Part 4

27 7 3
                                    

"Kak, jemput Lia di jalan Sudirman gg. Saudara no. 161c yaa"

"..........."

"Kenapa gak bisa kak? Trus Lia naik apa dong?"

"........"

"Gak mau! Nanti kalau Lia dicuri gimana?"

"......."

"Yaudahlah kak kalau kakak gak bisa" aku mematikanHPku dengan wajah yang kesal.
kakak kenapa sih selalu saja gak ada waktu buat gue? Susah banget jemput gitu doank. Mckkk.. Ucapku dalam hati sambil memutar-mutarkan hpku dilantai.

"Kakak lo gak bisa jemput ya?" Welly melihat wajahku datar.
Aku hanya menggangguk menyiyakan pertanyaannya.

"Lo pulang sama gue aja. Rumah kita kan searah" aku memasangkan muka bertanya yang menisyaratkan darimana lo tau rumah gue.

"Gue pernah ngeliat lo berangkat ke sekolah dari jalan iskandar muda. terkadang lo bawa motor maupun mobil kan?"

Yap, betul kata Welly rumah aku di situ. Anak ini diam-diam ternyata perhatian juga ya. Mulai dari kamar Andreas sampai alamat rumah akupun tau.

"Iya, rumah gue di situ" ucapku.

Sebelum kami pulang, Kami juga tidak lupa pamit kepada Andreas sama mamanya. Oiya, Tania 15 menit yang lalu udah di jemput sama papanya. Makanya tinggal aku, welly, dan andreas mengerjakan tugasnya.

*****
"Thx yaa Wel udah ngantar. Lo hati-hati di jalan awas ada begal"
"Ngapaen takut sama begal, begalnya aja takut sama gue. Hehehe. Yodah masuk sana"

Welly menunggu aku sampai masuk ke rumah. Setelah aku masuk ke rumah, aku mendengar suara knalpotnya dari dalam rumah. Aku mengintip dari jendela, yap Welly sudah pergi dari depan rumah.

Aku menaiki anak tangga rumah menuju kamarku. Sebelum melewati kamarku, aku melihat kamar kakakku dengan kesal. Aku berhenti di depan pintu kamarnya dan mengetuk pintu kamarnya.

"Kak?"

Tidak ada jawaban. Aku ngetuk kembali.

"Kakak udah tidur?"

Hening tidak ada jawaban lagi, aku akhirnya berjalan ke arah kamarku.

Cekle suara pintu terbuka. Aku melihat mata kakak ku sembab sepeti baru menangis.

"Kakak nangis? Hahaha"

Aku ketawa melihat ekspresinya yang hidup segan mati tak mau itu. Disela aku tertawa menepuk pundaknya, tiba-tiba dia memelukku erat dan menangis terbata-bata. Sontak aku terkejut.

Aku mengelus-elus punggungnya "Heii kak, ada apa? Cerita sama Lia"

Dia masih menangis dan terus memeluk aku erat.

"Kakak.. Kakak.. Lia gak bisa bernafas" akupun mulai batuk.

Kakakku melepaskan pelukannya dan menatapku penuh harapan dengan memegang bahuku. Aku melihat tatapannya itu ada luka.

"Maafkan kakak lia, kakak gak bisa menjemput lia."

Aku tertawa kecil mendengar alasan kakakku yang gak masuk akal.

"Ya ampun kak, cuman karena gak bisa jemput Lia, kakak menangis? Mana sisi laki kakak?"

Aku masuk ke kamarnya, dan mengambil segelas mineral. Iyap, dikamar kami disediakan dispenser dan gelas.

"Nih minum kak." Aku memberikan segelas air kepadanya. Lalu aku memopangnya ke kamar dan membaringkannya.

"Kak, Lia ke kamar dulu ya. Lia mau mandi udah bau nih. Hehehe" aku mencium aroma tubuhku yang lumayan bau.

"Kak, jangan cengeng gitu dong. Laki kok gitu sih." Ucapku senyum.

"Bukan alasan itu sebenarnya yang buat kakak menangis lia. Tapi ada alasan lain yang belum bisa kakak beritahukan kepada Lia." Ucap Kakakku yang tidak memandangku.

"Okayy okayy.. Lia gak maksa kakak mau memberitahukannya atau tidak. Lagian Lia gak kepo kok. Hehehe. Udah akh, Lia mau mandi dulu. Good night kakakku sayang" aku mencium keningnya dan pergi.

*******

"Lo gak kena marahin kan semalam?" Tiba-tiba Welly datang ke mejaku cuman menanyakan hal itu.

"Gak dong. Secara, lia gitu loh" aku memegang kera bajuku dengan gaya sombong.

"Yang lucunya lagi, malah kakak gue yang nangis minta maaf karena gak ngejemput gue." Kataku sambil senyum ketawa.

"Itu tandanya dia perhatian sama lo" sahut Tania baru nyampe kelas.

"Ekh, lo Nia. Iyaa Nia, perhatian sih perhatian. Tapi gak sampai nangis juga kali" ucapku

"Mungkin ada yang disembunyikan Lia" ucap Welly.

"Mungkinlah. Udah akh, gak usah di bahas lagi." Kedua sahabatku menggangguk. Welly akhirnya duduk di bangkunya.

Setelah pelajaran berlangsung, Welly, Andreas, Ryelia, dan Tania menempelkan daftar piket kelas di dinding kelas mereka. Tidak lupa juga mereka menempelkan roster dan denah kelas di meja guru.

"Wahh.. Wahhh.. Wahh.. Kalian sangat kreatif murid-muridku. Ibu tidak salah pilih memilih kalian sebagai perangkat kelas." Bu Bella datang terkaget melihat kelas kami yang sudah dihias.

"Ini semua karena kerjasama bu" ucap Andreas.

"Iyaa Bu. Kami bekerjasama menghiasnya. Hehehe" sambung Tania.

"Gimana sama pengeluarannya? Berapa? Biar diambil dari uang kas yang kemarin di kumpul" ucap Bu Bella.

"Gak usah diambil dari uang kas Bu, ini semua dari rumah Andreas. Gak dibeli kok." Sambungku.

"Iya Bu, saya ikhlas. Lagian udah lama di simpan Bu, sayang kalau dibuang." Andreas bicara lagi.

"Okaylah kalau itu mau kalian"

Setelah selesai menghias kelas, kamipun pulang.

Aku mengsms kakakku supaya menjemputku di depan gerbang sekolah.
To : kak Handy
Kak, Lia udah di depan gerbang sekolah ini. Cepat ya.

From : kak Handy
Oke dek, tunggu sekitar 15 menit lagi ya. Kakak masih ada kerjaan di osis.

Handy Fralyn adalah seorang ketua osis di sekolahnya sekaligus kakak kandungnya Ryelia. Pertama kali masuk sekolah SMA yang melindungi Ryelia dari tamparan Lucy. Menangis karena ada alasan tertentu saat tidak menjemput Ryelia yang belum bisa dijelaskan Handy. Tapi, teman-teman Ryelia belum ada yang tau kalau Handy adalah kakak kandungnya. Begitu juga dengan teman Handy, khususnya Lucy tidak mengetahui kalau Ryelia adalah adik kandungnya Handy.

Sebuah mobil berhenti di depan Ryelia. Kaca mobilnya terbuka secara otomatis.
"Sudah lama menunggu adikku?" Ternyata kakak Ryelia yaitu Handy.

"Hampir berjamur ini." Ryelia membuka pintu mobil belakang.

"Emang kamu kira kakakmu ini supir? Ayo pindah kedepan!" Ucap Kak Handy. Ryelia hanya diam dan menuruti kata kakaknya itu.

"Gitu donk adek kakak" ucap kak Handy sambil mencupit pipinya Ryelia.

"Pakai kan seatbelt nya Lia" sambung Handy.

"Kak, lia lapar banget ini. Traktirin dong." Ucap Ryelia sambil memakaikan seatbelt nya.

"Iya, iya. Kakak traktirin deh. Kita ketempat biasa aja ya" ucap Handy sambil mengendarai mobilnya.







Sebenarnya masalah apakah yang terjadi kepada Handy? Sampai-sampai dia menangis? Tetap di cerita saya ini ya lebih lanjut. Makasih yang sudah mau baca, ngevote maupun comentnya yaa. Terimakasih.



19 Juli 2016 (May Theresia)

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang