10. Salah Paham

11.8K 795 16
                                    

       "Salsha,"

       "Ya, (Namakamu)??"

       (Namakamu) sebenarnya tak enak hati untuk menceritakan segala masalah yang tengah menimpa kehidupannya. Sebenarnya jika harus menyaksikan kedua orang tuanya bercerai, itu biasa-biasa saja karena ia sudah berusaha untuk menerima kenyataan. Ia juga sempat menghubungi papanya jika ia lebih memilih tinggal bersama papa dan mama barunya.

       Namun tak lepas dari rasa was-was jika akhirnya ia mendapat seorang ibu baru yang sifatnya sama seperti ibu kandungnya. Tapi ia menepis jauh-jauh. Karena bisa saja ia tinggal bersama Dixie dan membawa mbok Iyem, ataupun malah hidup berdua saja bersama mbok Iyem. Simple dan sepele bukan?

       Jadi.. apa salahnya berkelu-kesah dan sekadar gendu-gendu rasa bersama sahabatnya. Jika bersama musuhnya saja ia bisa bercerita sampai menangis dan sampai ada adegan peluk-memeluk, mengapa tidak dengan sahabat sendiri? Mengingat kejadian beberapa hari lalu memang aneh. Namun sekali lagi (Namakamu) menepis jauh-jauh dan tidak ingin memikirikannya terlebih dahulu.

       "(Namakamu), lo kenapa?" tanya Salsha kemudian karena menyadari sahabatnya ini melamun di siang bolong seperti sekarang.

       (Namakamu) menghembuskan napas beratnya. "Bokap nyokap akhirnya bakalam cerai," ujarnya kemudian.

       Salsha membelalakkan matanya. "Apa?? Jadi.. mereka cerai?"

       "Iya Sal," gumam (Namakamu) sambil mengangguk.

       Salsha memegang pundak (Namakamu). "Lo yang tabah ya, (Namakamu). Gue selalu ada di sini buat lo kok,"

       (Namakamu) melempar senyumnya yang paling manis. "Thanks ya Sal. Sebenernya gue kalem-kalem aja dan ngga sedih-sedih amat,"

       "Terus? Yang bikin lo galau apaan?"

       "Iqbaal,"

       Salsha kembali membelalakkan matanya. "Kok Iqbaal???!"

       "Ya.. dia ada sangkut pautnya sama masalah gue ini..."

       Salsha semakin melebarkan matanya. Antata rasa penasaran dan kekhawatiran bercampur menjadi satu. "Kenapa sama Iqbaal?? Nyokap atau bokap dia bakal jadi ortu lo?? Atau-"

       "Engga Sal," ucap (Namakamu) memotong pembicaraan Salsha. "Tapi.. dia tuh orang yang pertama kali tahu masalah gue ini,"

       "Kok??"

       "Pas gue enjoy di taman, dia tiba-tiba dateng gitu terus ngerebut rokok gue. Akhirnya gue nangis, blak-blakan ke dia. Dan apa Sal? Lo bakalan kaget denger ini," celoteh (Namakamu) kemudian menghentikan kata-katanya.

       Salsha semakin resah dan penasaran dibuatnya. "Apaan si (Namakamu)? Jangan bikin gue kepo please ngomong!"

       "Dia meluk gue,"

       "What???!!!"

       "Dia juga sempet bilang, 'gue yang bakal bahagiain lo,' gitu.."

       "What??!!!"

       Dan, fix! (Namakamu) hari ini fix membuat Salsha, sahabatnya ini bisa mengeluarkan bola matanya dari tempatnya karena sedari tadi selalu membuatnya terkejut dan terbelalak. Lebih-lebih saat (Namakamu) membahas tentang Iqbaal. Rasa-rasanya sangat mustahil terjadi dan sungguh di luar dugaan orang-orang. Tapi...

       "Gue masih gelisah dan selalu nginget kata-kata itu, Sal!" ujar (Namakamu) resah.

       Salsha menelan ludahnya. "Okey (Namakamu). Sekarang gue ngerti kok. So, menurut gue, lo ngga usah baper sama kata-kata manis yang keluar dari mulut seorang cowok. Ngerti?"

1. Senior Jutek VS Junior Rese • IDR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang