TIGA BELAS

2.7K 231 12
                                    




"Obliviate!"

Seru seorang gadis yang tengah melatih kekuatan sihirnya di ruang penyimpanan. Ruangan itu gelap, penuh barang dan ber-aroma seperti debu dan juga sepi. Gadis itu sendirian, hanya ada dirinya dan sebuah dendam dalam dadanya. Parasnya cantik tapi mungkin tidak dengan hatinya. Matanya memancarkan kemarahan yang ia simpan sejak lama. Ia menyibakan rambut brunette nya ke samping. Keringat bercucuran di sekitar leher dan wajahnya, tetapi gadis itu tidak peduli.

Ia memiliki segalanya. Harta, kecantikan, popularitas, dan juga kecerdasan. Jangan salahkan cinta jika hanya cowok itu yang tidak bisa ia dapatkan.

Ia mencintai Draco dengan segala usaha dan pengorbanan. Walaupun mungkin bagi cowok itu, cinta nya adalah buta dan menjijikan. Tapi bukan dirinya jika tidak berusaha sekuat tenaga. Ini bukan tentang perjuangan heroik yang meluluhkan, melainkan misi jahat. Dan dia harus melakukannya. Entah hatinya atau jalan pikiran nya yang tidak masuk akal, namun kali ini benar-benar tak ada keraguan didalam hatinya.

Dia telah melakukan segala cara agar cowok itu, Draco, berpaling padanya. Cowok itu juga tidak tahu bahwa karenanya, ia tahu rasa kasih sayang. Jika orang-orang memandang dirinya sebagai gadis kejam, mungkin mereka hanya belum merasakan hal-hal buruk yang menimpa dirinya sebelumnya.

"Obliviate!"

Berulang kali ia menghentakan tongkatnya kedepan hingga telapak tangannya memerah, namun tidak  ia hiraukan . Ia benar-benar sudah tidak peduli lagi siapa yang akan lebih tersakiti dalam permainan yang dibuatnya. Entah sasarannya, atau justru tokoh utamanya, yang mana adalah dirinya sendiri, si cantik Astoria Greengrass.

***

Pansy Parkinson adalah teman dekat Astoria sejak tahun pertama sekolah. Mungkin lebih tepatnya 'satu-satunya' yang bertahan. Pansy memiliki rambut panjang bergelombang berwarna pirang. Ia tinggi dan memiliki wajah yang cantik. Namun Pansy berbeda dengan Astoria. Ia adalah gadis yang baik dan juga ramah dan berteman dengan siapa saja. Banyak murid Hogwarts yang sering bergossip akan hubungan pertemanan antara dirinya yang baik dan Astoria yang angkuh.

"Jadi, beritahu aku tentang semuanya. Tentang rencana yang kau bilang akan kau ceritakan dan kau sebut 'besar'." Kata Pansy. Lalu Astoria menoleh ke kanan-kiri, memastikan bahwa tidak ada orang yang menguping pembicaraan mereka di lorong. Kemudian gadis itu menceritakan segalanya yang telah ia siapkan dan akan ia jalankan nanti sambil berbisik.

Pansy benar-benar terperangah dan tidak bisa berkata apa-apa. Wajahnya menggambarkan ekspresi terkejut yang amat luar biasa hingga ia mengenggam erat pinggrian jendela. Gadis itu bersandar ke dinding dan menatap Astoria.

"Kau gila, Astoria." Pansy terdiam sebentar, "Kau tidak bisa melakukannya dan walaupun kau bisa—hal yang kau lakukan ini adalah terlarang!"

Astoria terkekeh dan tersenyum licik, "Dan aku memerlukan-mu dalam rencana ini."

"whoa whoa whoa, tunggu. Kau tidak lihat bagaimana reaksi ku barusan? Dan kau mencoba untuk melibatkan aku kedalam semua ini?" Gadis itu diam dan menghela nafasnya, lalu melanjutkan, "Astoria, aku tahu kita berteman baik tapi kumohon jangan tempatkan dirimu pada situasi yang ber-resiko."

Lagi-lagi Astoria terkekeh, namun kali ini Ia memicingkan matanya, "Menurutku, justru kau yang takut akan ditempatkan pada rencana-ku".

Pansy mengusap-usap wajahnya dengan kedua tangannya. Ia menopang kepalanya dengan siku menempel ke dasar jendela, masih menutup wajah.  Ia benar-benar gusar dan bingung apa yang harus ia katakan. Berdebat dengan Astoria sama saja dengan berdebat dengan tembok. Tidak akan di hiraukan.

"Begini, yang harus kaulakukan hanyalah mengalihkan perhatiannya, seharian penuh." Astoria menoleh ke arah pansy, berusaha membujuk temannya.

"Tidak. Tidak akan kulakukan." Kali ini pansy membuka tangannya yang sedari tadi menutupi wajah.

"Ayolah pans, hanya sedikit mengalihkan. Tak ada yang salah dari membantu teman baik-mu sendiri kan?"

"Tapi membantumu membuatku menjadi jahat!". Pansy berteriak didepan Tori, gadis itu marah dan ia tidak bisa menahannya lagi.

"Jadi maksudmu aku jahat? Itu yang sedaritadi ada di kepala mu?", Tori mendekat kan tubuhnya kearah Pansy.

"Aku tidak bilang bahwa kau jahat, tapi rencana-mu lah yang kusebut jahat!". Pansy mengangkat jari telunjuknya ke arah Tori.

"Kalau begitu bantu aku."

Pansy tidak sadar bahwa wajahnya sudah basah akan air mata. Bukan sedih, melainkan marah yang membuatnya menangis. Ia marah karena gagal meluluhkan hati temannya, ia marah karena telah membiarkan kesalahan besar yang akan dijalankan Tori. Ia menunduk sebentar lalu mengusap wajahnya.

"Baiklah. Jika itu yang kau inginkan." Pansy menghela nafas, " Tapi hanya satu kali, setelah itu aku tidak ingin terlibat apa-apa lagi." Dan ia marah karena membiarkan dirinya masuk kedalam permainan.

Tori merangkul temannya sambil berkata, "Kau tahu bahwa aku tidak pernah ingkar".

***

-70 VOTES FOR NEXT UPDATE-

HAIIII!!! Akhirnya aku kembali publish setelah sebulan ngilang gajelas. Gara gara lebaran, terus aku naik kelas 9, gaada wifi juga (wkwkwk), daan ngeliatin readerss. Karena gaenak nge update part baru kalo misalnya part sebelumnya readers masih sedikiit. Jadi gitudehh. Tapi stay tune yaa, sebenernya udah ada banyak part di laptop cuma tinggal nge update nya aja;)

Btw, read my new flashfiction (cerpen) judulnya 'CHANCE'. bisa langsung diliat di works aku yaa. cast nya Aidan ( as lucky blue smith), Aubrey (as barbara palvin), and sabrina (as pyper smith). Jangan bingung kalo misalnya cuma ada 1 part dalam cerita itu, karena emang konsep nya cerpen, cepet abis cepet selesai. Tapi ada niat mau dipanjangin sih per cast nya dibuat buku. semoga bisa ya doain aja hehehhe.

sekali lagi maaf kalo lama, enjoy! xx

Stay (dramione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang