chapter 1

107 9 4
                                    

Clarissa Pov

"Clarissaaaa, bangun gak lo!!" Teriak seseorang yang sudah membuat telingaku berdengung. (Siapa sih nih orang? ganggu orang mimpi dipeluk sama cowgan aja).

"Apaan sihh? Suara lo tuh udah kayak orang lagi jualan sate ayam keliling tau gak sih! Lagian kan hari ini hari minggu. Lo tau kan hari minggu, hari apa? " Jawabku dengan gusar dan kembali ke tidur cantikku, berharap dapat kembali ternyenyak ke dalam bunga tidurku. (Padahal kan tadi gue mimpi lagi dipeluk sama Zayn Malik, emang nih si Aldry tukang rusuh aja).

Okay singkat cerita, Aldry adalah anak ke dua dari pasangan Rama Yudhatama dan Diana Putri Yudhatama, yakni pasangan yang sudah berbaik hati mengadopsi diriku yang begitu malang ini, hiks. (Kok jadi galau gini sih ah? okay kembali ke laptop). Keluarga yudhatama merupakan keluarga terkaya ke dua di negaraku ( dan gue gak tau siapa yang pertama, masa bodo ! Gak penting juga lagian).

Keluarga yudhatama memiliki dua keturunan. Dan yang pertama itu adalah , Regald Alvaro Yudhatama. Saat ini kak Regald sedang menjalani perkuliahan bisnisnya di Jerman. (wihh keren gak tuh? ). Aku dan dia hanya pernah bertemu dua kali, lantaran mengingat kak Regald yang sangat jarang bisa pulang ke Indonesia, karena sibuk dengan tugas perkuliahannya dan lebih memprioritaskan kuliahnya. (Bang toyib kali ya, jarang pulang).

Walaupun begitu, aku dan kak Regald berhubungan dengan baik sama halnya aku dan Aldry. Jadi point pentingnya adalah, aku sangat bahagia serta bangga bisa mengenal keluarga mereka dan menerimaku menjadi bagian keluarganya dengan apa adanya.

"Hari pahlawan!bodo ah. Bangun gak lo!" Pekiknya kembali, namun aku tidak memberikan respond apapun terhapad panggilannya. "Risa bangun ihh! Ini tuh udah jam 8 tau gak sih. Katanya lo pengen bantuin bunda bikin kue di panti."

Apa barusan dia bilang ? Astaga aku lupa. Hari ini aku punya janji untuk bantuin bunda membuat kue.

Sadar akan hal itu, mataku terbelalak seketika dan bangun dalam hitungan kurang dari sedetik."APAA?! lo kenapa baru bangunin gue gini hari sih dri ? Kan gue telat jadinya." Tanyaku dengan kesal dan langsung meleset ke kamar mandi, layaknya orang yang sedang kesetanan, untuk membersihkan diriku dengan secepat mungkin.

"Gue tuh udah bangunin lo da-"
"Tau ah gelap !" Sela ku yang disertai suara pintu kamar mandi yang kudorong dengan cukup keras. Aku harus bagaimana ini? Mudah-mudahan saja bunda tidak marah. padahal kan janjinya jam 7.

Bunda adalah ketua di panti Kasih Bunda dimana tempat waktu dulu aku tinggal, yang sudah merawatku dari bayi hingga dipindah tangankan oleh keluarga yudhatama, sekaligus pemilik dari panti tersebut. Aku juga sudah menganggap bunda, layaknya ibu kandungku sendiri.

"Yaudahlah terserah lo aja percaya apa enggak. Berdebat sama lo gak bakalan selesai-selesai. Lagian lo tidur kebo banget sih ! Sampe-sampe suara gue mau habis gara-gara teriakkin lo, buat bangun doang." Celetuknya sekaligus meluapkan amarahnya itu. Setelah Aldry mengucapkan kata-katanya itu, aku tidak mendengar suaranya lagi. Mungkin dia sudah keluar dari kamarku.

Pasti dia sangat marah karena ini, dan itu merupakan pertanda bahaya. Lantaran jika seorang Aldry sudah diserbu oleh kemarahan, maka akan sangat sulit untuk menjinakkannya kembali dan harus menggunakan kata-kata kramat untuk meminta maaf padanya. (Aduh! lagian kenapa gue bisa marah sama Aldry sih? Kan gue juga yang gak bangun-bangun).

(Seharusnya Aldry tuh bangunin gue dengan memanggil seorang pengeran layaknya di negeri dongeng dan memberikan sebuah kecupan hangat yang begitu romantis. Dan gue jamin, gue langsung bangun saat itu juga dari tidur indah gue).

Seketika imanjinasiku luntur, lantaran akal sehatku sudah mengusai otakku kembali.
(Ih gimana sih lu sa! Emang lu snow white apa? Au ah bodo amat, gue harus minta maaf sama Aldry secepat mungkin).

ExactlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang