Undangan

58 8 1
                                    

"gue di luar aja ya duduknya"

"kenapa emangnya ren?" kata rena sambil membawa minuman untuk rendy

"gak enak kalau berdua gini, takut dibilang yang enggak enggak sama tetangga"

"ohh gitu, yaudah kita ngobrolnya di teras aja ya"

***

"sini kaki lu gue mau liat" seru rendy sambil menaikkan kaki rena ke pangguannya.

Rendy melihat sekilas kaki rena yang sudah bengkak dan menoleh ke rena. "ada minyak urut gak?"

"ada, mau gue ambilin"

"ga usah,gue aja yang ngambil, dimana?"

"di lemari yang di ruang tamu"

Dan rendy bergegas untuk mengambil minyak urut yang ditunjukkan oleh rena tadi.

Dalam diam rendy serius mengurut kaki rena. Rena yang sekarang melihat gerak gerik rendy membuatnya semakin masuk perangkap pesona rendy yang sangat kuat pengaruhnya untuk hati rena.

"udah nih, coba berdiri" ucapnya menyadarkan rena dari lamunannya.

Dengan cepat rena langsung berdiri dan hanya merasakan sakit yang tinggal sedikit di kakinya.

"gimana?" ucap rendy memperhatikan rena yang menunjukkan mata binarnya menatap rendy.

"udah gak terlalu sakit ren, makasih ya bakat banget lo jadi tukang urut hehe"

Melihat itu rendy hanya mengukir senyum kecil di bibirnya. Membuat jantung rena berdetak tak karuan.

"oh iya ren, gue lupa jaket lo masih di gue, sebentar ya gue ambil dulu"

"nihh" ucap rena yang keluar dari dalam rumah mengembalikan jaket milik rendy.

***

Rena POV

"ren ren lo tau gak?" heboh nada ketika aku baru saja menginjakkan kakinya di kelas.

"gak tau orang lo belom kasih tau" ucapku dengan nada lemas.Wajar saja semalam aku tidak tidur akibat bekerja menjadi pelayan di caffe. Ya, sekarang aku sudah bekerja menjadi pelayan di caffe di dekat rumahku. Aku mengambil sip sore sampai malam karna tidak ingin menganggu waktu sekolahku. Memang resiko yang aku terima yaitu sering tidur di dalam kelas akibat jarang tidur karna harus bekerja.

"lo tau rendy kan? anak basket yang ganteng itu?"

Yang tadinya aku malas berbicara dengan nada sekarang aku jadi tertarik dengan topik yang ia bahas. Yaitu tentang rendy.

Aku belum bercerita tentang aku sudah dulu kenal rendy malahan aku pernah digendong sama dia hehe -  kekeh ku dalam hati.

"tau" kataku pura pura tidak tertarik dengan ceritanya.

"katanya dia ngadain birtday party terus juga kabarnya satu sekolah ini di undang ren" ucap nada dengan histeris

"terus?"

"kita harus dateng ren, pokoknya harus dateng"

"gak minat gue nad"

"bodo mau lo gak minat kek gue tetep maksa lo buat ikut"

"ayolah nad, gua sekarang gak punya waktu buat ngadirin acara itu"

Aku juga belum bilang ke nada kalau aku kerja paruh waktu, aku belum siap bercerita padanya.

"yaelah ren, ayo ikut sekalii aja" ucapnya dengan nada melas

"gak bisa nad" ucap aku tak kalah memelas

Love You RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang