Their Story

366 34 4
                                    

Baràt

"Truth is every one is going to hurt you. You just got to find the ones worth suffering for"
Bob Marley

Seoul, 20 November 1994

"Kai! yak Kai!" suara gadis kecil bernama Krys, sungguh memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya. Bocah lelaki yang dipanggil Kai itu mendengus kesal mendengar suara gadis yang well sebenarnya adalah sahabat Kai satu - satunya.
"Hey sudah berapa kali kukatakan jangan berteriak seperti itu, kau ini". Ucap Kai sambil mengacak rambut gadis di depannya."Hehe maafkan aku, hitam. Aku hanya.. hanya ingin mengatakan sesuatu padamu."Setelah mengucapkannya, tiba - tiba Krys menangis dan membuat bocah yang ia panggil hitam itu kelabakan.
"Krys kau kenapa? ada yang sakit ha? ada apa katakanlah jangan buat aku khawatir."Kai merengkuh badan mungil itu kedalam dekapannya. Bukannya tenang, gadis bermata pirus itu malah menambah volume tangisannya.
"Huaaaa kata ayah hiks besok hiks aku akan pergi ketempat yang jaaauh sekali. Kata ayah, aku tidak akan bisa bermain dengan Kai lagi. Krys tidak mau Kai, Krys mau main tiap hari sama Kai."
Kai mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar. Sakit, hanya itu yang ia bisa rasakan. Ia juga tidak tahu apa yang harus ia katakan pada sahabatnya. Saraf - sarafnya tidak mampu bekerja sesuai dengan yang seharusnya.
"Krys dengarkan aku."ucap Kai, ia tak tahan mendengar tangisan sahabatnya. Krys pun mendongak menatap mata hitam kelam itu.
"Krys, ingat. Kita dulu pernah berjanji kita akan selalu bersama dan saat kita besar nanti kita akan menjadi seperti ayah dan ibu kita yang selalu bersama sampai tua. Kau dan aku sekarang hanya perlu membuktikan kalau kita bisa mewujudkan janji kita, jadi jangan menangis. Walaupun kita tidak bisa main lagi tapi kita bisa saling bertukar surat kan? seperti pada drama yang sering ibu kita tonton."
Kai melepas dekapannya dan menatap dalam mata gadis didepannya. "Jadi berjanjilah padaku kalau kita akan mewujudkan janji kita dan jangan pernah lupakan aku, oke?"
Mata gadis itu berbinar, "Iya Krys janji sama Kai."

Seoul Airport, 18 Juni 2014

"Welcome back Jiji."
Seorang gadis berpostur tubuh lebih tinggi dari gadis kebanyakan keluar dari arah pintu kedatangan. Matanya bergerak mencari papan namanya diantara para penjemput yang ada.
"Jiji disini!" suara itu membuat gadis itu menoleh, segera setelah melihat wajah sang pemanggil ia pun berlari menghampirinya.
"Irene! Sudah lama sekali aku tak melihatmu lihat betapa cantiknya kau sekarang." ucap Jiji sambil memeluk sahabat lamanya itu. "Hey lihat dirimu sendiri aku sangat iri pada kecantikan mu itu. Kapan si kau mau membagi kecantikan mu padaku?"
Kedua sahabat itu terus melanjutkan pembicaraan mereka sambil melenggang meninggalkan bandara menuju apartemen Irene. "Selamat datang,maaf rumahku berantakan kau tau sendiri siapa aku." Ucap Rene saat mereka tiba di apartenya. "Rene maafkan aku telah merepotkanmu, aku janji aku akan segera pindah kerumahku jika aku sudah siap nanti." ucapan Suzy atau gadis yang kerap dipanggil Jiji itu membuat suasana menjadi hening. "Jiji aku turut berduka atas kematiannya, maaf aku tidak bisa datang ke acara pemakamannya dan ada disampingmu saat masa tersulitmu." ujar Irene sambil mengenggam telapak tangan gadis cantik itu. "Tak apa aku yakin dia sudah bahagia disana dan aku akan baik - baik saja disini."

Seoul, 21 Juni 2014

"Hey, Jiji! Sudah empat hari kau disini tanpa melakukan apapun. Aku penasaran sebenarnya apa tujuanmu kembali lagi kemari?" tanya Irene dengan nada penuh selidik. "Huh kau ini, tetap saja cerewet, aku... ingin menemui seseorang. Ada janji yang harus kuselesaikan."

Malam semakin larut, sang ratu malam sudah menampakkan sinarnya. Seorang gadis duduk menatap langit melalui jendela kamarnya dengan tatapan menerawang."Apakah aku harus menemuinya besok pagi?" ucapnya lirih. Ia lalu berjalan mengitari kamarnya dengan resah. "Tapi aku harus segera menemuinya ia adalah harta kakakku satu - satunya. Aku akan menemuinya besok pagi, ayolah Jiji sejak kapan kau jadi penakut seperti ini?"Setelah itu ia mulai menyusun rencana untuk bertemu dengan lelaki itu. Iya lelaki yang sudah bertahun - tahun ia tahu, bahkan ia sangat menghapal semua sifat laki - laki itu tanpa sekalipun gadis itu pernah melihatnya kakaknyalah yang selalu menceritakan segala sesuatu yang berkaitan dengan lelaki itu dan hanya melalui selembar foto ia dapat melihat bentuk nyata lelaki yang spesial bagi kakaknya.

Baràt ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang