Part 2

5 0 2
                                    

Hari ini kita akan pergi ke car free day (CFD). Biasa lah sedikit olahraga dan banyak selfienya itu yang dilakukan fiona. Sedangkan rendy lebih asyik mendengarkan musik klasik di earphonenya.

Rendy membelikan minuman untukku dan fiona kita pun berteduh di pinggir trotoar. Banyak sekali orang yang jogging, ngobrol bahkan banyak yang pacaran. Bikin baper aja, tapi ada satu yang menjadi pusat perhatianku.

Itukan kak revan, dia bersama seorang cewek yang duduk di kursi roda. Apakah dia adiknya, kak revan memperlakukannya dengan berbeda. Aku ingin menghampirinya tapi karna kehebohan fiona, aku mengurungkan niatku.

Aku berangkat sekolah sendiri karna fiona sedang marah padaku. Aku melihat jam di tanganku yang mengarah pukul setengah 7. Aku terus berteriak kepada tukang ojek depan komplek rumahku untuk mempercepat laju motornya.

Seperti yang ku duga aku telat dan dihukum untuk menyanyikan lagu nasional dan paancasila. Untung aku hafal jadi cepat bisa masuk kelas karna hari ini ada kuis di jam pertama.

Istirahat sedang berlangsung aku dan fiona saling membelakangi dan tak saling sapa. Itu membuat rendy bingung untuk menyatukan kami.

Saat di car free day kemarin aku sempat memarahi fiona karna kecerobohannnya dan juga dia sangat centil. Bukan apa-apa aku hanya gak mau terjadi hal buruk pada fiona karna pergaulan semakin tidak selamanya baik. Itu membuat fiona naik pitam.

Fiona adalah anak tunggal. Dia sangat kesepian karna orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya bahkan sering di tinggal ke luar negeri. Oleh karna itu hidupnya sangat bebas dan suka seenaknya sendiri.

Rendy menghalalkan banyak cara untuk membuatku dan fiona baikkan tapi kali ini aku gak mau ngalah supaya fiona bisa dewasa dan menghargai orang lain. Aku meninggalkan mereka dan menuju ke perpus.

Di tengah perjalanan ada yang mencolekku dan reflek aku menoleh.

" hai udah gak kenapa-napa kan?" sapa kak revan.

" kak revan. Oh... aku baik kok kak!" jawabku sedikit kaget dan gemetar.

" mau kemana?" tanya kak revan dan kita masih tetap berjalan. Tanpa sadar banyak sekali yang memperhatikan kita.

" aku mau ke perpus kak, kalau kakak?" jawabku bahagia berharap kalau kami searah.

" aku juga mau keperpus, yaudah ayo." ajak kak revan.

kami terus ngobrol dan sharing mengenai pelajaran. Banyak ilmu yang kudapatkan dan aku juga bisa akrab seperti ini. Aku berharap aku dan kak revan bisa terus seperti ini.

*****
Apakah harapan sisca akan terwujud, atau bahkan akan pupus. Bagaimana ya kelanjutannya?
Jangan lupa follow and vomentnya... =))

You Don't Know MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang