Anita meneguk air mineral dalam botol yang dibawanya, ia berdiri dibawah pohon rimbun didekat taman.
Hari minggu, tak biasanya Anita pergi Jogging, tak hanya karena malas, kakinya memang lemah dalam urusan berlari. Saat ini, Anita memakai Dri-FIT Contour Shirt berwarna biru, celana Training panjang dan kakinya terbalut sepatu Nike Running putih polos.
Entah apa alasannya pergi lari pagi hari ini, sudah sepekan ia menghindari Richie. Bersembunyi bila sempat, berlari jika terlihat, jika disapa pura-pura tuli, tak mau menyahuti. Mungkin ia lelah, tapi bukankah dengan berlari pagi malah menambah lelah?
Anita berlari santai sambil sesekali mengusap keningnya. Ia menoleh kebawah, tali sepatunya terlepas, Anita akhirya duduk disebuah kursi untuk membenarkan tali sepatunya.
Anita mengulurkan tangannya kebawah menuju sepatunya, tiba-tiba seseorang berjongkok dihadapannya dan mulai mengikat tali sepatunya.
Richie. Entah dari mana dia muncul. Anita hanya diam, dia tak menginterupsi dan membiarkan Richie menyelesaikan apa yang dilakukannya. Selain malas, Anita memang belum ingin berbicara dengannya.
Richie selesai mengikat tali sepatu Anita, dia bangkit dan duduk sebelah Anita.
"Ketemu disini." Ucap Richie seraya menghembuskan nafasnya.
Anita menghiraukan, ia bangkit hendak kembali berlari.
Richie bangkit dan menahan tangan Anita. "Nit, sini dulu, terserah kalo mau marah, tapi seenggaknya dengerin gua dulu."
"Lepas." Anita meronta.
"Sebentar, duduk sini dulu."
"Lepasin."
Richie pasrah dan melepaskan tangan Anita. Ia memandang Anita yang berlari menjauh.
"Nit! Berhenti atau gua kejar sekarang." Teriak Richie.
Anita tak peduli, dia terus berlari tanpa menoleh.
"Nit! Oke, gua kejar lu sekarang." Richie mulai berlari.
Anita semakin mempercepat langkahnya tanpa menoleh.
"Kalo lu lari terus, lu gak sayang gua."
Langkah Anita melambat, ia akhirnya berhenti berlari namun tak berbalik melihat Richie.
Sedetik, dua detik, tak ada suara. Anita menunggu Richie menghampirinya, tapi tak ada tanda makhluk mendekat. Ia akhirnya berbalik badan dan terkejut melihat Richie jatuh dengan posisi tengkurap.
~~~~~~
Richie dan Anita duduk diatas kursi yang baru saja mereka duduki tadi. Richie terus menatap mata Anita yang terlihat serius, dia sedang membersihkan darah yang mengalir dari hidung Richie dengan sapu tangan biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot and Cold Richie (revisi)
Teen FictionAda kehangatan yang terselubung dibalik tebalnya bongkahan es. Dia sendirian, dia kesepian, mencoba bertahan dalam diam. Dia rapuh, mencoba sembuh tanpa penawar. Cinta datang, cinta menolong, cintalah sang tabib penyembuh, cintalah penawarnya.