Di tengah lingkaran masjid berkubah biru. Banyak para jamaah yang sedang melaksanakan sholat dhuhur bersama di ruangan itu. Termasuk Ali yang kini menjadi imam di barisan shaf paling depan.
"Allāahu akbar.." Begitulah lantunan Ali saat memulai sholatnya dengan khusyuk.
Di pinggiran taman itu Fila mulai mendaratkan dirinya tepat di kursi yang memanjang. Sesekali ia mengatur helaan napasnya dan mengerjapkan kelopak matanya sebentar.
Dari arah utara, seruan seorang gadis memanggil-manggil nama, "Filaaaaaaaa!" dan sembari ia berlari mendekat.
Kedua mata Fila menangkap sosok Mika yang kini tengah mendaratkan tempat duduknya menyerong menghadap Fila. Gadis itu menampilkan senyumannya yang mengembang menderet diantara garis bibirnya. "Mika? Kamu udah selesai kuliahnya?" Tanya Fila.
"Hehe ... iya dong. Pasti kaget aku senyum bahagia dan bisa sesenang ini."
"Memangnya kamu senang kenapa?" Fila bertanya agak penasaran melihat wajah Mika yang berseri-seri.
"Asal kamu tau, aku kebagian jadwal kelas umum sama cowok yang aku suka, Fil!" Mika menyerukan nada suaranya dengan girang.
"Cowok yang kamu suka? Memangnya siapa?"
"Ada deh ... mau tau banget ya? Dia itu anak tingkat akhir di jurusan ekonomi. Nanti aku kenalin sama kamu, orangnya itu manis dan baik hati. Tau gak, aku ketemu dia, waktu di perpustakaan kampus."
"Hemm ... pantas saja kamu senang dapat kabar ini. Selamat ya, jadi ada kesempatan dekat sama dia, cieee.." Fila sembari menyenggol bahu Mika dengan jahil menggodanya.
"Makasih, Fil. Oh ya, aku lihat kamu ... kok seperti yang gelisah?" Kali ini Mika yang bertanya pada Fila. Tatapannya penuh menyelidik. Ia merasa heran, senyuman yang Fila lepas sedari tadi penuh dengan kegelisahan.
"Ehmm ... masa sih? A-aku ... B-beneran nggak apa-apa, kok." Fila menjawab dengan suara yang cukup bergetar.
Mika memandang Fila semakin menyelidik. sesekali ia mengibas rambut panjangnya yang terurai. Sedang Fila yang menjadi objek pandangan fokus Mika, ia berusaha mengalihkan pandangannya ke sekitar.
"Are you serious?" Tanya Mika lagi, ia semakin menyipitkan kedua bola matanya.
"Y-Iya, nothing." Jawab Fila, dengan sedikit senyuman menghambar.
"Sure?"
"Ya." Fila mencoba meyakinkan tatapan Mika.
Fila terpaksa tak mengungkapkan apa yang terjadi pada dirinya. Padahal baru saja ia tertegun memandang sebuah lukisan kaligrafi yang hampir menguasai dasar dinding sudut masjid.
Duh, jangan sampai Mika penasaran banget sama tingkah aku.
Ya Allah, tolong tenangkan lah hati hamba.
Hilangkan kegelisahan ini secepatnya ya Allah, Suara hati Fila berucap.Mika mengalihkan pandangan. Ia melipatkan kedua tangannya diatas perutnya yang ramping itu. Fila kenapa ya? Kayaknya dia nggak jujur sama aku. Tapi... ah ya udahlah, ngapain juga aku pikirin, Batinnya.
"Fil, kita makan siang yuk? Pasti kamu juga lapar kan? Ntar biar aku aja yang traktir, aku tau banget kafe yang paling enak di Ankara." Ujar Mika, mulai mencairkan suasana.
Fila mengangguk pelan, "Boleh."
Mika mulai beranjak dari tempat duduknya. Sembari menarik tangan Fila dan segera melesat dari taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
POTRETAN UKIRAN TASBIH [Sudah Terbit]
Espiritual[Cerita sudah tidak lengkap || Versi revisi lengkap ada di novel cetak || Sudah Terbit] √ NB: (Pemesanan novel silakan chat personal author 👉 harga Rp, 85.000) [WARNING! Dilarang mengcopy paste isi cerita per-bab hingga keseluruhan. Cerita "POTRETA...