chapter 3

33 8 0
                                    

Author Pov

Terdengar suara dering smartphone seseorang dengan lagu Adventure Of A Lifetime, yang sudah menggelegar di sebuah kamar milik seseorang. Dengan malas pemilik kamar itu mengambil smartphone tersebut, yang ternyata itu adalah sebuah panggilan dari seseorang yang selama ini masih peduli dengannya sekaligus yang sudah ia anggap menjadi bagian keluarganya dan sahabat karibnya. Langsung saja ia mengangkat panggilan itu dengan setengah kesadarannya, lantaran nyawanya yang masih belum terkumpul dengan sempurna.

"Hallo?" Tanya lelaki tersebut dengan suara serak khas tidurnya.

"Hallo Bro?" Jawab seseorang di penggilang tersebut.

"Apaan sih lo? Bangunin orang lagi tidur aja deh. Kalau gak penting, gue matiin aja deh nih hp." Ujar lelaki yang diketahui bernama Radith, itu dengan kesal terhadap orang yang kini sedang menelphone-nya, yakni sahabtnya yang bernama Rizky  yang sudah membuat mood-nya menjadi buruk pagi ini.

"Santai dulu Bro..., gue nelpon lo karena ada hal penting yang harus gue sampein ke lo." Ujar Rizky yang secara tak langsung membuat kantuk yang masih menguasai dirinya itu, segera sirna dari dirinya, karena merasa sangat ingin tahu dari ucapan sahabatnya tersebut.

"Langsung aja lo kasih tau ada apaan! Gak usah pake basa-basi!"
Ujar Radith yang amarahnya sudah mulai tersulur ke seluruh tubuhnya, lantaran sahabatnya itu sudah benar-benar membuat dirinya kesal.

Rizki hanya bisa menghela napasnya dengan kasar, mengingat akan kelakuan sahabatnya itu yang sudah sangat lama ia mengenalnya."Oke-oke. Jadi begini bro, gue cuman pengen kasih tau sama lo. Kalau David sama temen-temennya udah mulai merampas  hak milik kita, sebagai penguasa di sekolah kita. Sepertinya dia gak mau kalah sama lo bro."  Jelasnya dengan perasaan kekhawatiran yang sudah melanda pikiran Rizky. Karena jika semua itu terjadi, maka rencana yang dirancang dengan baik oleh Radith sejak dulu, akan hancur sia-sia hanya karena masalah ini. Dan ia tidak mau sahabatnya mengalami hal buruk seperti dulu lagi.

Walaupun semuanya sudah berubah, kenyataan pahit yang harus ia terima dengan rasa sakit yang sudah menyayat hatinya itu, akan selalu ada di benaknya dan masih ia rasakan hingga saat ini. Bahkan Radith masih Sulit untuk menerima peristiwa itu hingga saat ini, namun Radith sudah berusaha untuk melupakan itu semua, walaupun memang sangat sulit baginya untuk  berusaha melupakan semuanya dengan sekejap.

Dan meskipun sahabatnya itu memang orang yang cukup kejam dan sombong, tapi ia sangat tahu betul jika sahabatnya itu adalah orang yang baik dan tidak akan berubah menjadi sekarang hanya karena masa kelamnya yang amat menyakitkan.

"Lo gak usah khawatir, biar gue yang selesain masalah ini!" Ujar Radith dengan nada dingin dan menekan yang sepertinya sekarang amarahnya sudah memuncak, setelah terjadi keheningan diantara mereka.

"Tapi dit? Gua pengen ban-"

"BIAR GUE AJA!" Sela Radith segera, dengan amarahnya. Ia tidak mau Rizky terlibat dengan masalah pribadinya lagi.
"Gue gak mau lo ikut campur dengan masalah yang ini." Lanjutnya lagi.

mendengar sang sahabat mengucapkan kata itu, ia tidak bisa berkata apapun lagi, karena semuanya akan sia-sia jika berbicara dengan seseorang yang keras kepala seperti sahabatnya.
"Gue percaya sama lo dit, tapi kalau ada sesuatu yang sulit lu selesain sendiri, lo harus bilang sama gue." Tegas Rizki, dengan perasaan yang sedikit kurang yakin terhadap sahabatnya.

Tetapi, tiba-tiba saja panggilannya terputus. Dan ia menebak jika Radith sengaja memutuskan panggilannya itu. Lalu orang yang diketahui bernama Rizky itu, hanya memandang smartphone-nya dengan nanar dan perasaan kurang yakin dengan ucapan sahabatnya, yaitu Radith Pratama Wijaya.

ExactlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang