IG 2: MUSUH-MUSUH

7K 800 145
                                    

UKM mereka selalu bertemu untuk berseteru. Gian yang awalnya tidak peduli dengan jabatan di UKM Fotografi akhirnya harus terseret arus. Para anggota senior sepakat untuk menunjuk Gian dengan alasan lelaki itu bisa jadi kekuatan baru di UKM Fotografi. Sudah cukup UKM Fotografi diremehkan oleh UKM sebelah. Sudah cukup! Bahkan kalau mereka tidak salah, selama ini UKM Fotografi sudah terlalu banyak diam hanya karena tidak mau memperkeruh suasana. Meski mereka sempat kesal setengah mati kalau UKM Hiking selalu saja mencari gara-gara. Sekarang, orang paling cuek di UKM Fotografi sekaligus orang paling sialan yang pernah mereka tahu akhirnya harus memikul tanggung jawab yang sama sekali dia benci.

Gian harus jadi ketua.

Tidak masalah sebenarnya. Hanya saja, menjadi ketua berarti harus ikut drama dan pertengkaran kekanakan itu. Gian tidak suka. Apalagi ketika dia tahu siapa calon ketua UKM sebelah. Gian tidak suka pada orangnya. Lelaki arogan dan juga urakan yang agak sengak. Gian tidak ingin berurusan dengan lelaki semacam itu!

"Kenapa harus aku?" Gian berteriak kencang di ruang UKM-nya. Anggota senior yang lain hanya tersenyum miris sesekali. Gian sangat tepat untuk posisi ini. Kalau mereka sayang pada UKM-nya, maka Gian harus tetap menjabat sebagai posisi itu.

"Karena kamu yang cocok untuk posisi ini!" Senior yang lain bersuara.

"Kalian tidak malu dipimpin oleh anak bawang?"

Mereka menggeleng kompak. Bahkan para junior juga sangat menyayangi Gian. Gian adalah oase yang mereka temukan di padang pasir. Hasil fotonya juga benar-benar sialan. Dia tidak pernah tertarik dengan pemandangan indah seperti yang Adnan ambil. Dia lebih suka mencari objek yang tersembunyi dan juga jarang diperhatikan orang.

"Aku setuju!" Adnan mengangkat tangan. Gian melotot ke arahnya.

"Pengkhianat!" keluh Gian lagi. Adnan hanya mengangkat bahu, lantas tersenyum puas ke arahnya.

"Aku sangat setuju! Super setuju!" ucap Adnan lagi, menggebu. Harusnya tidak boleh seperti ini. Gian tidak tertarik, namun kalau memang sudah diberikan tampuk kekuasaan sebesar ini... Gian tidak bisa mundur.

"Jangan seret aku ke dalam pertengkaran kekanakan dua UKM ini!" Gian masih menjerit tidak terima, sementara para senior hanya menggeleng pelan.

"Hukum alam!"

Sudut bibir Gian naik sekian centi. Alisnya berkedut. Itu ekspresi ketika Gian merasa terusik dan kesal setengah mati.

"Aku akan menghancurkan mereka!"

Kali ini yang lain bersorak, bergembira, bahkan bertepuk tangan. Salah satu senior memeluknya erat. Akhirnya setelah perdebatan dan perundingan alot itu Gian setuju juga untuk dijadikan pion paling penting dalam papan catur perang ini. Ketika anggota yang lain sedang bersorak kencang, suara pelan Gian menyentakkan kebahagiaan mereka.

"Setelah itu aku akan menghancurkan UKM ini!"

"Hah?!!"

"Aku tidak ingin adik angkatan kita dijadikan ajang balas dendam..."

Maka hari itu semua anggota UKM Fotografi seperti sedang menghujat dan menyidang Gian di sana. Gian menguap sesekali. Tingkah licik dan sialan Gian selalu jadi alasan utama kenapa para anggota UKM Fotografi begitu getol mengajukan dirinya jadi ketua. Gian tidak merasa seperti itu, hanya saja... dia mendapat ancaman sejak awal.

Vespanya.

Setiap manusia punya satu barang yang akan jadi kesayangannya. Barang yang jauh lebih berharga dibanding barang lainnya. Sesuatu yang dia banggakan dan dia sayang meski bentuknya tidak bagus-bagus amat. Gian cinta vespanya. Vespa itu yang jadi kenangan masa kecilnya bersama sang kakek. Gian tidak akan pernah rela kalau ada yang menyentuh vespanya, apalagi dengan kedok ancaman seperti ini.

Ketika Nama Tuhan Kita BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang