Part 2

21 2 5
                                    

Sudah ada sekitar seminggu aku bersekolah di Jakarta International High School. Aku sudah mendapat teman. Dan aku juga mudah mengikuti pelajaran yang diberikan di sini. Tapi satu hal yang terus menggangguku belakangan ini.

Mimpi buruk.

Entah kenapa aku terus bermimpi buruk. Dan mimpi itu selalu sama.

Tentang seorang perempuan yang tiba-tiba datang kepadaku dan memberikanku 2 buah batu permata. Permata berwarna hitam pekat. Begitu hitam sampai-sampai aku seperti tersedot kedalamnya.

Tapi anehnya ketika permata itu aku terima, salah satu permata itu berubah menjadi putih. Putih bersinar. Dan sangat indah.

Setelah itu perempuan itu hanya tersenyum kepada ku sambil berkata,

"Jangan takut. Karena kau lah yang terpilih. Karena kau lah yang mampu. Selamat. Dan maaf.."

Setelah itu perempuan itu hilang dalam kegelapan. Dan memberiku tanda tanya besar.

Apa maksud dari mimpi ini?

Kenapa terus terulang berkali-kali?

Apakah akan ada sesuatu yang terjadi?

Semua pertanyaan itu belum terjawab sampai sekarang.

"Kristal!"

"Ah! Iya! Ada apa?"

"Kau ini kenapa? Daritadi aku panggil-panggil tidak menjawab. Kau sakit?"

Ternyata Suko-chan.

"Ah.. tidak, tidak. Aku tidak apa-apa. Hanya berpikir tentang sesuatu"

"Hmm.. baiklah. Ayo cepat ganti bajumu! Semua anak-anak sudah selesai ganti baju tahu! Tinggal kau saja yang belum"

"Ganti baju? Kenapa? Ada apa?"

"Astaga.. kita ada pelajaran olahraga setelah ini. Kau lupa?"

"Ah.. betul. Baiklah, baiklah. Tunggu sebentar ya? Aku ganti baju"

"Ya. Ya. Cepat sana!"

.

Hari ini kelas Kristal sengaja berolahraga di dalam gedung. Karena cuaca di luar sedang tidak mendukung. Alias hujan.

Dengan cuaca seperti ini jelas membuat banyak murid yang kurang semangat dalam menajalankan pelajaran. Tak terkecuali dengan Kristal.

Dia sudah pusing dengan mimpi yang selama beberapa hari ini terus menerus dia mimpikan. Ditambah dengan cuaca hujan seperti ini. Benar-benar mendukung. Alhasil dia pun hanya berolahraga ala kadarnya. Apalagi sekarang mereka disuruh untuk olahraga sendiri. Pak guru tidak bisa hadir karena ada rapat.

"Kau itu sebenarnya kenapa sih? Daritadi pagi aku perhatikan kau seperti tidak punya semangat hidup" tanya Suko kepada Kristal yang sedang memainkan bola ditangannya.

"I'm okay. Really!"

"Terus? Kenapa murung? Kau juga daritadi tidak fokus sekali. Hampir berkali-kali menabrak tembok dan orang kalau aku tidak menarikmu."

"Ayolah.. ada apa? Ceritalah kepadaku! Kita teman kan?" Lanjut Suko sambil menarik-narik tangan Kristal.

Apakah aku harus cerita? Aku tidak akan dianggap aneh kan?

"Hmm.. baiklah. Aku akan cerita. Tapi jangan anggap aku aneh atau berpikir macam-macam"

"Baiklah. Baiklah. Cepat cerita!"

"Ehm.. jadi begini. Tadi malam aku bermimpi ten-"

"AWASSS!!!"

Seketika itu juga Kristal menoleh ke arah suara. Tapi telambat. Bola sudah dengan sempurna menimpa wajahnya. Tepat dihidung.

"Kristal!! Kau tidak apa-apa? Hei! Jawab! Kristal!" Tanya Suko dengan nada heboh dan cukup keras. Sangat keras malah. Cukup untuk membuat Kristal malu. Tambah malu setelah apa yang menimpanya barusan.

"Aku tidak apa-apa Suko. Dan kecilkan suaramu! Kau membuatku malu."

"Hei, kau tidak apa-apa" panggil suara disampingnya.

Laki-laki? Siapa?

"Aku tidak apa-apa tidak usah khawatir"

"Kalau begitu angkat kepalamu! Kenapa dari tadi menunduk? Kau pusing?" Lanjut laki-laki tadi.

"Ehm.. kau punya tisu?"

"Tisu? Untuk apa?"

"Aku mimisan" jawab Kristal berbisik masih sambil menunduk dan menutupi wajahnya dengan rambut.

Baru sebentar dia menutup mulut. Tiba-tiba saja dia merasa kalau badannya diangkat.

"A-Apa yang kau lakukan?"

"Sudah diam saja. Kau tidak mau kan kalau orang lain melihatmu mimisan? Aku akan membawamu ke UKS. Tetap tutupi saja wajahmu"

Kristal pun hanya menurut. Bukan karena apa. Tapi karena dia memang sangat malu sekarang. Lebih baik kalau seperti ini.

"Namamu Kristal kan? Aku Ken. Teman sekelasmu"

"Oh. Hai Ken. Terima kasih sudah mau repot-repot menggendongku ke UKS" Jawab Kristal tanpa menatap Ken. Dia tetap setia menundukkan kepalanya.

"Tidak masalah. Ini juga bisa dihitung sebagai penebusan dosa karena sudah tidak sengaja melempar bola ke wajahmu"

"Jadi itu tadi kau?! Hah... tiba-tiba aku jadi kesal"

"Hahaha.. kenapa? Kau ingin balas dendam? Hei, aku sudah berbaik hati menggendongmu yang berat ini ke UKS lho.. masih kurang?"

"Tetap saja. Darah dibalas darah."

"Wow. Menakutkan" jawab Ken sambil membuat suara takut yang dibuat-buat.

"Baiklah nona pendemdam. Kita sudah sampai. Silahkan turun. Aku akan langsung kembali ke kelas" Kristal pun langsung diturunkan di depan pintu. Dan Ken langsung melenggang pergi meninggalkan Kristal sendirian.

"Sialan! Aku belum melihat wajahnya" ucap Kristal sambil menghentak-hentakan kaki.

Apakah tidak cukup dengan mimpi buruk dan cuaca sialan hari ini?! Apakah itu semua harus ditambah dengan laki-laki menyebalkan tadi?! Dan apa? Berat? Aku? Nona pendendam? Sialan kau! Awas saja setelah ini. Akan kucincang halus!

TBC

Hai hai.. aku kembali dengan part selanjutnya. Terima kasih banyak jika mau mampir sebentar dan membacanya sejenak. Komentar sangat dibutuhkan agar selanjutnya dapat lebih baik lagi. Kalau bisa like ya 😘
Terima kasih banyak.. Loveyou..

Regard, QJ

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang