10. -Pengorbanan dan Harapan Terakhir-

25.6K 1.9K 437
                                    

"My, kau makan dengan lahap pagi ini?" kata Hermione pada anak sedang berlutut di kursinya.

"Kau akan tumbuh cepat kalau makan seperti ini."

"Aku akan tumbuh seperti Daddy!" Aurelian tersenyum. Hermione mengambil mangkuk dan piring kotor dari meja dan menaruhnya di bak cuci.

"Ya, aku bisa membayangkannya," kata Hermione menyembunyikan ketidak nyamannya. "Sekarang ayo bersihkan tanganmu."

Hermione mengambil lap dari laci, dia mulai membersihkan meja ketika mendengar suara dari ruang tamu. "Sebentar Aurey. Aku akan kembali. Please, jangan sentuh apapun dengan jari-jarimu," tambahnya. Hermione berjalan keruang tamu dengan lap masih ditangannya. Dia membeku di depan pintu "Malfoy."

"Granger," sapa Draco.

"Apa yang kau lakukan?" nafas Hermione menjadi berat.

"Apa?" tanyanya dengan mata melebar.

"Kau tidak bisa masuk kerumah orang-" Hermione memulai dengan jengkel.

"Potter mengabariku semalam dan mengatakan aku perlu kesini sekarang," potong Draco. "Aku pikir kau tau."

"Tidak," Hermione menghela nafas. "Maaf, um, kau bisa duduk. Aku tidak-"

"Daddy!"Aurelian berseru gembira. Draco dan Hermione menahan nafas ketika Aurelian berlari menyebrangi ruangan dan melingkarkan lengannya kesekeliling kaki Draco lagi. "Daddy, kau datang untuk bermain denganku?"

Draco menatap Hermione untuk menyampaikan penolakan akan pertanyaan Aurelian.

"Tidak, dia tidak bisa bermain. Kami punya pekerjaan hari ini," jawab Hermione tak nyaman dibawah tatapan tajam Draco. Hermione tak mau mengecewakan Aurelian atau membuat marah Draco. Dia benar-benar merasa bersalah, tapi dia melakukan apa yang menurutnya terbaik.

"Pwease?" Aurelian memohon, mengadahkan tatapan pada Draco.

"Aku minta maaf, tapi kami harus bekerja hari ini dan sepertinya akan lama. Permisi aku akan membersihkannya," tambah Hermione. "Ayo Aurey," Aurelian melepaskan pelukannya dan kembali berjalan pada ibunya.

"Oh, Merlin, aku minta maaf," Hermione mengeram melihat jubah Draco kotor oleh selai Strawberi. "Aku tadi sedang membersihkannya, saat kau datang. Dia membuatmu kotor. Ini, kau bisa sedikit membersihkannya," kata Hermione menawarkan lap ditangannya.

"Aku punya tongkat, kau tau," jawab Draco.

"Benar, maaf," Hermione meminta maaf lagi. Frustasi dia menunduk membersihkan wajah dan tangan Aurelian. "Mau ku bawakan sesuatu? Teh mungkin?"

"Mummy membuat sereal, so yummy," Aurelian menawarkan.

"Tidak, terima kasih. Aku benci ibumu mendapatkan masalah karena aku," kata Draco mengejek.

Hermione meringis sedih. Dia tak ingin Draco marah padanya. Draco bagian dari kasus ini, dan ini membuat semuanya menjadi sulit. Keinginan Draco untuk melihat Aurelian dan penolakan Hermione membuat semakin buruk.

"Sini Aurey, kau harus ganti," Hermione mengambil tangan Aurelian dan membimbingnya ke kamar. "Hari ini, kau akan ke rumah bibi Molly."

Aurelian menatap Hermione dan kemudian ke ruang tamu. Dia terlihat marah dan bingung. Dia bisa merasa ada sesuatu yang salah pada kedua orang tuanya, tapi dia tak mengerti apa. "Paman Art main denganku lagi?"

"Tidak. Hari ini dia harus bekerja, tapi aku yakin kau akan bersenang-senang dengan bibi Molly," kata Hermione, dia mengambil lengan Aurey melepas piyama. "Lepaskan celanamu."
Hermione memasukkan keperluan Aurelian dalam tas, sepasang celana orange dan jubah merah yang sudah pudar. Hermione menghela nafas beras, dia seperti melihat lemari anak yang sudah bertahun-tahun. Dengan jubah usang dan beberapa noda didepannya. Ini cukup okey dipakai di the Burrow, tapi Hermione perlu membeli beberapa jubah untuknya. Ini bukan masalah, dia punya cukup uang yang dia butuhkan, hanya saja dia merasa aneh. Sekarang dia adalah ibu dan banyak hal perlu berubah.

Aurelian (Terjemahan) -REVISI-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang