setan. "Tarik ucapan lo, ato gak, gue patahin lehermu!", ancam Zaharrah sambil mencengkeram leher Marianna. "Y...ya udah sih! Wol...les dikit dong."
Zaharrah menghampiri Arina yang menangis tersedu-sedu di meja belajar. "Udah, Rin. Gak usah dipikirin tuh anak. Palingan juga tuh anak udh dicatet blacklist sama kepala sekolah. Tungguin aja tuh anak di D.O.", kata Zaharrah dengan nada suara menenangkan. Arina tidak merespon Zaharrah sama sekali. Tubuhnya dingin, kaku, nyaris seperti beku. "Rin, bangun Rin!! Rin? Rin serius bangun!!", Zaharrah panik bukan main.
"Biarin aja. Palingan bentar lagi juga si anak yatim nyusul bokapnya.", kata Marianna dengan lantang, tanpa rasa peduli. Seluruh anggota LipGloss yang berjumlah 13, termasuk Marianna, tertawa terbahak-bahak, tertawa sangat puas. "Ya Allah! Kalian punya hati gak sih?? Astagfirullah!"
Di tengah keributan yang memanas, Arina berada di alam bawah sadar. Ia berada di rumahnya sendiri. Hanya saja, rumahnya yang biasa berwarna cerah, menjadi warna hitam legam. Taman di depan rumahnya pun berubah, hanya tanah tandus. Saat membuka pintu rumah, Arina kaget bukan kepalang. Di atas meja makan yang megah dan lebar, berdiri seorang gadis, gadis yang sangat mirip dia, mungkin, sama sekali bayangan dia. Berambut pendek sebahu, memakai baju cardigan merah tua, dan rok merah.
"S...siapa kamu???", tanya Arina. "Kak, jangan nangis lagi ya. Sini, aku gantiin kakak, biar dia tahu rasa". Gadis itu memeluk Arina. Pelukannya sangat nyaman, hangat. Wanginya bagaikan bunga mawar segar. Ia terlelap di dalam alam bawah sadarnya sendiri...
"Aaaaaaaaaa!!!!! Jangan ganggu kakakku!!! Jangan macam macam dengan kakakku!!! Kau akan menyesal seumur hidup, Marianna!!". Teriakan "Arina" sangat mengguncang seluruh sekolah. Tubuhnya yang awalnya dingin, kini auranya sangat panas, melebihi panas api. Gerakannya sangat dahsyat, langsung mencakar Marianna, dan mencekik Marianna. Tangannya berlumuran darah.
Zaharrah dan siswa lainnya terdiam takut. Sebagian orang melantunkan ayat kursi, tetapi tidak mempan sama sekali. Setelah Marianna tidak berdaya, penuh cakaran dan darah di seluruh tubuhnya, "Arina" terjatuh lemas, nyaris tak bergerak sama sekali...
-Bersambung-

KAMU SEDANG MEMBACA
A Tale of Twin Sisters (part 1)
HorrorArina, seorang gadis remaja, memiliki segalanya, mulai dari prestasi yang tinggi sampai harta yang melimpah. Tetapi, ada kekosongan luar biasa, harta dan material tak bisa menutupi kekosongan tersebut. Dan "ibunya" menyembunyikan sesuatu yang sangat...