Sheana begitu antusias ketika bangun di pagi hari. Ketika baru bangun ia segera mandi dan bersiap untuk menjelajah pulau dewata yang indah ini. Ia sudah rapi dengan jump suit yang ia beli kemarin malam dan starp sandalnya. Penampilannya hari ini nampak berbeda dengan penampilan Sheana sehari-hari. Rambut hitam panjangnya sengaja ia kepang dengan gaya french braid. Terlihat sangat segar, muda, dan classy. Sheana mengoleskan tabir surya di tangan dan wajahnya mengingat matahari di sini begitu terik ketika siang hari.
Bel pintu hotelnya berbunyi, ia yakin itu pasti Danial. Ia langsung menyambar sling bag yang tadi sudah ia siapkan di atas kasur lalu segera berlari untuk membuka pintunya.
Danial tersenyum ketika Sheana membuka pintu. Danial begitu terlihat berbeda, ia terlihat sangat santai. Ia hanya memakai celana pendek berpotongan sederhana berbahan katun berwarna biru tua dengan atasan kaos putih polos yang tipis serta kaca mata hitam Dior yang menggantung indah di kerah kaosnya. Aneh ia masih terlihat tampan!
"Bisakah aku melihat mu bernampilan seperti ini terus?" Danial memuji penampilan Sheana secara tersirat.
"Meski di musim dingin?" Sheana terkekeh. "Bisakah kita pergi sekarang? Maaf aku begitu tak sabar untuk menjelajah tempat surgawi ini." Sheana memandang dari bulu mata lentiknya.
"Antusia sekali diri mu." Danial mencubit hidung mancung Sheana, "tapi sayangnya kita harus sarapan terlebih dahulu, nona." Danial menggandeng Sheana untuk pergi ke restaurant di lantai bawah. Sheana setuju, ia tak mau melewatkan sarapannya karena ia membutuhkan tenaga untuk berjalan-jalan hari ini.
Sesuai janji Danial, setelah sarapan mereka langsung pergi. Saat sampai di lobby Sheana melihat Alex dan Mrs. Drew membawa koper mereka.
"Ku pikir Mrs. Drew akan ikut pergi bersama kita. Apa mereka akan kembali ke New York?" Tanya Sheana.
"Mereka harus segera kembali untuk mem-back up pekerjaan ku. Ayo kita menyapa mereka sebentar." Danial mengajak Sheana mendekat kearah Mrs. Drew dan Alex yang sedang menunggu mobil untuk mengantarkan mereka ke bandara.
"Selamat pagi Mr. Equino dan Miss Fern." Sapa Mrs. Drew.
"Pagi Mrs. Drew, sayang sekali kalian harus segera kembali." Sheana melirik Alex dan Mrs. Drew bergantian, "padahal aku berharap kalian bisa bergabung bersama kami."
"Kami harus menyelesaikan pekerjaan kami. Selamat berlibur untuk mu Miss Fern." Balas Mrs. Drew.
"Danial nampaknya sengaja memberikan kami pekerjaan sehingga kalian bisa berlibur hanya berdua sajs." Sahut Danial.
Danial memutar matanya malas, "mulai lagi."
Sheana terkekeh. Ia tidak mengambil pusing dengan guraan Alex. Toh dirinya dan Danial benar-benar berteman tidak ada tujuan lain.
"Ayo Sheana! Kita harus segera pergi." Danial menggandeng tangan Sheana.
"Sampai bertemu di New York cantik." Alex mengambil tangan Sheana lalu menciumnya dengan sopan.
"Sampai bertemu lagi, jaga diri kalian baik-baik." Ujar Sheana menyembunyikan rasa malunya karena perlakuan Alex.
"Ayo Sheana!" Ajak Danial sekali lagi. Sheana mengangguk lalu mereka berdua segera pergi untuk masuk ke mobil yang sudah menunggu mereka sedari tadi bersama supir yang akan mengantarkan mereka. Sebelum pergi Danial menjitak kepala Alex karena pria itu begitu menyebalkan.
Pertama Danial mengajak Sheana untuk menonton pertunjukan kebudayan Bali seperti tari pendet, tari kecak, dan reog Bali. Ini bukan pertama kalinya bagi Danial, namun ini pertama kalinya untuk Sheana. Ia sangat terhibur dengan berbagai pertunjukan itu. Terkadang Danial sedikit menjelaskan tentang pertunjukan itu, karena ia sedikit banyak mengetahui tentang budaya Bali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Equino
Random-sequel of 'Mon Amour'- kau datang bagai hujan dikala kemarau kau sirami tanah tandus tak bertuan... kau datang bagai sinar di kegelapan mengusir seonggok bayangan yang menakutkan... kau datang dan mengingatkan jika masih ada hati yang ku kira suda...