Hari ini, aku datang sedikit terlambat di kantor, memang tidak terlambat, hanya saja terlambat menurut hidupku. Aku perempuan yang sangat displin soal waktu, kalian pasti tahu tentang pepatah yang satu ini "Waktu adalah Uang". Pepatah itulah yang selalu ku pegang dalam hidupku.
Aku baru saja turun dari taksi yang kutumpangi dang sedikit tergesa - gesa masuk ke dalam gedung pencakar langit. Aku segera masuk ke dalam lift yang masih terbuka, terlihat seseorang yang menungguku di dalam lift. Siapa lagi kalau bukan pemilik gedung pencakar langkit ini.
"Terima kasih dan selamat pagi, Pak". Kataku, setelah masuk ke dalam lift. Dia hanya mengangguk sebagai jawaban, bukan hal yang baru bagiku. Dia adalah CEO yang dingin, kaku, kaya tetapi berwajah tampan. Hanya itu yang ku tahu tentang menilai lawan jenis, hal yang lainnya aku tidak peduli. Benar - benar tidak peduli.
Deringan ponsel membuyarkan lamunanku. Aku mengambil pomsel yang berada di saku blazerku dan menggeser gambar telepon ke arah kanan. "Pagi juga, ada apa dek?". Tidak perlu melihat siapa yang menelepon aku sudah tahu kalau itu adik ku, aku memberinya nada dering khusus di ponselku.Perkataan adik ku membuatku kesal di pagi hari.
"Kakak, sudah pernah bilang ke kalian ribuan kali, tidak ada perayaan ulang tahun ataupun hadiah ulang tahun untuk kakak". Kataku tegas.
Lawan bicaraku di telepon masih tidak terima atas apa yang ku katakana baru saja. "Kakak, tidak peduli. Itu sama saja kalian merayakan meninggalnya Mama dan Papa". Mengingat kedua orang tuaku membuatku ingin menangis. Tetapi, aku harus menahan air mataku, mengingat sekarang aku berada di kantor.Bunyi pintu lift menyadarkanku. Aku segera mematikan telepon secara sepihak. Aku mempersilahkan CEO untuk keluar terlebih dahulu dan diikuti denganku. Aku berjalan di belakangnya, kemudian membukakan pintu ruangnya. Kalian pasti tahu, jabatanku sekarang.
Sebelum aku menutup pintu ruangannya dia berkata padaku, "Setelah jam kantor di mulai, kau harus ke ruanganku dan membacakan jadwal ku hari ini. Jangan lupa, seperti biasanya." Ucapnya tegas kepadaku.
"Baik, Pak".
Aku menuju meja kerja ku, menaruh tas kerja ku dan memulai menyusun jadwalnya. Kemudian melangkahkan kaki ku ke arah pantry dan kembali lagi ke meja untuk mengambil jadwalnulya yang telah kususun sebelumnya. Kemudian masuk ke ruangannya.
"Ini pesanan Anda, yang seperti biasannya". Aku menaruh benda keramik tersebut di meja kerjanya. Kemudian mulai membacakan jadwalnya hari ini. Setelah membacanya aku menunggu respon darinya.
"Jam makan siang nanti saya tidak ada janji bukan?". Ucapnya kepadaku.
"Iya, Pak Ray tidak ada janji".
"Kalau begitu, kau harus makan siang denganku nanti". Dia mulai menyinggungkan senyum memuakkannya di hadapanku. Aku mulai memutar bola mataku malas. Sebenarnya aku enggan makan siang bersamanya, tapi mau bagaimana lagi dia adalah bosku dan terpaksa aku harus mengiyakannya. "Apakah ada lagi, yang Pak Ray Inginkan? Kalau tidak saya akan kembali ke meja saya dan melanjutkan pekerjaan". Ucapku malas.
"Tentu kau boleh keluar, Keyna sayang".
Aku menatapnya tajam, atas panggilan yang dia gunakan kepadaku. Tanpa berpikir panjang, aku keluar dari ruangan yang memuakkan itu, meninggalkan CEO terkutuk.-----------------
Aku tersenyum puas, karena berhasil menggodanya dan mendapatkan tatapan tajam dari mata hitam pekat miliknya yang sangat indah. Iya benar, pemilik mata hitam pekat adalah sekertarisku sendiri, Keyna Andita. Aku akui aku menyukainya, tidak hanya menyukainya melainkan mencintainya secara tulus. Aku tidak pernah mengatakanya, berulang kali aku memberinya kode tapi dia tidak menghiraukannya. Bisa di bilang dia, perempuan pertama yang tidak terpesona denganku dan itu membuatku tergila - gila dengannya. Di mataku, Keyna Andita adalah perempuan tercantik, terseksi dan terpintar. Apapun yang dia katakan, gunakan atau yang dia lakukanpun selalu membuatku terpesona.
Seperti tadi di lift, kalau saja Keyna sayangku tidak sedang menelepon mungkin sudah ku lumat habis bibirnya yang seksi itu. Sejak aku kembali dari Inggris dua bulan yang lalu dan mendapatkan sekertaris secantik Keyna.
Aku kembali dari Inggris karena paksaan dari kedua orang tuaku yang menginginkanku tinggal di Indonesia. Alasan mereka menyuruhku tinggal, karena aku anak tunggal dari keluargaku dan perusahan di Indonesia aku jadikan kantor pusat sedangkan perusahaanku di Inggris aku alihkan menjadi kantor cabang dengan sekertarisku yang lama menjadi pengantiku karena aku percaya kepadanya.
Bicara tentang Keyna Andita, membuatku tersenyum. Karena dia aku mendapatkan kebiasaan baru di pagi hari, meminum kopi hitam buatannya dan tidak kubolehkan pegawai lain yang membuatkan kopi hitam untuk ku selain dirinya. Bahkan setiap malam aku memimpikannya. Suara intercom membuyarkan lamunanku tentang Keyna dan sekarang aku mendengarkan suaranya yang merdu. "Baiklah sebentar lagi Saya akan kesana Keyna". Ucapku lembut melalui intercom.
Aku segera merapikan setelan jas yang ku pakai. Kemudian melangkahkan kaki ku keluar ruangan, kulihat Keyna sudah berdiri dan menungguku untuk rapat dengan dewan direksi, ketua department dan pemegang saham. Tanpa sadar aku menyinggungkan senyumku yang jarang aku perlihatkan kecuali dengan orang - orang yang kusanyangi dan Keyna masuk ke dalam kategori itu. Keyna memakai pakaian lengan panjang berwarna putih dengan bagian bahu terbuka memperlihatkan bahunya yang mulus dengan rok skinny pencil panjang berwarna hitam dengan belahan di sebelah kanan memperlihatkan kaki indahnya, dan juga yang membalut kaki jenjangnya dan tidak lupa high heels berwarna putih. Tas kerja dan juga blazernya dia taruh di kursi kerjanya. Hal itu membuatku terpesona dibuatnya, jika Keyna memakai daster pun akan terlihat cantik di mata ku.
"Pak Harris Ray Walker, apa bapak mendengarkanku?".
Suara Keyna membuyarkan lamunanku tentangnya, aku memfokuskan penglihatanku."Mereka sudah ada di ruang rapat dan menunggu kehadiran, Bapak". Ucapnya sekali lagi kepadaku.
"Ayo, kita segera kesana". Aku pun melangkah terlebih dahulu ke ruang rapat dengan Keyna mengikuti.
-------------------
Semoga kalian suka dengan ceritaku.
-----Para Readers-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Ladies vs. Gentlemen
RomanceDON'T COPY MY STORY!! Kedua Orang tua dari tiga bersaudara Key, di bunuh dengan cara yang sadis dan kejam . Membawa mereka menjadi wanita pendendam. Mereka bertekad membongkar kematian kedua orang tua mereka yang meninggal secara misteri...