Sebuah kisah dari hati ke hati untuk hati..
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ku buka album biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
RIKO POV"Riko..."
Sayup sayup ku dengar sebuah suara lembut.. pikiranku sendiri masih berada jauh di alam bawah sadar. Siapa sih yang berani mengganggu tidur nyenyakku? Siapa lagi kalau bukan...
Aku membuka mata.
Tampak di hadapanku wajah yang tentunya sudah sangat aku kenali. Tengah tersenyum lembut kepadaku.
"Bangun Nak, sudah pagi.."
Bunda!
"Masih ngantuk." Ucapku ketus lantas menarik lagi selimutku hingga menutupi seluruh tubuh dan kepalaku.
"Rikoo..."
Rupanya orang ini masih enggan juga beranjak dan masih kekeuh membangunkanku. Aku diam tak bergeming.
"Nak, bangun. sudah pagi.."
Aku menarik selimutku kasar dan bangun. Aku memandangnya sinis, memandang orang yang tengah duduk di samping tempat tidurku dengan wajahnya yang memelas, aku muak.
"Heh, nggak liat apa? Ini baru jam 5! Ngapain gue bangun jam segitu?" bentakku dengan kasar, tak hentinya mataku menatapnya tajam.
Ia terdiam sejenak, lalu tersenyum! Bayangkan, dibentak begini ia masih bisa tersenyum! Gila!
Ia menarik selimutku dan melipatnya dengan gerakan yang lembut.
"Sholat subuh dulu nak.." ucapnya sambil melipat selimut.
Aku mendengus kesal, lalu segera beranjak ke kamar mandi, bukan untuk mengambil air wudhu, tepatnya untuk buang air sekaligus menghindar dari orang seperti dia! Bunda, orang yang sangat aku benci!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
...Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatmu...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
BUNDA POV"Sholat subuh dulu nak." Ucapku masih dengan senyuman, meskipun hatiku sangat pedih dan getir.
Riko tidak menjawab. Ia malah melemparkan guling ke lantai lalu keluar kamar setelah sebelumnya membanting pintu dengan kasar.
Aku menghela napas panjang, mengelus dada berusaha tak menganggap ini hal besar. Dia anakku, anak yang sangat aku sayangi. Anak yang aku lahirkan dari rahimku sendiri. Apapun yang ia lakukan padaku, aku akan tetap menerimanya sebagai anakku.
Perlahan-lahan mataku terasa panas dan pedih. Kelopak mataku tak mampu lagi menahan derasnya bendungan, akhirnya jebollah air itu, mengalir menuruni pipi dan jatuh ke lantai.
Riko, Bunda sayang sekali sama kamu, Nak. Kapan kamu mau mengerti?
Aku letakkan tanganku di dada, merasakan degup jantungku, menahan rasa sesak dan sakit yang ada di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA
Short StorySebuah kisah dari hati ke hati untuk hati... ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ From heart to heart .... From love to love... I LOVE U MOM...