ONESHOT

1.7K 84 15
                                    

Tidak seperti hari-hari biasanya yang dimana pada jam seperti ini harusnya adalah jam tersunyi di sekolah itu karena jam pelajaran sedang berlangsung, namun saat ini SMA Yayasan Bakti Luhur itu ramai murid-murid yang masih mengikuti classmeeting –atau sekarang lebih dikenal oleh warga YBL adalah Festival Akhir Semester, dengan bermacam-macam lomba. Ini adalah hari ke dua, yang dimana FAS tersebut akan berlangsung selama satu minggu lamanya. Dikarenakan lomba-lomba yang diadakan bisa dikatakan lebih dari 10 macam.

Selain perlombaan yang diadakan oleh beberapa klub di sekolah itu, klub-klub tersebut juga mengadakan kegiatan seperti menjual apa yang menjadi ciri khas dari klub tersebut, mengadakan pertunjukkan, dan sebagainya –sesuai dengan apa yang klub itu inginkan. Tiap klub akan berada di satu ruangan yang menjadi tempat mereka berada dan juga beruntung bagi mereka yang mendapatkan sebuah stan di lapangan utama. Maka dari itu, ruang kelas di SMA YBL hampir terisi semua, juga di pinggir lapangan yang biasa menjadi tempat upacara itu berderet stan-stan hingga membentuk sebuah huruf U.

Kemudian, tiap klub pasti memiliki banyak anggota, maka dari itu tiap anggota memiliki tugas yang berebeda-beda. Ada yang menjaga tempat, ada yang mempromosikan kegiatan klub –baik itu lewat radio sekolah maupun koran sekolah yang diterbitkan oleh klub mading, dan masih banyak lagi. Selain warga YBL –sebagai yayasan yang memiliki 3 tingkatan jenjang pendidikan, SD, SMP, dan SMA, orang-orang dari luar pun bisa melihat festival tersebut dan menikmati persembahan, perlombaan dan pertunjukan yang ada.

**

Pemuda itu terlihat serius membaca salah satu brosur yang ditempel di mading. Brosur yang berisikan tentang lomba band. Sebagai seseorang yang sangat menyukai hal-hal berbau musik, pemuda tersebut tertarik dengan perlombaan itu. Sebagai murid yang masih betah untuk tidak mengikuti klub manapun –karena selain masih kelas satu SMA, dia juga masih belum berminat untuk mengikuti klub, pemuda tersebut melangkah ke tempat dimana formulir lomba itu dapat diambil.

Seusai mengambil formulir, pemuda berperawakan hitam manis itu melangkah ke arah kantin dimana sahabat-sahabatnya berada. Sesampainya di tempat mereka, pemuda tersebut dengan semangat 45 meletakkan formulir itu di tengah-tengah meja sembari menggebrak, sehingga membuat tiga pemuda yang duduk di sana terlonjak kaget.

"Woi, santai dong lo. Brutal amat," keluh salah satu dari mereka. Memiliki perawakan yang hampir sama dengan pemuda tadi. Sedangkan dua pemuda yang lainnya masih meredakan keterkejutan mereka.

"Hehe sorry, sorry."

"Nyengir lo." Pemuda hitam manis tadi melebarkan senyumannya.

"Ada apaan sih, Yo?" tanya pemuda sipit yang sedari tadi diam.

"Nih," tunjuk pemuda hitam manis yang bernama Fabrio Saputra itu pada formulir lomba yang masih berada di tengah-tengah meja itu. Tiga sahabatnya melihat ke formulir itu dengan wajah bingung.

"Apaan nih?" tanya pemuda satunya.

"Formulir lomba band, dan kita harus ikut," ucap Rio dengan tekanan di tiap katanya. Mereka langsung menatap Rio dengan mulut menganga. Namun Rio menatap mereka dengan menaik turunkan alisnya.

"Maksud lo apaan kita harus ikut? Itu lomba di akhir festival, kita cuma ada waktu beberapa hari buat latihan," keluh salah satu pemuda itu, sebut saja Gabriel Dewantoro, atau kerap dipanggil Iel.

"Heh, nggak usah kayak jadi anak band amatiran lo. Lo lupa bulan lalu kita ikut festival di SMA 89?" Gabriel menyeringai sambil menggaruk-garuk kepalanya yang gatal.

"Pokoknya kita harus ikut. Kita tunjukkan keberadaan kita di sini. Jangan cuma jadi murid yang tidak kasat mata."

"Terserah elo deh, Yo," ujar pemuda sipit yang bernama Geralvin Putra Biantara, Alvin. Rio yang mendengar itu hanya mengacungkan jempolnya.

KebetulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang