chapter 2

52 8 2
                                    

Author Pov

"Yaudah ya mah, aku jalan dulu. Gak enak sama bundanya, yang udah nungguin Clarissa." Pamit Clarissa, yang langsung berlarian ke arah pintu depan.

"Iya sayang.... hati-hati di jalan ya." Teriak Diana dengan suara lantang agar bisa terdengar oleh Clarissa, anak angkatnya, yang sudah berada di pintu depan rumah keluarga Yudhatama yang begitu luas dan megah.

Mendengar teriakkan Diana, gadis itu langsung menghentikan lariannya dan membalikkan tubuhnya. "Okay mamahku tersayang." Jawab Clarissa sambil menempelkan kedua tangannya di sisi mulutnya dan berteriak dengan sekeras mungkin.

"Woi! Jangan lupa tuh sama janji lo!" Teriak Aldry yang tak luput ingin mengingatkan janji gadis itu.

"Iya Aldry BAWELLL!" Balasnya. Langsung saja ia mengayuh sepeda miliknya yang sudah terparkir di halaman depan, lantaran tidak ingin mendengar ocehan Aldry yang menurutnya melebihi dari ocehan ibu-ibu arisan.

Melihat Clarissa yang sudah mulai menjauh dari tempatnya berpijak saat ini, sangat tidaklah mungkin untuk meneriakkannya kembali. Lalu, Aldry hanya bisa menggerutu ditempat, melihat aksi Clarissa yang membuatnya kembali digenangi kekesalan.

Clarissa yang menyadari respond Aldry seperti itu, hanya tertawa terbahak-bahak, namun segera berhenti mengayuh pedal sepedanya itu, setelah melihat pak Yoyo yang sedang berada di pos satpam rumahnya.

Pak Yoyo adalah satpam di rumah keluarga yudhatama, dan juga sudah sangat lama mengabdi dengan keluarga yudhatama. Oleh karena itu, pak Yoyo sangat tahu betul bagaimana silsilah keluarga yudhatama sekaligus akrab dengan keluarga yudhatama, termasuk Clarissa sendiri.

"Pagi pak Yoyo." Sapa Clarissa, sedikit menundukkan kepalanya.

"Pagi atuh neng." Jawab pak Yoyo dengan logat sundanya.

Pak Yoyo memang berasal dari bandung, sehingga nada bicaranya masih terdengar sedikit kesan sundanya, walaupun sudah menggunakan bahasa indonesia sekalipun. Melihat Clarissa yang sudah rapi dan sudah siap dengan sepedanya, pak Yoyo sudah bisa menebak kemana Clarissa akan pergi.

"Pasti teh, si eneng ingin pergi ka panti asuhan kan?" Tanyanya,Untuk memastikan tebakannya kembali.

"Nilai 100 untuk pak yoyooo! Bapak betul banget!" Balas Clarissa, serta memberikan kedua jempol tangannya ke arah pak Yoyo. "Clarissa pengen bantuin bunda bikin kue pak. Jadi kalau begitu, Clarissa pergi dulu ya." Lanjut Clarissa dengan tergesa-gesa, mengingat dirinya sudah benar-benar terlambat.

Mendengar nada bicara Clarissa yang tergesa-gesa, Pak Yoyo hanya bisa menganggukan kepalanya seakan mengerti dengan kebiasaan keterlambatan gadis itu.
Melihat Clarissa yang sudah semakin jauh dan hanya bisa melihat punggungnya saja, pak Yoyo hanya bisa menggelengkan kepalanya saja karena tingkah periang majikannya itu.

Walaupun gadis itu memiliki masa-masa sulitnya di usianya yang baru berusia 16 tahun, tetapi gadis itu selalu membuat orang di sekitarnya tertawa akan tingkah periang Clarissa.

Dan itulah yang membuat pak Yoyo peduli serta sayang, layaknya putri kandungnya sendiri dan berharap gadis itu akan mendapatkan kebahagiaan kelak kemudian hari.

***

Clarissa Pov

Aduh! Mampus nih gue diomelin bunda kalau telatnya kayak gini. Astaga gue lupa lagi! Gue kan disuruh bunda mampir buat beli terigu!

Dengan cepat aku memarkirkan sepedaku dan masuk ke dalam sebuah minimarket ,untuk membeli pesanan bunda. Setelah membeli pesanan bunda, dengan setengah berlari aku segera ke pelataran parkir untuk mengambil sepedaku. Terlihat jelas dari beberapa kendaraan yang terparkir, bahwa orang-orang sedang mengisi waktu liburannya untuk melakukan belanja bulanan.

ExactlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang