Park Shin Hye POV on
Apa kalian percaya dengan reankarnasi?
Jangan terkejut, aku tahu pasti sebagian dari kalian meragukannya bukan?
Akupun juga. Tapi itu dulu jauh sebelum hari dimana aku melihatnya.
Ya, namja yang mirip dengan NYA.
Aku tahu pasti terdengar konyol bukan? Aku sendiri merasa hampir gila memikirkannya.
Tapi semakin hal itu kupikirkan entah kenapa aku semakin meyakininya.
Dan tahukah kalian, sekarang aku percaya reankarnasi itu ada.
Park Shin Hye POV off
***
Author POV on
Flashback-
Untuk kesekian kalinya Shin Hye menghembuskan napas lelah memandangi kalender dikamar kontrakannya. Ia menaruh buku yang sedari tadi didekapannya. Shin Hye lagi-lagi menghabiskan malamnya dengan membaca buku yang sama.
History of Reincarnation.
Ia mengusap sampul buku yang sudah terlihat usang itu seraya tersenyum tipis, sangat tipis. Shin Hye tak mengerti mengapa sekarang ia begitu menyukai buku itu ketimbang buku atau novel-novel miliknya yang lain. Padahal sejujurnya dulu, ia begitu membenci buku itu. Karena buku itu menurutnya sudah membuat kekasihnya menjadi melupakannya. Shin Hye memijit dahinya pelan ketika merasakan kepalanya berdenyut nyeri.
Sudah hal biasa baginya terlihat kacau untuk kesekian kalinya dipagi hari. Tidak! Bahkan ini sudah lebih dari setahun semenjak kejadian itu. Hidup gadis berumur 22 tahun itu seperti dijungkir balikkan. Dia sendiri terlihat tak mempedulikannya lagi. Baginya semua yang ia miliki sudahlah hilang semenjak orang itu pergi meninggalkannya.
Shin Hye mengernyit merasakan ada rasa sakit setiap kali memikirkan orang itu. Gadis itu sudah terbiasa. Shin Hye terbiasa menangisi semalaman orang tersebut. Bahkan ia seperti tak lagi hidup. Sangat jelas hanya dari penampilannya saja. Rambut yang tak pernah ia sisir lagi semenjak..-entahlah gadis itu tak ingat kapan terakhir kali ia mencuci dan mensisir rambutnya. Mata bulatnya yang dulu selalu terlihat ceria dan meneduhkan sekarang begitu sendu dan memancarkan sebuah kesedihan begitu dalam. Selain itu akibat menangis semalaman membuat kedua matanya bengkak dan merah. Kantung matanya pun menebal. Shin Hye benar-benar seperti mayat hidup bukan?
"Sehari lagi, bisakah besok kau kembali sebentar saja?" gadis itu bermonolog seolah orang yang ia sebut itu berada dihadapannya.
Bibir mungilnya sedikit terangkat tapi terlihat kaku dan canggung. Ia sendiri bahkan lupa kapan terakhir kali ia tersenyum. Mungkin setahun yang lalu ketika orang itu datang padanya dan memberinya sebuah kabar bahagia. Ya, Shin Hye pikir saat itulah kebahagiaannya yang terus membuatnya sulit keluar dari lingkaran ini. Lingkaran masa lalunya. Masa lalu yang mengubah dirinya menjadi gadis penyendiri dan tertutup.
Shin Hye melangkah kakinya kearah dapur, gadis itu berniat untuk sarapan barang sedikit saja. Dia hanya tak ingin menghabiskan waktu seminggu lagi dirumah sakit seperti minggu lalu. Lambungnya lebih sensitif sekarang. Tangan mungil Shin Hye membuka lemari makannya dengan cekatan. Lalu sebelah tangannya yang lain merogoh mencari bungkusan berwarna merah itu.
Ramyun.
Ia akan sarapan dengan semangkuk ramyun, lagi untuk kesekian kalinya di minggu ini. Shin Hye menurunkan tangannya begitu tak menemukan sisa ramyun dilemari makannya. Gadis itu baru sadar ia kehabisan ramyun sejak kemarin. Ia sendiri merutuki dirinya yng semalam membatalkan niatnya sendiri untuk pergi ke mini market. Mau tak mau sekarang gadis itu harus pergi keluar berbelanja makanan meskipun dirinya tak terlalu suka berada diluar sana. Bukan! ia tak hanya tak terlalu suka tapi teramat tak suka. Tepatnya gadis itu takut berada diluar kamar kontrakannya. Meski hanya semenit saja bagi Shin Hye itu sangatlah menakutkan. Baginya dunia luar terasa begitu menakutkan dan kamar kontrakannyalah yang paling aman. Kalaupun harus benar-benar pergi keluar gadis itu lebih memilih pergi pada saat malam hari. Tapi sekarang Shin Hye benar-benar harus pergi keluar di pagi hari untuk pertama kalinya semenjak kejadian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light✔
FanfictionPSH Reankarnasi? Apa kau percaya dengan hal itu? Jika begitu apa aku boleh mempercayainya? Bolehkah aku mempercayai bahwa kau itu adalah DIA? Bolehkah? JYH Siapa dia? pertanyaan itu terus saja mengganggu dipikiranku. Ya, gadis itu, entah mengapa aku...