Part 10-Seokjin

520 65 13
                                    


SEOUL

| Gadis itu bertahan, tangannya menggenggam rerumputan dan ilalang sekitar. Ia lelah, kesakitan, merasa tak mampu bertahan lagi, dan... |

"TIDAAK!!"

Sujeong terlonjak dari tidurnya, seketika terbangun dalam sekejap seakan baru saja bermimpi buruk. Linangan peluh dingin membasahi kausnya. Sedang salah satu tangan terangkat menyentuh dahi, di mana dalam mimpi itu darah mengalir di sana. Namun nyatanya saat ini tak ada apapun, bahkan rasa sakit.

Ryu Sujeong bangkit dengan tergesa, dihadapkannya tubuh mungil miliknya itu ke arah cermin. Di sana terpantul jelas replika dirinya yang tengah berdiri lemah dan frustasi. Satu tetes air mata jatuh di pipinya, setetes lagi di sisi yang lain, begitu lagi seterusnya hingga anakan sungai tercipta deras. Ia ingin segera mengakhiri semua ini, hatinya sudah lelah tak kuasa melewatinya lagi.

"AAAA!!"

Sebuah jeritan putus asa begitu membahana terdengar memecah malam yang hening ini. Rasa sesak di dada Sujeong terluap bersama dengan teriakan frustasi itu. Sesaat setelahnya jerit suara tadi disusul dengan keributan yang lain.

Semua barang di atas meja rias disampar keras, keseluruhannya terlempar di atas lantai marmer yang dingin lalu pecah berkeping-keping. Keributan yang memekakkan telinga diiringi isak tangis Sujeong yang memilukan. Pertahanannya roboh sudah, ia tak mampu lagi bertahan dalam keadaan ini. Yang ia inginkan hanyalah mengakhiri secepatnya, mengakhiri salah satu dunianya.

Masih belum puas menyampar benda-benda di atas meja, gadis itu mengobrak-abrik sprei tempat tidur, melempar bantal dan selimut tak tentu arah. Tanpa kendali, Sujeong melakukan itu layaknya gadis yang tengah kerasukan. Meraung, mengamuk, menumpahkan ledakan emosi jiwa yang siap membunuhnya.

"YAAA!!" jerit gadis itu sekali lagi seraya meraih vas bunga dan melemparkannya ke dinding hingga pecahannya terlempar balik ke arahnya. Syukur saja itu tak melukai wajah indahnya.

Lagi, ia beralih ke rak buku dan membuang asal buku-buku yang tertata rapi di sana, menjerit sepuasnya di detik kemudian. Terdengar hembusan yang memburu, gadis itu kehabisan napas, kesulitan mendapat oksigen di sekitar. Hingga sesaat sebuah benda jatuh dari atas rak, segera mata Sujeong tertuju pada benda yang ternyata sebuah figura tua.

Ia berlutut, meraih figura yang dilumuri debu itu. Diusapnya bagian kaca yang kotor hingga terlihat lembar foto usang dipajang di balik kaca itu. Sebuah foto lama yang entah kapan diambilnya, tertampak potret diri Ryu Sujeong saat masih sedikit muda bersama seorang pangeran tampan dengan perawakan tinggi, Seokjin kakaknya. Di sana ia terlihat bahagia, bahkan kuriositas apik nan indah terpancar di wajahnya. Lelaki di sampingnya, merangkul pundaknya erat seolah tak ingin melepaskan.

Gadis itu menangis lagi, tetesan air matanya menjatuhi kaca figura, tertinggal di sana bercampur dengan debu yang menutupi.

PYARR!

Suara mengagetkan terdengar kembali. Sekuat tenaga Sujeong membanting figura itu hingga pecah kacanya. Sudah benar-benar di luar batas, ia bukan lagi Ryu Sujeong yang lembut, manja dan menggemaskan. Ia adalah Ryu Sujeong yang mengerikan, berulah menghancurkan apapun yang ada.

"Jika jalan satu-satunya untuk mengakhiri kehidupan di sini adalah dengan menghilang..." gumamnya lirih. "Aku akan menghilang, selamanya."

Meskipun harus meninggalkan seseorang, tambahnya dalam hati.

***

Dengan sebuah kardus di tangan, Seokjin berjalan mengendap-endap. Kaki telanjangnya berhenti di depan pintu kamar Sang Adik. Segera setelah kembali dari kampus, ia langsung mencari kardus yang sebelumnya tersembunyi di bawah ranjang tidurnya selama bertahun-tahun 2 tahun lebih tepatnya. Lelaki itu menarik napas dalam, mempersiapkan diri untuk bertemu Sujeong yang saat ini tengah ada sekat dalam hubungan mereka berdua.

Puzzle of the Memory [TaeJeong Vers.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang