4. Ancaman

6.2K 565 140
                                    

• Beating Heart, Ellie Goulding🎶

###

ENJOY!

ADENA tidak tahu kesialan apa lagi yang menimpanya. Karena pada saat ini, Bu Tati lagi-lagi meninggalkan tugas berupa rangkuman lima halaman penuh. Alasan yang digunakan Bu Tati yaitu ingin menyiapkan siswa kelas sebelas untuk lomba pidato, sehingga tak bisa masuk ke kelas dengan sebagaimana jadwal yang sudah disusun.

"Woy! Siapa yang mau jadi sukarelawan buat rangkumin tiga halaman terakhir buat gue?" teriakan itu berasal dari bangku paling belakang. Suara Keni, si pembuat kekacauan di kelas. Biasalah, di setiap kelas memang ada-ada saja orang yang selalu membuat masalah. Khusus untuk kelas X-2, Kenilah orangnya. "Nanti gue teraktirin makan lima piring!"

"Beneran, Ken?" tanya Deni tiba-tiba. Deni memang pelit dalam segala bidang. Untuk mengeluarkan uang demi keperluannya sendiripun, dia masih enggan.

Keni mengangguk cepat. "Tapi, nanti..."

Dengusan kesal lolos begitu saja dari bibir Deni. Sedangkan tawa dari seisi kelas, ikut meluncur bebas, meramaikan suasana saat melihat ekspresi Deni barusan.

"Mik, kontrol kali ketawanya. Ntar mampus, lho," ujar Adena dengan serius, mengingat gaya tertawa Mika yang sangat kelewatan. Padahal menurut Adena, tidak ada hal yang pantas untuk ditertawakan saat itu.

"Y-ya, ya," balas Mika dengan tersengal-sengal. Dia pun meraih botol minum di atas mejanya, lalu meneguk sampai setengah. Tawa Mika pun selesai dibarengi dengan suara gadis itu yang menimpali. "Kalo lo udah, jangan lupa bilang-bilang, ya." Mika mengedipkan matanya, tepat seperti gadis genit yang minta dibelai. "Biasa, mau nyalin."

Meskipun sempat mendengus, Adena tetap berbaik hati untuk meminjamkan ringkasannya pada Mika. Gadis itu memang malas mencatat. Apalagi membaca. Itu bukan tipe Mika banget.

Ketenangan yang dimiliki Adena tak berlangsung lama. Karena selang beberapa menit saat percakapan singkat antara ia dan Mika selesai, pintu kelas langsung terbuka dengan keras, dan menampakkan sosok gadis dengan balutan seragam Antariksa berdiri di depan dengan tatapan tajam sekaligus mengintimidasi.

Seisi kelas kontan ternganga. Pandangan mereka jatuh pada sosok Gita di depan sana.

Kening Adena berkerut saat Gita berjalan mendekati mejanya dengan pandangan gadis itu yang tak luput dari kedua iris Adena. "Adena?" Gita buka suara, saat dia sudah berada tepat di samping tempat duduk Adena.

"Kenapa, ya?" balas Adena polos. Jujur dia tidak tahu apa tujuan Gita datang ke kelasnya. Selama ia bersekolah di Antariksa, belum pernah ada seorang kakak kelas yang datang ke kelasnya untuk menemuinya.

"Lo tau nggak, apa yang udah lo lakuin kemarin?" nada bicara Gita masih tergolong halus, meskipun Adena tahu, kalau itu kalimat sindiran.

"En-enggak."

Gadis itu menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinganya sambil sesekali tertawa penuh dramatisir. Tak lama, tangan Gita langsung mengambil botol minum milik Mika dan dalam hitungan detik, isi dari botol itu meluncur ke atas kertas rangkuman Adena yang susah payah ia kerjakan tadi

Lost And FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang