"Ya ampun, Sal.. yang lo lihat itu ngga bener.."
(Namakamu) terus meyakinkan sahabatnya ini. Kejadian tak terduga kemarin menurut Salsha sangatlah mengejutkan. Karena muak, jijik, dan terkejut, Salsha spontan meninggalkan rumah (Namakamu).
"Lo juga Baal! Ngapain juga main-main ke rumah (Namakamu)!" timpal Aldi.
Rupanya siang ini tengah diadakan sidang kecil-kecilin. Tepatnya di kantin sekolahan. Sidang ini dihadiri oleh (Namakamu) dan Iqbaal sebagai terdakwa. Sedangkan Salsha, Aldi, dan Kiki sebagai hakimnya. Lantas siapa saksinya? Haha lupakan, saksi jangan ada di dalam sidang ini. Bisa-bisa meluber ke mana-mana.
"Ya apa salahnya main ke rumah (Namakamu), sih?" tanya Iqbaal.
"Tapi kan-"
"Kan gue udah janji juga mau baikan sama dia!" seru Iqbaal memotong ucapan Aldi.
Kiki sendiri sedari tadi mondar-mandir ke sana-ke mari sambil menunggu pesanannya datang. "Oke-oke. Kalian jujur ke kita, kalian habis ngelakuin apa aja kemarin itu?"
(Namakamu) dan Iqbaal terbelalak. "Ya ngga ngapa-ngapain lah!!" seru mereka bersamaan.
(Namakamu) melirik Iqbaal sepintas. "Palingan dia tuh. Mau macem-macem sama gue," gumamnya.
BRAK
Salsha menggebrak meja. "Apa lo bilang?? Lo habis diapain sama curut satu ini??!""Gue ngga ngapa-ngapain (Namakamu)!" seru Iqbaal membela diri.
"Tapi kan lo yang mau nyosor-nyosor gitu!" ucap (Namakamu).
Salsha, Aldi, dan Kiki terbelalak dan menatap tajam ke arah Iqbaal. "APA??!" seru mereka bersamaan.
"Ck! Gue kaga sempet nyosor!" timpal Iqbaal. Raut wajahnya sudah semakin gelisah. "Cuma dikit pengen ajasih," tambahnya mengecilkan volume bicaranya.
"Ya ampun, ya sama aja!" seru Salsha.
"Kenapa sampe gitu sih?" tanya Kiki.
"Gue ngga percaya kalian pasti udah ngapa-ngapain," ujar Aldi.
Iqbaal menutup telinga menggunakan kedua tangannya. "Satu-satu dong ngomongnya," ucapnya kesal. "Gue kan udah bilang. CUMA PENGEN. Lagian, salahin dia. Ngapain pake baju belom jadi, sama celana kurangan bahan?" tambahnya sambil menunjuk (Namakamu).
Salsha melirik sahabatnya. "Betul juga sih,"
(Namakamu) nyengir kuda. "Ya... apa salahnya sih? Lagian gue ngga ke mana-mana cuma di rumah,"
"Tapi setidaknya lo ganti baju dulu, (Namakamu).." ujar Salsha gemas.
"Mana sempet sih? Orang dianya tiba-tiba dateng. Gue kira itu mbok Iyem pulang. Kan gue takut di rumah sendirian" celoteh (Namakamu).
"Tuhkan! (Namakamu) di rumah sendirian lagi. Ini tuh kaya.. kejadian yang telah direncanakan.." ucap Kiki disertai ekspresi bagaikan pembicara yang handal.
Wajah Iqbaal sudah mulai memerah. Itu tandanya ia tengah menahan amarahnya. "Astaghfirullah.. kalian dosa loh fitnah orang terus,"
Kiki manggut-manggut ria. "Okedeh, kali ini mungkin salah paham. Dan ngga ada yang bersalah. Iqbaal cowok normal yang pastinya menahan hawa napsunya melihat (Namakamu) kek gitu. Dan (Namakamu) juga ngga tahu kalo Iqbaal adalah tamu yang dateng ke rumah. Dan insiden buka baju itu apa?" celotehnya.
(Namakamu) memalingkan wajahnya kesal. Mengapa orang-orang ini tak kunjung selesai dan mengerti? "Itu ajang perlindungan diri. Gue takut sama Iqbaal yang udah tambah kurang ajar. So, gue siram aja sekalian,"
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Senior Jutek VS Junior Rese • IDR [Completed]
Fiksi Remaja[[SEBAGIAN CHAPTER HANYA BISA DIBACA OLEH FOLLOWERS]] #SERI PERTAMA SENIOR JUTEK VS JUNIOR RESE . . Bagaimana dengan kehidupanmu setelah bertemu dengan Senior Jutek yang sok ganteng. Atau bertemu dengan Junior Rese yang selalu mengusik keseharianmu...