" Sulli, ada yang mencarimu " Teriak Suzy dari arah belakangku, aku menoleh dan melihat Suzy, dan siBos sial! Untuk apa mereka berdua kesini, bukankah ini jamnya makan siang, dan aku akan mengutuk Suzy karena sudah memberitahu dimana keberadaanku. Beberapa Karyawan melihat kearahku, ini sudah biasa terjadi saat jam makan siang, dan pada akhirnya besok aku akan mencari tempat aman lagi untuk makan.
" Huh.. " Desahku kasar, aku meninggalkan Nasi beserta lauk yang tadinya sangat lezat itu dan mulai menatap bos ku, sialan. Kenapa ia semakin tampan saja walaupun ia benar-benar menyebalkan. Suzy mengedipkan matanya padaku lalu berlalu ketempatku duduk tadi, ternyata ia mulai menyantap makan siangku, benar-benar dia, aku kan sudah membayar mahal untuk itu. Aku membalik badanku dan mulai melihat kearah bosku yang tengah menatapku. Kenapa bisa ada manusia tampan yang begitu menyebalkan.
" Ada apa Pak? " Tanyaku malas, ia melipat tangannya didada lalu mulai menunjuk jam tangan mahal ditangannya, Heol! Aku sudah banyak melihat yang seperti itu ditangannya, kenapa dia selalu saja memamerkannya.
" Ini sudah lewat jam makan siangmu, Kembalilah bekerja " Bekerja, Apakah sekarang jam tangan mahal itu mulai kehabisan baterai. Aku melirik ponselku , masih menunjukkan pukul dua belas lewat lima belas menit dan itu artinya masih ada empat puluh lima menit lagi untuk menikmati waktu bersantaiku karena kami akan masuk pukul satu setelah makan siang usai.
" Urusi saja berkas-berkas menumpuk itu, Aku sangat lapar, biarkan Aku makan " Kataku membalasnya, dan tiba-tiba ia menarik lenganku , beberapa karyawan menatapku dengan tanda Tanya dikepalanya dan para karyawan wanita juga, beberapa dari mereka tersenyum melihat Minho dan ada yang terang-terangan menatapku tajam, kenapa jadi aku yang disalahkan.
Kami memasuki lift khusus untuk para petinggi, Liftnya selalu sepi, karena dilantai paling atas yaitu lantai empat puluh lima hanya terdapat tiga ruangan, ruangan khusus pemilik dan para petinggi perusahaan termasuk ruanganku yang berada didepannya. aku melepaskan cekalan tangannya karena tanganku begitu sakit, aku malas meliriknya tapi aku melihatnya terang-terangan melirik kearahku dari ekor mataku.
Sudah biasa bagiku menghadapi situasi seperti ini selama sebulan terakhir, sejak pertama kali aku masuk kekantor ini dan yang membuatku sebenarnya tak betah adalah sikap CEO nya sendiri, ia begitu dingin , arogan, dan semaunya saja.
" Apa jadwalku setelah ini " Tanyanya, Aku meliriknya malas, bisa-bisanya ia menanyakan pekerjaan dijam makan siang, apa ia tak makan.
" Aku tidak tahu kalau tak melihat catatannya, Pak! " Kataku.
" Kau harus mengingatnya " Ucapnya, ia menatapku tajam dan membuatku menatapnya balik dengan malas.
" Tidak penting dengan jadwal itu karena aku lapar dan ingin makan "
Ia diam kembali, dan saat lift sampai pada lantai dimana tempat kami bekerja, ia berjalan mendahuluiku dan berjalan keruangannya dengan tangan masuk kedalam saku celananya.
" Dasar bos sialan, seharusnya besok aku meminta HRD untuk memindahkanku lagi sebagai karyawan biasa aku sudah muak dengan nya " Kesalku sambil menendang pintu lift, aku berjalan kearah mejaku dengan gontai.
" Sulli cepat masuk, jangan membuatku menunggu " Teriaknya diInterkom, ingin sekali aku membanting benda itu dan membunuh siapa yang bersuara dibelakangnya, sayangnya kami terikat undang-undang dan pembunuhan itu membuatku bergidik karena aku pasti akan berakhir mengenaskan didalam penjara, dan dengan kekesalan yang terus bertambah tiap detiknya aku mulai masuk keruangannya dan ia menyeringai sambil duduk dihadapan makanan lezat yang sudah terhidang disana. Sial! Perutku langsung berbunyi kencang.,
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with a Gay ✔
FanfictionSebuah kesialan karena aku harus menjadi sekertaris seorang pengusaha kaya bernama Choi Minho, dan siapa sangka dibalik ketampanannya dia adalah seorang penyuka sesama jenis, iuhhh tak pernah aku membayangkannya walau dalam mimpi sekalipun, bagaima...