"She really left. She left bringing her firework with her and gave only black smoking ash in his heart"
Kiera's Pov
Langkah sneakers dan suara kamera serasa menggema di bahu jalan kota New York, mempertahankan mataku agar tetap terbuka.
Seriously? Aku telah menguap sekitar 10 kali di pagi ini. Dan percaya atau tidak aku memang telah menghitungnya.
Jika kau harus bangun saat subuh setelah seminggu penuh tidak mendapat tidur cukup, maka kau mungkin akan menjadi sepertiku yang menghitung berapa kali aku menguap dalam waktu sejam.
Aku bahkan tidak memperdulikan gaunku yang tidak cocok dengan sneakers atau pikiran orang orang mengenai gayaku sekarang. Cukup aneh memang karna aku di sebut sebut sebagai salah satu ikon fashion.
Tanpa memperdulikan paparazzi yang memanggilku, sekaligus berterima kasih kepada siapapun pembuat kacamata hitam. Akupun membuka pintu cafe, tempat di mana sahabat sahabatku sudah menungguku.
"Kiera!!!!!!!" Panggil Rosalind sahabatku. Akupun melangkahkan kakiku menghampirinya, kulihat Luna sahabatku yang lain sudah berada di situ juga dan melambaikan tangan padaku.
Luna, atau yang nama panjangnya Luna Yosi Evans adalah sahabatku sejak masih bayi, yang di mulai karna ibuku dan ibunya adalah sahabat juga. Ia adalah gadis yang sangat cantik, dengan rambut panjang lurus berwarna hitam legam, yang terlihat kontras dengan kulitnya yang seputih porselin dan bibirnya yang semerah dan lumayan besar seperti Angelina Jolie. Aku tidak bercanda, memang sebesar itu.
Sedangkan Rosalind Bell atau biasa yang kami panggil Rose adalah gadis berkulit cokelat hangat yang eksotis, ia bertubuh sangat seksi. Aku tidak naksir tentu, hanya memang seperti itu. Rambutnya cokelat keriting bergelombang, cocok dengan warna matanya yang hitam kecokelatan. Berkebalikan denganku yang mempunyai rambut cokelat kemerah merahan acak acakan dan mata cokelat hazel membosankan.
Dan saat kubilang sahabat sahabatku ini sangat cantik dan seksi, mereka bisa saja menjadi model, artis dan terkenal.
Tapi tidak, Luna memutuskan untuk menjadi CEO di perusahaan ayahnya. Sedangkan Rose bekerja bersamaku di perusahaan majalah yang kami bangun bersama.Aku bertemu Rose saat aku di Yale di kelas english, Ia adalah gadis satu kelompok denganku di suatu projek. Pertama bertemu dengannya, aku terlalu jengkel berbicara dengannya. Ia begitu bawel dan hampir membuat panas telingaku. Sesuatu yang biasa kuhindari, hingga suatu saat Ia membuatku tertawa. Dan jujur saja aku terkenal dengan gadis yang susah di buat tertawa. Astaga, mengapa aku terdengar seperti pick me girl?
Dari situ kami mulai berbicara dan ternyata terhubung satu sama lain di banyak hal. Di saat bulan bulan pertamaku yang penuh kekosongan karna meninggalkannya, Rose lah yang membuatku tertawa, memberiku gossip gossip dunia luar gak jelas hingga aku kembali ke sikap menyebalkanku. Bahkan yang lebih baik lagi, ketika aku mengenalkannya ke Luna, lucunya Ia langsung cocok dengan Luna sehingga tidak butuh lama bagi kami menjadi trio terkenal di Yale. Tidak bercanda, tapi kami jadi cukup terkenal dulu di kampus.
Jika orang luar melihat persahabatan kami memang cukup aneh, bila dilihat dari luar kami adalah gadis gadis yang punya rupa berbeda. Luna berkulit putih pucat, Rose berkulit cokelat dan warna kulitku putih medium, cukup kontras bukan? Bahkan sifat sifat kami pun berbeda. Luna cenderung pendiam, bijaksana, dan si baik di grup. Rosalind yang paling berisik, tukang gossip, dan yang kalo ngomong gak pernah mikir sedangkan aku adalah si jutek, si sarkastik, paling menyebalkan dan si bitchy di grup. Tapi dari perbedaan itulah yang menyatukan kami, perbedaan itulah yang membuat kami bersama dan perbedaan itulah yang takkan kutukar demi apapun di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Hell
RomantikAda begitu banyak hal yang ingin kukatakan, Namun tidak ada sepatah katapun yang mampu keluar dari bibirku. Mataku ingin menangis, meneteskan air mata yang tak kunjung turun, Namun hanya rasa hampa yang memenuhi ruang kosong dalam diriku. Di dalam h...