Chapter 4

70.1K 2.6K 62
                                    

*Remake fansfic korea dengan judul The passionnate of love -Banyak mengandung unsur dewasa-

Haiii,,, Bang Ben hadir yaa siaang ini.. enjoy reading...

Ben berjalan menuju kearah lelaki tersebut, lalu Ben memegang tangan lelaki itu yang menggenggam tangan Fiona, "Seharusnya Kau yang melepaskannya." Ucap Ben dengan nada dingin sambil melepas paksa genggaman tangan lelaki itu pada tangan Fiona, lalu menyeret Fiona dengan paksa keluar dari ruangan tersebut.

"Kak Angga, jangan khawatir, tunggu aku di situ, oke?" Teriak Fiona sambil menatap ke arah Angga. Dan entah kenapa kata-kata Fiona tersebut membuat Ben semakin murka.

***

Chapter 4

Ben masih saja menyeret Fiona menuju ke tangga darurat, tak peduli dengan rintihan Fiona dan juga pandangan semua orang di rumah sakit itu.

"Ben apa yang kamu lakukan.??" tanyanya setelah mereka memasuki tangga daurat yang sepi.

Ben menghempaskan tubuh mungil Fiona ke dinding, di kurungnya tubuh Fiona dengan kedua lengannya, lalu Ben rapatkan tubuhnya dengan tubuh Fiona. Fiona menatap Ben dengan tatapan tajamnya, Fiona bahkaan merasakan gairah Ben yang sudah mengeras di bawah sana dan menempel dengaan sempurna di perut bawahnya. Ben menundukkaan kepaanya, menataap Fiona dengan tatapan intensnya. Jarak pandang mereka hanya beberapa inci, deru napas mereka saling bersahutan.

"Kamu.. Kamu mau apa?" Tanya fiona dengan suara terpatah-patah. Ben tau jika wanita di hadapannya itu sedang gugup..

"Kamu tau apa yang ku inginkan." Jawab Ben dengan menyunggingkan senyuman miringnya.

"Kita sudah selesai Ben"

"Tidak, Aku belum puas.." Ucap Ben secaara terang-terangan

"Apa??" Fiona membulatkan matanya karena terkejut. Astaga... Fiona tak meyangka jika Ben akan berkata terang-terangan seperti itu. Sedangkan Ben tamak sedikit menyunggingkan senyumannya, ia sangat suka melihat ekspresi Fiona saat ini. Dan Astaga.. Ben benar-benar tak dapat menahan gairahnya lagi.

"Kenapa kamu meninggalkanku tadi malam?" Tanya Ben mencoba mengalihkan perhatiannya dari gairahnya yang seakan sudah meletup-letup di dalam dirinya. Sumpah demi apa pun juga,, jika saja saat ini mereka bukan berada di rumah sakit atau di tempat umum, mungkin Ben sudah menelanjangi Fiona ssaat ini juga. Fiona benar-benar tampak menggoda di matanya.

"Aku ada urusan.." jawab Fiona dengan enggan.

"Benarkah..?" Ben memegang dagu Fiona kemudian membuat Fiona menengadah menatap ke arahnya. Astaga.. Bibir itu... Ben benar-benar tak dapat menahannya lagi. Ben menyambar bibir ranum milik Fiona, memangut bibir manis dan lembut tersebut, dan Fiona tak melawan,. Fiona menikmatinya bahkan membalas ciuman panas yang di beikan oleh Ben. Ben merasakan tangan Fiona melingkar di lehernya. Ben pun kemudian meraih pinggang fiona yang ramping lalu menariknya semakin dekat hingga menempel sepenuhnya dengan tubuhnya.

Mereka berciuman panas cukup lama seakan-akan tak ada akhirnya. Ketika Fiona menepuk-nepuk dada bidang milik Ben, Ben sadar jika Fioa mulai kehabisan nafas. Ben melepaskan ciuman mereja, jarak mereeka kini hanya beberapa inci, Ben merasakan Fiona bernapas dengan tersenggal-senggal. Dan ia pun sama.

"Aku suka melihatmu seperti ini, kamu.. Cantik" entah kenapa kata-kata itu tiba-tiba saja keluar dari bibir Ben, Ben sadar jika ia tak pernah mengucapkan kalimat-kalimat seperti itu pada wanita-wanitanya..

"Aku harus pergi." Ucap Fiona sambil meninggalkan Ben, tapi secepat kilat Ben meraih tangan Fiona dan kembali menghempaskan tubuh Fiona ke dinding sekali lagi. Nafas Fiona masih tersenggal-senggal karenaa ciuman panas yang tadi mereka lakukan.

Passion of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang