1. Bos dan Temannya yang.... Aneh

1.2K 97 47
                                    

Married With a Gay © 2016, Acilestari (acilChoi). All rights Reserved.

Support Cast : Baek Suzy, Choi Siwon, Kwon Yuri, Suho EXO, and other (find by yourself)

ROMANCE, COMEDY, MATURE, FRIENDSHIP, SAD || PG : +17 – Important!MATURE FOR LANGUAGE CONTENT


" Maksudnya kau menyuruhku untuk menungguimu makan, begitu. Ya tuhan " Desahku kesal setelah melihat beberapa makanan lezat penggugah selera hadir didepanku. Aku menatapnya tak percaya, Jadi ia memanggilku hanya untuk menemaninya makan, Jinjja.

" Kau terlalu banyak mendesah , duduklah dan nikmati "

" Menikmati makan bersamamu merupakan keinginan terakhirku didunia ini Pak, Terima kasih aku akan kembali pada makanan ku tadi "

" Kau masih yakin sekali kalau makananmu masih tersisa disana, bagaimana kalau Suzy sudah melahapnya habis " Oh iya! Aku bahkan melupakan teman kuliahku yang kurang ajar itu, bagaimana bisa ia memberitahu Minho kalau aku ada sedang bersembunyi dari Minho yang akan mencariku dijam makan siang itu.

" Aku akan membelinya lagi, susah sekali " Kata ku sambil berlalu meninggalkan ruangannya. Ia tak menahanku, dan masa bodo ia mau menahanku atau tidak yang jelas aku malas sekali bertemu dan berpandangan dengannya.

Aku membuka pintu itu lebar dan kulihat seorang laki-laki tampan berdiri disana dengan senyum yang sangat manis diwajahnya. Aku menunduk dan mengucapkan salam padanya, bisa kuasumsikan kalau ia adalah teman atau rekan bisnis si manusia menyebalkan itu. Aku menggeser tubuhku dan dibelakangku ternyata sudah berdiri si Pak Minho dengan tubuh tegap, seberusaha mungkin aku tak mengeluarkan liur menatap tubuhnya yang tercetak jelas dibalik kemeja berwarna biru laut miliknya setelah ia menanggalkan jas nya.

" Kau sudah datang " Kudengar sang bos menyapanya dengan senyum manis diwajahnya dan laki-laki didepannya tadi tersenyum tak kalah manis padanya, jadi dia memesan makanan sebanyak itu untuk temannya yang baru saja datang itu, bukan untukku! Ishhh.

Kulihat mereka saling mendekat dan tak lama berpelukan, Heol! Berpelukan , Aku saja dengan Suzy tidak sampai segitunya kalau sedang kangen, gelagat mereka membuatku aneh, jadi aku putuskan untuk mundur dan kembali ke mejaku. Aku mengambil uang dari dalam tasku, dan suara pintu tertutup terdengar disertai suara kunci yang diputar.

Aku pertama kali melihat temannya yang tadi berdiri didepanku, sungguh tampan dengan wajah yang kalem tentunya dengan rambut berwarna coklat yang begitu menganggumkan, apa? Kenapa jadi memikirkan dia, jangan-jangan aku menyukainya, tidak.. tidak aku tak boleh jatuh cinta.

Sebelum pikiranku mengarah kemana-mana aku mengambil kunci mobilku dan segera mencari restaurant untuk aku mengisi perutku.

*****

Seusainya makan siang aku segera kembali kekantor sebelum dia marah, malas sekali berdebat dengan orang yang menurutku sangat tak penting. Dia memang penting dan berperan andil dalam perusahaan ini, tapi tidak dengan hatiku karena aku sangat membencinya, catat! Membencinya.

Aku benci kearoganannya, aku benci semua perintahnya, aku benci semua makian dan omelannya, dan terlebih aku benci semua yang ada pada dirinya, kenapa bisa orang sebegitu menyebalkan seperti dirinya berwajah sangat tampan bagai malaikat, itu sangat tak adil. Kakak Iparku juga tampan, tapi aura nya tak semengintimidasi seperti dirinya, dia kalem, tampan, dan juga sangat baik terutama pada Kakakku.

Ngomong-ngomong tentang Kakakku aku jadi merindukan sicerewet itu, kadang aku kelaparan tanpa masakan-masakan lezat buatannya, jadi kuputuskan untuk mengirimkan pesan padanya dan kapan kembali kesini. Sebelum aku membuka kunci layar ponselku, ponselku terpental begitu saja sekitar tiga meter, dengan mata membulat aku langsung mengambilnya dan mengeceknya apa yang cacat, dan untung saja saat aku nyalakan masih bisa. Kulihat orang yang tadi menabrakku yang sepertinya dengan sengaja. Lihatlah dengan tanpa dosanya ia hanya diam sambil memasukkan tangannya kedalam celana mahal miliknya, aku membuang wajahku kesal, baru tadi aku mengumpat tentangnya dan kini ia sudah ada didepanku dengan sejuta pesona yang ia punya.

Dengan cepat kubalik langkahku, aku setengah berlari menuju lift demi tak bertatap muka dengannya. Sungguh sial! Masa bodo dengan kemarahannya , Buru-buru aku menuju mejaku, aku tahu ini sudah lewat setengah jam dari jam makan siangku karena aku harus membeli sesuatu yang kuperlukan , mumpung tadi makan siang dimall.

Aku mulai menyalakan laptopku kembali, beberapa kerjaan masih mangkir disana dan bos sialan itu menyuruhku harus selesai hari ini juga walaupun aku harus lembur. Dan persediaan makananku juga masih ada jadi aku masih bisa sedikit bersantai mengerjakannya walau harus lembur sampai malam sekalipun.

Kudengar langkah berat mendekat padaku, malas sekali aku menoleh kalau tahu itu bos sialanku, kulihat ia sudah berdiri disampingku karena aku merasakan sisa hembusan nafasnya dikepalaku, aku hanya diam malas meladeni. Jadi kuputuskan untuk mengetik laporan yang memang harus selesai itu dengan kecepatan sepuluh jariku.

Tapi tangan dingin itu menghentikannya , saat aku tahu itu bukan tangan kasar Bosku yang biasa menarikku aku mulai mendongak, dan laki-laki yang tadi bersama siBos berdiri disana dengan senyum lebar diwajahnya. Dengan gugup aku berdiri dan memberikan salam padanya.

" Minho mencarimu tadi " Ucapnya, suaranya halus , walaupun nadanya besar khas laki-laki.

" Aku telat , yah " Aku sebenarnya jijik dengan nada suaraku yang keluar tapi itu naluri, ia sangat tampan jadi aku sedikit gugup.

" Yah, sangat banyak, ia hampir membalik meja kerjanya kalau kau tak kembali. Siapa namamu " Aku sedikit terkekeh Sialan ada apa dengan jantungku. Aku sudah biasa bukan dengan para relasi muda yang tampan dan kaya tapi kenapa dia.., mengajakku berkenalan, tidak seperti biasanya.

" Choi Sulli, Cukup Sulli saja Pak "

" Kim Joon Myeon, panjangnya. Cukup Suho saja kalau panggilannya "

" Baik Pak " Kataku mengangguk mengerti, ia tersenyum lagi. Sial! Jantungku makin berdegup kencang, kenapa ada manusia yang sangat tampan saat tersenyum,kakiku rasanya sudah lemas dengan tingkahnya barusan, jadi kuputuskan untuk memegang pinggiran meja demi menyangga tubuhku yang hampir jatuh ini.

" Sudah lama bekerja bersama Minho " Waw! Dari tadi ia memanggil Minho dengan namanya saja, bisa aku asumsikan bahwa ia sangat dekat dengan Bo itu.

" Baru satu bulan yang lalu "

" Tapi kau yang paling awet bekerja dengannya, biasanya para sekertarisnya hanya akan bertahan sampai seminggu atau dua minggu karena keegoisannya " Katanya mulai bercerita.

                                  " Sebentar lagi juga aku akan keluar " Batinku.

" Aku.. Aku sangat membutuhkan pekerjaan ini " Akuku, ia tersenyum dan aku makin mengeratkan peganganku.

" Oh begitu. Kuharap kau betah , selamat bekerja kembali maaf mengganggumu " Katanya sambil melambaikan tangannya padaku, aku tersenyum malu-malu dengan wajah memerah karena ulahnya lagi, tapi ia berbalik kembali saat aku mulai duduk dikursiku.

" Ada apa Pak ? "

" Bisakah aku meminta nomer ponselmu " Baru saja berkenalan, lalu meminta nomer ponsel! Bukankah itu tanda-tanda orang yang hendak mengajak kencan. Aku terkikik dalam hati.

" Mm. untuk apa? " Tanyaku mulai berani, aku tetap meraih ponselku karena aku sendiri tak pernah menghapalnya walau sudah mempunyainya hampir seumur hidupku.

" Untuk bertanya-tanya apa saja yang akan dilakukan Minho dengan wanita cantik seperti dirimu " Katanya, aku tersipu dan dia ikut tersipu, kurasa orang didepanku berlebih karena terlalu mengkhawatirkan Minho. Beberapa kecurigaan mulai hingga dikepalaku, tapi aku mulai menyebutkan nomerku dan ia mengetiknya diponselnya.

" Apa yang kau lakukan " Nah! Itu suaranya, kenapa ia mengganggu saja! Ia mendekat pada Suho lalu merangkulnya. Tadi berpelukan sekarang merangkul, tingkah mereka membuatku curiga saja.

" Tidak ada, ayo masuk " Katanya, Lalu mereka saling merangkul lagi, dan menghilang dibalik pintu besarnya.

Aku menaruh ponselku diatas meja dan mulai berpikir aneh-aneh, apakah mereka... ?? berpacaran??

to be continue..

Married with a Gay ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang